J-15

557 61 5
                                    

🌸🌸🌸




Haechan berlari berhambur ke pelukan kekasihnya dengan dramatis. Sudah seminggu dia tidak bertemu dengan Renjun, jelas saja gadis tan itu merasa rindu. Haechan tidak bisa ikut dengan Renjun kala pemuda Huang itu mempunyai dinas keluar kota. Dirinya sakit, sehingga membuat Renjun memilih untuk tidak mengikutsertakan Haechan dalam perjalannya kali ini.

Jisung mendengus di balik punggung Haechan. Hari ini dia mendapatkan tugas sebagai supir untuk teman noona-nya yang super dramatis itu. Renjun yang melihat ekspresi tak senang Jisung hanya terkekeh dan melepas pelukan Haechan darinya. Gadis tan itu tak protes, dirinya masih menggelayuti lengan Renjun dengan senyum cerahnya. Bukan suatu kebohongan jika dia benar-benar merindukan kekasihnya itu.

"Dimana Jaemin?"

"Sedang berkencan bersama Lee Jeno." Ketus Haechan. Gadis itu mengingat kembali Jaemin yang membatalkan janjinya untuk menjemput Renjun karena Jeno memintanya untuk berkencan. Sebagai gantinya, Jisung menjadi tumbal agar Jaemin bisa berkencan dengan Jeno.

Renjun terdiam mengingat sesuatu atas pernyataan yang kekasihnya berikan. "Mereka baik-baik saja kan?" tanya Renjun.

Jisung menaikkan sebelah alisnya, "Memangnya mereka kenapa, hyung?" dia penasaran dengan pertanyaan yang Renjun lontarkan.

Mengetahui Jisung yang sepertinya tidak tahu apa-apa membuat Renjun sedikit tergagap, "tidak apa. Ku kira mereka sedang bertengkar, mengingat betapa sibuknya Jeno akhir-akhir ini." Renjun menjawab asal. Sebenarnya tidak sepenuhnya asal juga, Renjun tahu jika Jeno dan Jaemin akhir-akhir ini jarang sekali bertemu. Entah Jeno yang beralasan sibuk, ataupun sebaliknya.

"Sudahlah. Karena hari ini Jisung sudah menjadi anak yang baik, aku akan mentraktirmu makanan yang kamu mau." Haechan mencoba mengalihkan topik dan itu berhasil. Jisung dengan mudahnya teralihkan ketika hal itu bersangkutan dengan makanan gratis.

Mereka bertiga akhirnya pergi ke tempat yang diinginkan Jisung. Melupakan hubungan Jaemin dan Jeno yang memang sedikit merenggang setelah kejadian di pesta malam itu.

"Bagaimana Daegu?" Haechan menyuapkan sesendok penuh makanan ke mulutnya sambil bertanya kepada kekasihnya.

Mereka bertiga kini sedang mencoba restoran Jepang yang baru, sesuai dengan rekomendasi Jisung. Sebenarnya Jisung ingin kemari bersama Chenle, hanya saja pemuda itu ingin survey apakah makanannya enak atau tidak. Jika tidak, dia tidak akan mengajak Chenle kemari dan akan merekomendasikan tempat kencan mereka selanjutnya di tempat lain.

Renjun mengusap saus yang belepotan di bibir Haechan, gadis itu selalu seperti itu ketika dia makan makanan yang memiliki saus, "Cukup menyenangkan, walaupun aku sedikit kesepian karena tidak ada dirimu."

Haechan tersenyum kesenangan saat Renjun mengatakan hal cheesy padanya. Ini sesuatu yang cukup langka, mengingat Renjun bukanlah orang yang memiliki love language seperti itu. Sementara Jisung hanya memutar matanya jengah. Terkadang Jisung merasa heran apa yang membuat Renjun bisa menjadi kekasih seorang Lee Haechan yang menurut Jisung seseorang yang amat sangat dramatis.

Ketika mereka bertiga sedang asyik mengobrol, tiba-tiba pundak Renjun ditepuk oleh seseorang. "Renjun-ssi." Pemuda yang merasa namanya disebut segera menolehkan pandangannya. Seorang gadis yang dia lupa siapa menghampiri meja mereka.

Gadis itu tersenyum ke Renjun. Haechan yang melihat adegan itu segera bertanya, "Siapa?" sambil menatap Renjun menuntut jawaban.

Renjun sendiri sesungguhnya tidak bisa mengingat siapa wanita yang memegang pundaknya itu atau dimana dia pernah bertemu wanita tersebut. Mungkin salahsatu kliennya, entahlah Renjun sendiri lupa.

[Nomin] J untuk JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang