[08] Making Plans

1.2K 148 3
                                    

Lisa dan Rosè berlari memasuki mension dan langsung menuju ke ruang santai dengan tangan yang tak saling melepas.

"Eonni" Rosè mencoba mengatur napasnya yang terasa berat karena efek ia berlari.

"Rosè-ya, tolong ceritakan apa yang kamu lihat" Jisoo berbicara dengan tatapan penuh keingintahuan.

"Aku melihat seorang gadis yang duduk di kursi roda sedang di dorong seorang pria" Rosè mulai menceritakan seseorang yang diduganya adalah Jennie yang ditemuinya di rumah sakit tadi.

"Orang yang seperti itu ramai dijumpai di rumah sakit Chaeyoung-ah, dugaanmu pasti salah" kali ini Lisa yang ikut bicara.

"Andwea, mataku pasti tidak salah lihat, itu dia, eonni" Rosè kembali membayangkan gadis tadi "dia, Jennie eonni"

Saat pembicaraan mereka masih berlangsung, tiba-tiba kehadiran gadis yang sedari tadi ditunggu kedatangannya terlihat membuat tiga orang gadis Kim terdiam seketika.

"Jennie eonni, kau dari mana saja?" Lisa lari berhambur ke pelukan Jennie.

Tanpa ragu Jennie membalas pelukan adiknya
"Wae geurae? Eonni hanya jalan-jalan sebentar"

"Kenapa tidak memberi tau kami?" Rosè ikut memeluk kakaknya itu yang tersenyum manis "a-aku melihat mu di rumah sakit, apa kau baik-baik saja?"

Jennie menelan salivanya susah payah, tentu saja tadi ia sempat melihat seorang gadis mengejar langkah supirnya yang sedang mendorong kursi rodanya dan gadis itu adalah adiknya.

"Kita akan kemana, nona?" lelaki bertubuh tinggi yang menyandang sebagai supir pribadi keluarga Kim bertanya pada nona mudanya yang sedari tadi terlihat melamun.

"Kita ke taman" sahut Jennie seadanya, yang langsung diangguki supir pribadinya itu.

Jennie mulai gusar, bagaimana jika Rosè sempat melihat wajahnya tadi? Bahkan gadis itu terus berusaha berpikir alasan yang akan dia berikan jika sampai di rumah nanti karena keluar pagi-pagi sekali.

Supir pribadi keluarga Kim menghentikan mobil di sebuah taman kota yang sudah tak terlalu jauh lagi dengan mension. Ia menoleh menatap nona mudanya yang masih terdiam bergelut dengan fikirannya.

"Kita sudah berada di taman, nona" Jennie yang buyar dari lamunannya langsung menatap ke luar jendela mobil mewah yang ia tumpangi.

"Baiklah, aku akan mengganti jaketku sebentar"

Gadis berpipi mandu itu kini terduduk di kursi roda dengan pandangan kosong terarah pada beberapa orang yang bersenang-senang, hari itu tamannya tak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang menemani anak mereka bermain, seperti sekarang pandangan Jennie teralihkan pada seorang pria yang menggendong anak perempuan yang mungkin masih berusia sekitar 5 tahunan, mata Jennie berkaca-kaca saat melihat pria itu dengan telaten menyuapi anaknya es krim sambil sesekali tertawa karena es krim mengotori mulut gadis kecil itu.
Jennie sangat menginginkan momen seperti itu terjadi padanya, tapi itu hanya sebuah harapan yang jauh dari kata mungkin, bahkan ayahnya sering kali berucap terang-terangan tak mengakuinya sebagai anak, Jennie mengusap sudut matanya yang mulai berair.

"Nona, kau baik-baik saja?"

"Nde, udaranya semakin dingin, mari kita pulang saja"

Sebelum sang supir meraih kursi rodanya Jennie terlebih dulu memberikan ponselnya "tolong ambil foto ku di taman ini" tanpa pikir panjang supirnya itu langsung meraih ponsel Jennie dan mengambil beberapa gambar nona mudanya itu.

Hey Kim Jennie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang