heal me

1.2K 216 130
                                        

"...Saki..."

"..kisaki..."

"Kisaki!"

Lamunan lelaki itu buyar. Ia mendongak, dan mendapati seorang lelaki bersurai putih tengah menatapnya dengan wajah yang berkeringat. Ia berdiri disamping bangku miliknya. Seragamnya terlihat kusut.

Seperti orang yang habis marathon lari saja.

Melihat itu, Kisaki segera menetralkan pikirannya yang bergelut sedari tadi.

Bukan rumus matematika atau fisika yang memenuhi pikirannya kali ini, namun wajah tengil sang lelaki jangkung itu yang kerap muncul dipikirannya sekarang. Mengingat kejadian kemarin, membuat wajahnya semakin memerah padam.

Seperti kaset rusak yang terus berputar dikepalanya, memori itu terekam, dan terus berputar-putar dalam kepalanya.

Bagaimana tangan itu merengkuh dirinya dengan erat, kemudian hembusan nafasnya yang samar-samar menggelitik hidungnya, dan wajah Hanma yang terlihat menggoda–

Tunggu sebentar!

Apa ia baru saja bilang kalau Hanma itu menggoda?!

Oh Tuhan, siapapun tolong pukul kepalanya sekarang! Pikirannya jadi sedikit tidak beres karena orang itu. Menyebalkan sekali.

Sialan kau Hanma!

Lantas, Kisaki menggeleng, mencoba menghapus memori kemarin sore, lalu kemudian netranya menatap pemuda bersurai putih itu dengan wajah yang sedikit malas.

"Izana? Ada apa?" Tanya Kisaki, lelaki yang dipanggil Izana kemudian mendengus kesal, teman dekatnya itu lalu menatap dirinya dengan wajah yang khawatir.

"Itu, tadi Kakucho memberitahuku.. kau kenal dengan Hanma Shuji bukan? Tadi dia—"

***

"Apa yang dia lakukan..?!"

Kisaki berlari dengan tergesa-gesa, mengabaikan setiap orang yang melihatnya dengan wajah heran. Ia menerobos kerumunan yang ada disetiap lorong, menuruni tangga dan akhirnya sampai pada area belakang sekolah, tempat dimana Izana memberitahunya akan sesuatu yang membuat dirinya panik.

Dan benar saja, ia ada disana.

"Hanma.."

Lelaki itu terlihat memprihatinkan. Luka lebam dimana-mana, darah dan keringat membanjiri wajahnya. Surainya sangat berantakan, begitupula dengan seragamnya yang kotor. Ia terduduk bersandar ditembok dengan nafas yang tersengal-sengal.

Iris Kisaki membelalak. Dengan cepat, ia berlari, menuju lelaki itu yang tampak tumbang dengan tubuhnya yang juga letih.

"Han– kau tidak apa-apa..?"

Ia berjongkok, wajahnya berkeringat. Walaupun wajahnya terlihat sedikit datar, namun jauh didalam lubuk hatinya, ia khawatir.

Hanma menatap dirinya, masih dengan nafasnya yang tak beraturan, ia mengangguk pelan. Dengan itu, ia berkata, "Kenapa kau.. kemari?"

Kisaki menggigit pipi dalamnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Gengsi seolah mengalahkan segalanya.

"Lupakan tentang hal itu. Sekarang, ayo ke UKS. Jelaskan semuanya padaku disana."

***

Canggung.

Mereka baru saja tiba di ruangan Unit Kesehatan Sekolah itu dengan saling diam. Entah canggung karena kejadian kemarin, atau Hanma yang enggan bicara terlebih dahulu seperti biasanya. Yang jelas, atmosfer disana sangat canggung, ditambah guru yang biasanya menjaga di UKS ternyata tidak masuk hari ini.

colourful | hankisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang