Lantas, lelaki berkulit tan itu memasuki ruangan guru dengan sangat canggung. Namun, Waka-sensei malah menyambutnya dengan senyuman yang teramat lebar. Sepertinya lelaki ini memang murid favorit Waka-sensei, Hanma saja sampai bergidik ngeri, baru kali ini Ia melihat gurunya tersenyum lebar begitu.
Kisaki Tetta adalah namanya, Hanma bisa melihat jelas name tag yang terpampang didada milik lelaki itu, namun butuh usaha yang ekstra untuk melihatnya karena ukuran mereka sangat jauh berbeda, bisa dibilang kalau Hanma lah yang terlalu tinggi.
Selagi Hanma menatapnya, untuk beberapa detik, iris mereka bertemu. Sekilas, Kisaki tampak mengamati Hanma dari kaki sampai ke ujung kepalanya. Manik biru yang dibatasi oleh kacamata itu sedikit menyipit, seolah menatapnya dengan tatapan 'dasar murid bermasalah tak tahu diri.'
Dan itu hampir membuat Hanma tersentak.
Lelaki yang bernama Kisaki itu lalu berdiri disampingnya. Tinggi mereka bisa dibilang terlampau sangat jauh. Kepala milik Kisaki saja hanya sampai pada dada bidang milik Hanma, bahkan Ia tak bisa mencapai dagunya sama sekali.
Hanma pikir itu sedikit lucu, jadi ia samar-samar tersenyum tipis.
Baru kali ini Hanma merasakan perasaan gemas terhadap seseorang. Hal ini sangatlah aneh untuk berandal sadis sepertinya.
Bayangannya tentang Kisaki ternyata sangat berbeda. Ia kira Kisaki hanyalah seseorang yang terlalu terobsesi dengan buku, atau seorang kutu buku yang tak pernah bergaul, ternyata Ia salah. Kisaki ternyata jauh lebih menarik daripada dugaannya.
"Maaf sensei, apakah dia yang akan belajar bersama saya?" Kisaki memecah keheningan dengan pertanyaannya, sekaligus membuat Hanma terlempar kembali ke realita yang ada.
Waka-sensei tersenyum kemudian berbicara kepada Kisaki, begitu pula dengan Hanma hanya bisa mendengus malas. Dirinya bahkan lupa kalau Ia harus mengikuti pelajaran tambahan mulai besok.
Tapi ini tidak buruk juga, selama Kisaki yang mengajarinya.
***
Srek!
Pintu geser itu ditutup oleh tangan Kisaki. Lantas kedua lelaki itu berdiri diluar ruangan guru setelah keputusan Waka-sensei sudah bulat.
'Kisaki akan membimbing pelajaran tambahannya.'
Dan keputusan itu sudah tidak bisa dibantah.
Hanma memang tampak pasrah, namun Ia sedikit senang. Berbanding terbalik dengan Kisaki yang terlihat tidak memasang ekspresi apapun.
Ia selalu terlihat serius. Setidaknya itulah salah satu hal yang bisa Hanma ketahui sejak Ia bertemu dengannya tadi.
Keduanya tampak canggung, namun Hanma sedikit mencuri-curi pandang terhadap sang lelaki yang lebih pendek. Tak ambil pusing, ia lalu mulai berani bertanya terlebih dahulu.
"Jadi namamu Kisaki?" Suara berat miliknya seolah menggema di lorong sekolah yang sepi. Lelaki itu, Kisaki hanya menghela nafasnya dengan malas, kemudian beralih untuk menatap Hanma.
"Besok setelah sekolah usai temui aku di kelas A, jangan lupa. Hanma Shuji." Tanpa basa-basi, Kisaki berujar dengan sedikit dingin, lalu dengan begitu saja Ia melengos pergi, meninggalkan Hanma yang mematung dengan wajah yang sedikit terkejut.
Namun tak lama, Hanma kembali terkekeh pelan.
"Ternyata dia tipe yang sulit untuk diajak berbicara ya."
Menarik.
Tangan itu kemudian mengusak surai dwi warna miliknya yang ia biarkan turun, sepertinya Ia mempunyai hal baru yang lebih menarik daripada bergelut seharian penuh seperti maniak yang tak tahu arah.
Dengan itu, Ia mengambil sebatang rokok, menyalakannya, lalu melangkahkan kakinya pergi.
Diam-diam Ia menantikan hari esok untuk datang lebih cepat.
.
.
.
To be continued.

KAMU SEDANG MEMBACA
colourful | hankisa
Fanfiction" just by interacting with you, by the time I realise it, this world becomes colorful, as if flowers are blooming. " ; love letter - yoasobi status : [ COMPLETED ] warn ; cliché written in INA language. © tokyo revengers and all characters belongs...