Sudah satu jam lebih kota Seoul diguyur hujan sore ini, seorang gadis cantik masih betah duduk di kursi rodanya di balkon kamar sesekali menyesap teh di mug putih yang diletakkan di meja kecil favoritnya.
Senyumnya terukir saat seseorang memeluknya dari belakang "eonni!"
"Rosè-ya, kamu sudah pulang?" gadis yang dipanggil Rosè itu melangkah menghadap gadis berwajah cantik dengan ciri khas mata kucingnya.
"ya! Jennie eonni, apa kamu tidak kedinginan? Cuaca sedang tidak bagus dan eonni duduk di balkon sendirian seolah sedang menghitung rintik hujan" dua gadis itu terkekeh bersama.
"Eonni suka mencium aroma tanah yang terguyur hujan"
"Kau aneh sekali, eonni orang lain akan menyukai aroma parfum dan kau...." Rosè menggeleng tidak percaya dengan apa yang diucapkan kakak kandungnya itu, gadis itu memang berbeda.
"Jangan samakan aku dengan orang lain"
"Kau dengar Rosè, jangan samakan adikku dengan siapa pun" seorang gadis berucap melangkah menghampiri Jennie dan Rosè dengan menggandeng seorang gadis yang lain.
"Jisoo eonni," mata Jenni berbinar saat melihat kakak perempuannya, sedari pagi ia belum melihat wajah cantik itu, selalu saja begitu kakaknya akan pergi ke kampus pagi-pagi sekali dan ia tidak minta izin pada Jennie karena gadis itu masih begitu terlelap di alam mimpinya.
Jisoo mengecup setiap inci wajah Jennie, itu sudah menjadi kebiasaan mereka menunjukkan kasih sayang satu sama lain pada saudari kandungnya.
Seorang gadis yang bergandengan dengan Jisoo ikut menghampiri Jennie, mencuri ciuman cepat di bibir Jennie "Eonni, aku membawa coklat apa kau mau?" Jennie langsung mengangguk dan meraih coklat di tangan gadis itu.
"Gumawo, Lisa-ya"
Disinilah mereka sekarang, 4 orang bersaudara sedang duduk di kursi panjang balkon kamar Jennie.
Jisoo sebagai anak pertama selalu berusaha menyempatkan menghabiskan waktu bersama ke tiga adiknya, belakangan ini mereka memang semakin terlihat jarang bersama semenjak Jisoo sibuk mempersiapkan skripsi akhir yang banyak menyita waktu, juga Rosè yang mengambil begitu banyak kelas tambahan karena sebentar lagi ia akan lulus sekolah menengah dan Lisa yang mengambil eskul seni yang mengharuskan ia kadang-kadang pulang terlambat, Lisa sempat menolak mengambil eskul karena ia masih kelas sepuluh dan masih sangat dini menurutnya, tapi saat appanya mengatakan lebih cepat lebih baik ia dengan terpaksa menurut.
Berbeda dengan saudarinya yang lain Jennie tidak lagi menempuh pendidikan semenjak penyakit ganas itu menyerang tubuhnya, yang mengharuskan ia istirahat total itu sebabnya ia terkadang merasa kesepian sediri di rumah tak ada yang bisa diajak bicara.Jika kalian bertanya-tanya kenapa Jennie menggunakan kursi roda, tentu bukan karena penyakit ganas yang di deritannya.
Jennie sedari lahir tidak bisa menggerakkan kakinya, dia mengalami kelumpuhan permanen, dokter bilang itu karena gangguan terjadi pada saat ia masih dalam kandungan, dan betapa malangnya nasip gadis itu, pada saat usianya yang ke 18 tahun gadis itu positif terkena penyakit kanker otak sampai sekarang di usianya yang menginjak 20 tahun penyakit itu belum bisa disembuhkan.Kamis, 3 juni 2021
Minta saran kalian dong lanjutin gak ni cerita :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Kim Jennie [End]
Fiksi Penggemar"Terima kasih, kalian sudah menjaga ku sepenuh hati, menyempurnakan kehidupanku yang kosong. Maaf jika aku menyusahkan, percayalah aku akan terus mengubah rasa sakit ku menjadi kekuatan" Kim Jennie. Rank 🏅#4 in Rapuh (02/08/2021) H E Y, K I M J...