J-10

533 74 2
                                    

* * * * *




"Jadi?" Jaemin menatap Jeno meminta penjelasan.

Jeno menyesap kopinya secara perlahan. Mereka berdua sedang duduk di taman yang berada di dekat sungai Han, menikmati hembusan angin malam di musim gugur dengan segelas kopi hangat dari minimarket.

"Aku dan Jaehyun hyung bukan saudara kandung, tapi kami satu ibu. Ayah Jaehyun hyung meninggal kemudian ibu menikah lagi dengan ayahku. Dan jadilah aku. Itulah mengapa marga kami berbeda. Jika kau ingin tahu dan mungkin penasaran." 

Jeno bercerita diselingi sedikit candaan dalam intonasi ceritanya. Kemudian berdehem pelan disaat ia merasa jika gadis Na di depannya sedang dalam keadaan serius mendengarkan ceritanya. Jaemin mungkin penasaran dengan kakak tirinya itu. Ada sebersit kekecewaan yang Jeno rasakan karena pemikirannya sendiri.

"Hyung tidak pernah menceritakan keluarganya padamu?" tanya Jeno. Gadis itu menggeleng pelan sebagai jawaban. Pikirannya melayang dengan hubungannya dan Jaehyun. Hubungan mereka dulu tidak seterbuka itu meskipun mereka menjalin hubungan tanpa status cukup lama. Tapi Jaehyun seperti tak ingin bercerita mengenai keluarganya dan Jaemin merasa dia tidak ada hak untuk menyakan hal tersebut.

"Kau tahu bagaimana keadaanku." Sambil menyesap kopi dan berkata lirih. Jeno paham perkataan Jaemin, mengikuti gadis itu menyesap kopinya.

Jeno dan Jaehyun memang bukan saudara kandung. Ayah Jaehyun meninggal pada saat Jaehyun masih berada dalam kandungan karena kecelakaan. Setelah Jaehyun berusia satu tahun, ibunya Jung Sooyeon menikah dengan Lee Donghae—ayah Jeno. Pada saat usia Jaehyun menginjak 3 tahun barulah Jeno lahir.

Jaehyun mengganti marganya  saat dia beranjak remaja. Dia mengatakan kepada Donghae bahwa dia tidak ingin melupakan ayah kandungnya sehingga ingin memakai kembali marga ayah kandungnya. Donghae menghargai keputusan anak tirinya itu, itulah mengapa marga Jaehyun berbeda dengan Jeno. Jung dan Lee, meskipun mereka saudara seibu.

Kemudian setelah memasuki senior highschool, Jaehyun mulai disibukkan dengan membantu kakek dari pihak ayah kandungnya untuk mengurus perusahaan peninggalan mendiang ayahnya yang terbengkalai. Semenjak saat itu, hubungan Jeno dan Jaehyun mulai merenggang dan tidak sedekat dulu. Bahkan Jeno tidak tahu jika Jaehyun pernah berpacaran dengan Jaemin sebelum akhirnya dia tahu sendiri ketika Haechan mengatakan nama Jung Jaehyun disaat mereka tak sengaja bertemu berdua—Jeno dan Haechan sering tidak sengaja bertemu karena rumah sakit tempat Jeno bekerja berdekatan dengan butik milik Haechan. Sedikit banyak yang Haechan bicarakan perihal Jaemin kepada Jeno.

"Jaehyun hyung—" ucapan Jeno terpotong oleh gelengan kepala dan perkataan Jaemin.

"Tidak, aku tidak ingin tahu tentang Jaehyun, aku ingin tahu banyak tentangmu, Jeno. Aku memintamu untuk menjelaskan tentang dirimu. Siapa dirimu sebenarnya." Jaemin menatap bola mata Jeno.

Dia ingin mencoba mengenal pemuda di depannya yang sudah mencuri hatinya. Dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama karena tak mau tahu dengan seluk-beluk pria yang dicintainya. Jaemin tidak bisa kehilangan Jeno kali ini. Rasanya Jaemin sudah masuk terlalu dalam pada pesona dokter muda bersenyum bulan sabit ini. Sementara bagi Jaemin, biarlah Jaehyun menjadi masalalu dan kenangan indahnya. Jaemin hanya ingin fokus dengan hubungannya yang sekarang, sama seperti apa yang dokter Suh katakan. Mencoba terlibat apapun dengan pasanganmu tidak akan menyakitkan setidaknya masalah apapun yang dihadapi, mereka berdua yang harus menghadapinya. Kata-kata dokter Suh yang itu selalu terngiang di kepalanya belakangan ini. Hal ini juga yang membuat Jaemin terbuka kepada Jeno mengenai masalah dan kehidupan pribadinya. Sejauh ini tidak ada reaksi penolakan yang Jeno berikan. Di luar perkiraan Jaemin.

[Nomin] J untuk JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang