afternoon rain

1.3K 209 96
                                    

"Pelajaran tambahan ini apa harus terus disekolah? Tsk, sangat membosankan."

Lelaki itu mengetuk-ngetukkan ujung pena miliknya, tangannya menopang dagunya dengan malas dan maniknya menerawang keluar jendela, melihat langit yang sedikit berwarna abu-abu.

Hari itu sangat berawan. Mungkin akan turun hujan sebentar lagi.

Mendengar keluhan darinya, sang laki-laki berkacamata kemudian melirik, menatapnya dengan raut wajah datar, sedikit sebal karena ia terus mengeluh, terdengar sangat berisik ditelinganya.

Tak habis pikir, ia lalu menjawab dengan nada yang cukup dingin.

"..tidak juga. Sensei bilang boleh dimana saja, asalkan bisa belajar." Disela ucapannya, ia membetulkan kacamatanya yang sedikit longgar.

Mendengar hal itu, Hanma menatap Kisaki dengan iris yang membulat sempurna. Pena hitam itu terjatuh dari tangannya, lalu menimpa buku catatan miliknya. Ia mematung untuk sesaat dengan wajah yang terlihat konyol.

"Ah? Serius? Saki— kenapa kau tak mengatakan itu sejak tadi?!" Hanma mengusak surainya yang turun, agak sedikit frustasi. Namun, Kisaki seperti biasa, menatap pemuda itu dengan tatapan sebal.

"Ya, kau tidak pernah menanyakannya sih." Lelaki berkulit tan itu bergidik, seolah itu bukanlah salahnya, lalu kembali kepada kegiatan awalnya, menyiapkan buku mata pelajaran untuk memulai pelajaran tambahan mereka berdua.

Hanma mendengus kemudian. Namun tiba-tiba hal yang menarik terlintas dipikirannya. Lantas, ia memasang raut wajah jahil itu lagi.

"Hey Saki, bagaimana kalau kita belajar di rumahku saja?"

Kisaki mengalihkan atensinya dari buku, menatap Hanma dengan wajah yang sangat amat terkejut. Bak dihantam dengan palu, ia terdiam sesaat, sebelum menjawabnya dengan bibir yang sedikit bergetar.

"Hah..?"

***

"Kau gila ya?! Seragamku jadi basah.. urk.."

Lelaki yang lebih pendek itu menggerutu sehabis turun dari motor kesayangan milik Hanma, seragam keduanya basah lantaran saat diperjalanan turun hujan yang cukup deras. Kisaki sudah memperingatkan lelaki itu, namun ia sama sekali sangat keras kepala. Dan lihat sekarang, mereka berdua basah kuyup diguyur oleh hujan yang masih belum berhenti.

Salahkan Hanma yang terus menyeret dirinya untuk kabur dari sekolah, dan akhirnya ia membawanya kerumahnya sendiri.

Ya, rumah Hanma.

Kisaki bersumpah akan menendang bokongnya nanti.

Hanma menghela nafasnya, kemudian terkekeh pelan, "Maaf ya Saki, kukira naik motor dengan cukup ngebut akan membuat kita sampai terlebih dahulu sebelum hujan turun." Mendengar jawaban Hanma, Kisaki lantas berdecak malas, tak menanggapi ucapannya.

Kini mereka sudah sampai didepan pintu rumah milik Hanma. Kisaki harus sedikit menunggu tatkala Hanma memarkirkan motornya terlebih dahulu di garasi rumahnya. Jujur, perasaannya bercampur aduk.

Lelaki tinggi itu terlihat sangat basah kuyup, bahkan ia tidak memakai helm atau pelindung kepala apapun tadi, helm satu-satunya itu ia malah berikan untuk dikenakan oleh Kisaki.

Dasar gila, tapi.. apa dia baik-baik saja? Pikirnya.

Beberapa menit kemudian, lelaki tinggi itu pun kembali dengan tergesa, senyuman menyebalkan itu masih terpampang jelas diwajahnya. Ia lalu mengeluarkan sebuah kunci, dan akhirnya membuka pintu berwarna hitam itu.

Lelaki itu menoleh, menatap Kisaki dengan wajah yang berseri.

"Ayo masuk!"

Kisaki sedikit ragu, namun ia mengangguk.

colourful | hankisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang