Special ; from Kisaki point of view.
-
Tanganku bergerak kesana-kemari untuk membereskan buku yang berserakan diatas meja. Buku matematika, sejarah, dan bahasa jepang segera aku letakkan pada tasku, namun lelaki itu malah menarik salah satu buku fisika milikku untuk semakin menjauh, kemudian ia seperti biasa, memasang raut wajah sok tampan itu dengan santai.
Dasar bajingan.
Hampir dua minggu aku mengurusi si anak berandal ini, jangan tanya bagaimana rasanya. Ini seperti neraka. Sangat menyiksaku. Dan lagi, tingkah anehnya semakin membuatku pusing bukan main.
Terlebih, dia juga suka menggodaku, sialan. Memangnya ia pikir aku adalah gadis yang baru saja pubertas? Sinting.
"Berikan buku catatanku." Aku lantas berseru dengan batin yang letih.
"Oh, maaf."
Dengan senyuman lebarnya seperti biasa itu, tangannya menyodorkan buku milikku, lantas aku segera mengambilnya dengan sedikit kasar.
Lelaki ini... Memang aneh.
Pelajaran tambahan untuk Hanma telah usai-setidaknya untuk hari ini. Dan aku cukup lelah dibuatnya. Siapa sangka, mengajar seorang Hanma Shuuji akan bisa menguras kesabaranmu? Lelah sekali rasanya. Namun, itu tak apa, selagi aku bisa membatunya belajar..
Huh?
Oke, lupakan.
Sungguh, aku ingin segera pulang, menikmati waktuku sendiri dan kembali belajar dimeja belajar milikku seperti biasa.
Memikirkan hal itu, aku jadi ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
Setelah membereskan meja kita berdua, aku segera bangkit dari kursi, sontak suara decitan kursi milikku membuat lelaki itu sedikit melirik.
"Aku akan pulang, dan kau juga, pulanglah. Jangan berbuat hal yang macam-macam." Diriku berucap kepadanya, lalu disambut dengan anggukan patuh olehnya. Tumben sekali ia tak megatakan apapun kali ini.
Masa bodoh.
Dengan itu, aku melangkahkan kakiku pergi, meninggalkan kelas yang sudah sepi itu dengan hati yang lega.
***
Langit sore hari tampak berubah menjadi oranye gelap. Dan sekarang aku berdiri dengan konyol disebuah halte bus. Ingin mengumpat rasanya, namun aku memilih untuk diam saja. Toh, mengumpat juga tidak ada gunanya sekarang.
Bagaimana ini..
Aku salah melihat jadwal bus untuk pulang hari ini. Kukira mataku sudah benar untuk melihat jadwal itu, seharusnya bus akan tiba pada pukul 04:30, namun nyatanya aku telat tiga puluh menit, bus tiba pada pukul 04:00, bukan 04:30.
Sial. Padahal aku sudah bersusah payah untuk mengatur jadwalku hari ini.
Dengan sedikit putus asa, akhirnya aku mendudukkan diri di bangku yang telah disediakan. Menghela nafasku dengan berat, lalu menatap langit sore dengan agak lama.
"Kisaki?"
Mendadak, diriku tersadar kala mendengar panggilan itu. Tapi tunggu, suaranya tak asing, seperti..
"Hanma?"
Wajah lelaki tinggi itu tampak terkejut untuk beberapa saat, namun tak lama ia memasang wajah menyebalkannya seperti biasa.
Mengapa orang ini ada disini? Dan terlebih, sejak kapan ia bisa membawa motor?
"Belum pulang?" Tanyanya, lantas aku menjawab dengan sedikit ketus,
KAMU SEDANG MEMBACA
colourful | hankisa
Fanfic" just by interacting with you, by the time I realise it, this world becomes colorful, as if flowers are blooming. " ; love letter - yoasobi status : [ COMPLETED ] warn ; cliché written in INA language. © tokyo revengers and all characters belongs...