J-3

983 89 4
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Jaemin merentangkan tangannya kemudian melirik jam di meja nakas. Sekarang sudah pagi, dan dia harus membuat sarapan untuknya dan Jisung. Memakai sandal rumah berbentuk kelincinya, Jaemin membuka gorden kamarnya dan merapikan tempat tidurnya. Dia kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka, setelah sebelumnya mengikat rambutnya terlebih dahulu.

Hari ini dia tidak bisa memasak sesuatu yang berat, hanya roti panggang dan sereal, serta segelas susu hangat untuknya dan juga Jisung. Pemuda itu masih berada di kamarnya, Jaemin sudah terbiasa dengan Jisung yang bangun pada saat sarapan memang sudah tersaji di meja. Bergegas menuju kamar mandi, kemudian membersihkan dirinya sebelum sarapan adalah kebiasaan gadis itu.

Setelah selesai mematut dirinya di cermin, hari ini dia mengenakan pantsuit peach dengan blouse baby blue. Jaemin mengambil tas tangannya yang berisi berkas-berkas untuk presentasi hari ini. setelah kembali mengecek penampilannya, dia berjalan menuju dapur. Jisung sudah duduk di bangku pantry sambil memainkan gawainya sambil sesekali tersenyum, pemuda itu mungkin sedang bertukar pesan dengan Chenle.

"Noona, hari ini pergi ke kantor lebih pagi?" Jisung bertanya pada Jaemin yang sudah duduk di kursinya dan mulai memakan serealnya.

"Ada presentasi penting hari ini. Bagaimana kakimu?"

Jisung mengedikkan bahu dan berkata, "Aku laki-laki, jadi tentu saja aku baik-baik saja."

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya. Sikap Jisung itu memang terkadang menyebalkan, entah sejak kapan adik manisnya itu menjadi sangat menyebalkan saat sedang menjawab pertanyaannya. Padahal dulu Jisung sering sekali menempelinya kemanapun dia pergi dan bersikap manis layaknya anak ayam yang mengekor induknya. Jaemin kira waktu telah banyak berlalu.

"Jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa cuci piring, aku mungkin akan pulang terlambat jadi jangan lupa untuk mengunci pintu." Oceh Jaemin yang hanya mendapat balasan kerlingan mata Jisung yang terlihat bosan.

"Ne, Nana-noona. Sekarang pergilah, kau bisa terlambat jika terus mengoceh padaku! Hush..hush..."

Jaemin memukul kepala Jisung kesal, kemudian tak lupa untuk memeluk pemuda Park itu. Kebiasaan mereka pada saat mereka akan berpisah dan Jisung juga tidak akan menolak jika soal ini. Terlalu biasa mendapatkan kasih sayang Jaemin yang berlimpah.



🌸






"Jeno, kau di sini?" Jeno baru keluar dari mobilnya saat dirinya mendapati teman sejawatnya mendekatinya.

"Eoh, Kun-ge! Lama tak jumpa, apa kabar?"

Kedua laki-laki itu saling berpelukan karena memang sudah sangat lama mereka tidak bertemu. Kun merupakan dokter yang menjadi penanggungjawab dirinya pada saat Jeno menjalani internship dulu.

"Aku baik. Ku kira kau tak akan mau ikut seminar semacam ini? Apalagi ini tidak ada sangkut pautnya dengan seminar medis terbaru." Mereka berjalan beriringan menuju lift dari basement.

"Dokter senior tidak ada yang mau datang, jadi aku yang menggantikan mereka. Lagipula aku butuh sedikit refreshing." Jeno menjawab sambil mengedikan bahunya.

Dia memang datang karena perintah dari dokter seniornya. Mereka tidak tertarik dengan hal-hal berbau perkembangan teknologi. Apalagi hanya sebuah aplikasi. Hal itu tidak menarik minat mereka, maka mereka lebih senang mengutus dokter muda seperti Jeno untuk datang.

"Lalu, Gege sendiri kenapa bisa ada di sini? Setahuku jadwal operasimu selalu padat?" kini Jeno yang terlihat penasaran.

"Mencari jodoh." Kun menjawab santai sambil memencet tombol lift.

[Nomin] J untuk JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang