Hanma point of view.
-
"Aku juga. Aku juga menyukaimu sialan!"
Dadaku seolah bergemuruh saat lelaki manis dihadapanku ini berseru dengan lantangnya. Bahkan, suara deburan ombak yang berada tepat didepan sana tak bisa kudengar lagi. Dunia seolah berhenti.
"Saat melihatmu, perasaan ini seolah meluap-luap. Aku benci mengatakan hal ini, tapi aku sangat menyukai saat kau dekat denganku, memberiku afeksi yang membuat jantungku seolah ingin meledak."
"Aku tak bisa berbohong lagi kepada diriku sendiri. Aku benar-benar telah jatuh cinta pada dirimu, Hanma Shuji."
Kisaki menundukkan kepalanya, mungkin ia merasa malu, tapi itu terlihat sangat menggemaskan. Pipinya merona merah dan tangannya terkepal begitu erat. Melihat hal itu, aku tak bisa menyembunyikan senyumanku.
Ah, dunia ini memang penuh dengan kejutan.
Aku kemudian berjalan kearahnya, semakin dekat, dan semakin dekat. Air laut menerpa kedua kakiku seiiring aku berjalan.
Tanganku meraih dagu miliknya, membuatnya menaikkan wajahnya. Tatapan kami bertemu kembali.
"Aku tahu." ucapku. Dia hanya bisa menatap diriku dengan wajah memerah, sangat lucu kalau aku boleh bilang.
Angin berhembus kembali. Kali ini aku melontarkan tawa pelan. Dengan cepat, tanganku meingkar dipinggul kecil miliknya, kemudian membawa tubuh itu keatas, mengangkat dirinya dengan mudah. Kisaki lebih ringan dari dugaanku.
Ekspresi wajahnya sangat lucu saat ia terkejut karena tindakanku. Tak lama, ia pun protes seperti biasa, memukuli pundakku sambil memaki namaku dengan kata-kata brengsek atau semacamnya. Namun jujur, pukulan itu sama sekali tak menyakitkan untukku. Aku malah semakin gemas dengan dirinya.
Tangannya ia kalungkan pada leherku, kemudian ia berseru kencang, "lepaskan aku sialan, nanti ada yang lihat!"
Aku tertawa puas menanggapinya. "Disini tidak ada orang kok Saki, jadi tenang saja!"
Kisaki sepertinya menyerah. Lelaki mungil itu kemudian menempelkan dahinya didahiku. Wajahnya masih merona. Lucu.
"Kau memang sudah gila ya?"
Aku tersenyum. "Asal kau tahu, aku gila karenamu."
Ia terkekeh pelan. "Idiot.."
Oh Tuhan baru kali ini aku mendengar tawanya yang lembut seperti itu. Rasanya aku ingin menciumnya sekarang juga.
Masih dengan posisi aku yang tengah mengendong dirinya, manik biru keabuan itu kini beradu kembali dengan manikku. Kisaki tersenyum, dengan cepat aku mempertemukan bibirku dengannya. Sekali lagi, darahku berdesir dan duniaku seolah kembali berwarna.
Ciuman itu terasa sangat manis, mengingat perasaanku juga telah terbalaskan.
Kurasa, aku pun tak bisa mendeskripsikan kebahagiaan yang aku rasakan sekarang.
Setelah beberapa saat, aku kemudian memutus tautan bibir kami. Aku tersenyum lebar, tapi setelah itu aku tak bisa menahan tawaku lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/276343647-288-k79966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
colourful | hankisa
Fanfiction" just by interacting with you, by the time I realise it, this world becomes colorful, as if flowers are blooming. " ; love letter - yoasobi status : [ COMPLETED ] warn ; cliché written in INA language. © tokyo revengers and all characters belongs...