THE LAST MEETING 2
Packing selesai.
Yuki menepuk kedua tangannya setelah menyelesaikan proses packing untuk keperluannya nanti di London. Dua koper besar terisi full membuatnya tersenyum puas. Setelah ketiga sahabatnya pulang, ia bergegas menyiapkan segala keperluannya. Mulai dari packing, check visa, tiket pesawat, mengatur alarm dan sebagainya.
Perlu diketahui, seseorang bergolongan darah A cenderung terorganisir daripada yang lainnya. Perfeksionis dan tidak mudah menyerah. Dan itu semua ada dalam dirinya.
Tidak terasa hanya tersisa dua hari saja ia akan meninggalkan Indonesia. Dia tidak sabar bagaimana kehidupan sekolahnya di London nanti, pasti sangat menyenangkan. Yuki benar-benar akan membuka lembaran baru.
Ting Tung!
Bunyi bel rumahnya berbunyi keras. Yuki mengernyit melongok keluar jendela kamarnya dan menemukan sebuah mobil terpakir di halaman rumah. Dengan tergesa ia segera keluar kamar dan menuruni tangga.
Ia tidak sabar akan bertemu dengan Emily, karena sejak tadi sepupunya itu ribut untuk datang ke rumah.
Pintu utama telah dibuka membuat raut wajah Yuki ikut berubah. Seorang pemuda berdiri di depan pintu sedang tersenyum kearah asisten rumah tangganya.
Yuki menghela napas berat sebelum berjalan menuju pintu utama.
"Lo ngapain kesini?" tanya Yuki tanpa basa-basi.
Stefan berdeham. Pandangannya tertuju sekeliling ruangan. Sepi pikirnya. Lalu berjalan begitu saja melewati Yuki menuju ruang tamu.
"Lo tau tata cara bertamu dengan benar, kan?"
"Sebagai tuan rumah yang baik harusnya memperlakukan tamu dengan baik juga."
"Gue bukan tuan rumah yang baik. Lo bisa pergi dari sini!" Kata Yuki mengusir cepat
Stefan hanya mengangguk, kembali berdiri dari duduknya.
"Ada sesuatu yang harus kita selesaikan sekarang?"
"Semuanya udah selesai."
"Semuanya? Coba lo jujur sama diri lo sendiri. Apa masalah diantara kita udah selesai semua?"
"Kenapa engga lo aja,"
"Seperti yang gue bilang sebelumnya. Gue harus nylesaian sesuatu disini. Sama lo."
Yuki menarik napas panjang, melipat tangannya didepan dada, "Oke, kasih gue waktu lima menit. setelah itu gue pergi dari sini."
Bi Asih muncul dengan segelas air putih dan segelas es jeruk. "Loh, kok masih berdiri aja Den. Duduk dulu nanti capek kalau berdiri terus."
Stefan kembali tersenyum kearah bi Asih, "Iya bi."
"See, bi Asih lebih baik daripada tuan rumahnya." Kata Stefan sambil menatap punggung bi Asih yang semakin menjauh.
Yuki hanya mengangkat bahu malas. "Terserah lo," Yuki melewati Stefan begitu saja dan duduk di sofa seberang.
Stefan tersenyum tipis lalu ikut duduk di sofa. Di seberang Yuki masih terlihat kaku, pandangannya tidak bersahabat sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS (STEFKI VERS)
FanfictionTerlahir dari keluarga kaya bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Yuki Margareta, gadis dingin yang jatuh cinta kepada Stefan Andro. Sangat disayangkan karena pria itu membenci dirinya. Lantas bagaimana kisah cinta Yuki selanjutnya? Repost Karya Penak...