[07] Something Is Hidden

1.4K 164 3
                                    

Selamat membaca

Jennie terbangun pagi-pagi sekali, di mana belum ada seorang pun di mension yang terjaga kecuali Hae ahjumma yang sedari tadi membantunya bersiap-siap, hari ini jadwal pemeriksaannya setelah hampir tiga minggu ia tak pernah bertemu dengan dokter pribadinya yang sedari kemarin mencoba menghubungi dirinya itu.

"Ahjumma akan ikut dengan ku hari ini" Jennie duduk di kursi roda sambil sibuk merapikan rambutnya.

Wanita yang dipanggil 'ahjumma' oleh Jennie menatap bingung ke arahnya "Maaf, bukankah nyonya besar yang akan menemani nona?"

"Eomma tidak bisa meninggalkan pekerjaannya" Jennie menghela napas kasar sebelum melanjutkan ucapannya "appa tak akan mengizinkan"

"kalau begitu kenapa tak mengajak salah satu saudari nona saja" lagi Hae ahjumma menolak keinginan nona mudanya itu.

Mata Jennie beralih menatap tajam ke arah Hae, ia merasa bingung tidak biasanya wanita paruh baya itu menolak permintaannya "apa kau tak mau menemaniku lagi, ahjumma?"

Ada rasa penyesalan pada hati Hae, dia selalu tidak tega terhadap Jennie, tapi kali ini dia harus bisa, demi kebaikan Jennie, ia ingin saudari Jennie yang lain tau bahwa gadis itu sedang berjuang melawan penyakit berbahaya yang selama hampir dua tahun ia sembunyikan dari mereka.

"Bukan begitu Jennie-ya, hanya saja---"

"Kau tau kan, aku merahasiakan ini pada saudariku?"

"Nde" Hae mengalihkan pandangannya menatap Jennie "kau seharusnya memberi tau mereka"

"Aku tak ingin mereka sedih, sudah cukup selama ini aku membebani mereka dengan kondisiku yang cacat, aku tak ingin mereka selalu mengkhawatirkan ku dan merasa terbebani" diam hanya itu yang bisa dilakukan Hae, wanita paruh baya itu terkadang heran dengan pemikiran Jennie yang tidak ingin siapa pun mengetahui beban dan kesedihannya.

"Ahjumma, kau sudah seperti orang tua bagiku, jadi tolong jangan hilangkan kepercayaanku pada mu dengan memberi tau semua kebenaran pada saudariku" Jennie tersenyum manis membuat hati Hae lebih merasa bersalah karena telah menolak keinginan gadis itu tadi dan dengan murah hatinya Jennie tidak marah padanya.

"Arraso, kau tidak perlu pergi bersamaku hari ini, aku akan pergi dengan supir saja"

"Tidak nona, saya akan---"

"Geogjeongma, aku bisa menjaga diri, ahjumma selalu mengatakan bahwa aku harus kuat, kan?" Hae menggenggam erat tangan nona mudanya itu.

"Cepatlah sembuh, dan terus tersenyum little princess"

"Ommo, kau sekarang bisa berbahasa asing, ahjumma"

"Ahjumma tak ingin ketinggalan zaman" mereka tertawa bersama tanpa menyadari seseorang menyembunyikan rasa sedihnya dibalik pintu kamar Jennie.

"Kau bahkan lebih dekat dengan orang lain ketimbang aku sebagai eommamu, Jennie-ya"

*****

Suasana meja makan sedari tadi terasa sunyi, tak ada seorang pun yang membuka suara, mereka masing-masing hanya sibuk dengan makanannya. sampai Jisoo tak tahan dengan rasa penasarannya yang sedari tadi tidak melihat keberadaan Jennie.

"Jennieneun eodiisseoyo?"

"Molla eonni, aku sedari tadi juga mencarinya, dia tak ada di kamarnya" Lisa merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jennie pada mereka.

"Jennie meminta izin keluar sebentar" kali ini Nara angkat bicara. Bohong, tentu saja Nara tau Jennie sedang pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisinya.

Hey Kim Jennie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang