[06] Protect And Care

1.3K 157 3
                                    

Selamat membaca

Jennie terus saja menggeliat dalam tidurnya, tubuhnya benar-benar tak tenang dengan keringat yang sudah memenuhi wajah pucatnya.

"Jennie kau baik-baik saja?" Jisoo sedikit mengguncang bahu adiknya itu mencoba menyadarkan gadis yang masih menutup mata walau ringisan terus terdengar dari mulutnya.

"Tolong jangan sakiti keluarga ku" Jennie terus saja mengigau tak jelas, raut wajahnya menunjukkan ketakutan yang teramat.

Jisoo tak bisa membiarkan keadaan Jennie begitu saja "buka matamu sayang, lihat eonni, semuanya baik-baik saja"

Suhu tubuh Jennie semakin tinggi, nafasnya terasa panas, Jisoo tak berhenti mengelus surai hitam milik adiknya. Perlahan Jennie membuka matanya, gadis berusia 21 tahun itu merasa sakit di bagian kepala dan juga merasa nafasnya yang agak berat.

"Eonni, aku memimpikan seseorang" tangan Jisoo meremas pelan tangan putih adiknya.

"Apa itu orang yang menemui tadi?" Jennie hanya menggeleng lemah "bukan dia, eonni"

"Tidak usah khawatir, itu hanya mimpi Jennie-ya"

"Eonni, tapi pria tadi, dia sepertinya tau tentang keluarga kita" Jennie memijit kepalanya yang masih terasa pusing.

"Siapa yang tidak tau keluarga kita Jennie-ya, appa seorang pengusaha terkenal yang setiap hari di sorot media, juga keluarga kita"

Apa yang dikatakan Jisoo benar, tak ada orang yang tidak tau tentang keluarga Kim sebagai pengusaha sukses turun temurun. Hanya saja terkadang awak media membuat keluarga Kim merasa sedikit tak nyaman karena privasi mereka yang terumbar.

"Eonni, tolong jaga keluarga kita, belakangan ini perasaanku selalu tak tenang" Jennie kembali memejamkan matanya saat merasakan lengan Jisoo melingkar di pinggangnya.

"Pasti Jennie, eonni akan selalu ada untuk adik-adik kita"

"Ani, tidak hanya mereka eomma dan appa juga" Jisoo hanya mengangguk pelan, jujur hatinya merasa tidak suka jika Jennie terus memikirkan appa dan eomma mereka sementara orang tua mereka itu bahkan tak peduli padanya.

"Sekarang kembali tidur, eoh?" Jisoo kaget saat menyentuh kening Jennie yang terasa semakin panas "aigo, kau demam Jennie-ya, kita harus ke rumah sakit"

"Tidak perlu eonni, aku baik-baik saja tolong tetaplah di sini temani aku tidur" bahkan tanpa memintanya Jisoo tetap akan menemani adiknya itu, walaupun terkadang dia merasa lelah karena beraktivitas seharian ia tetap akan merawat dan menjaga adiknya sepenuh hati, itu sudah semacam sumpah pada dirinya sendiri yang akan melindungi adik-adiknya sampai matanya tak terbuka lagi untuk menatap dunia.

"Sebentar eoh, eonni akan mengambil air hangat" Jisoo beranjak meninggalkan tubuh Jennie yang meringkuk di atas kasur karena tiba-tiba rasa dingin menyerang tubuhnya.

Jisoo menuruni tangga dengan terburu-buru, ia tak melihat beberapa pasang mata menatapnya dengan bingung, ia pikir ini sudah cukup larut untuk seseorang masih terjaga.

"Eonni, ada apa kenapa kau begitu panik?" Lisa berjalan menghampiri Jisoo yang berdiri dengan khawatir.

"Jennie, dia demam" Jisoo menjawab seadanya dan kembali melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mendapatkan air hangat sebagai tujuan utamanya.

"Ayo Lisa kita ke kamar Jennie eonni" Rosè menarik lengan Lisa, namun langkah mereka terhenti saat tangan Nara meraih tangan putih Rosè.

"Kalian tidurlah, biar eomma yang menjaga Jennie"

Hey Kim Jennie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang