Kegaduhan yang ditimbulkan oleh keempat gadis berwajah ayu itu memenuhi ruangan berwarna putih tersebut tepatnya sekarang mereka sedang berada di kamar mandi yang berukuran luas. Satu persatu dari mereka keluar menuju loker pribadi seraya membawa seragam abu-abu mereka. Jam sudah berganti dan lorong loker mulai sepi oleh siswa, hari ini kelas Yuki dan Stefan sedang melaksanakan jam olahraga bersamaan. Bagaimana tidak senang, hari inilah yang ia tunggu-tunggu selama seminggu tepatnya setiap hari jumat pagi.
Yuki masih berdiri didepan lokernya seraya melihat ketiga temannya yang sudah berjalan duluan di depan. Tangan mungilnya membuka pintu loker yang berwarna putih aluminium itu dan menampakan beberapa buku dan catatan juga foto yang tertempel rapi di dalamnya.
Yuki melongokkan kepalanya ketika mendengar suara derap langkah, bukan ketiga temannya tapi dua insan yang sedang menjadi bahan bicaraan seisi sekolah, Stefan dan Nasya. Tawa renyah dari kedua insan manusia yang tengah dimabuk asmara itu terasa menyayat hati Yuki, rahangnya mengeras menahan api amarah yang mulai membara didalam dadanya.
"Nanti malem lo ada acara nggak? Jalan yuk." suara Stefan meredakan tawa Nasya, dari sudut matanya ia dapat melihat senyum malu-malu gadis berlesung pipit itu dan dengan mantap mengangguk menyanggupi tawaran Stefan.
"Kemana?" Stefan tersenyum kalem dan lebih mendekatkan dirinya dengan Nasya
"Ke suatu tempat yang bisa bikin lo senang."
Yuki melengos mendengar ucapan Stefan yang kelewat romantis itu masih ada api cemburu yang memenuhi hatinya, mengapa harus Nasya? Pertanyaan itu selalu berputar di otaknya. Dengan satu tarikan napas ia menetralisir rasa cemburu dihatinya berpura-pura tidak mendengar ucapan mereka dan bersikap dingin seperti biasanya. Seorang Yuki Margareta Kato tidak boleh menunjukkan kelemahannya kepada orang lain.
Setelah mengunci lokernya ia berjalan seperti biasa, tanpa ekspresi ketika melewati dua makhluk yang sedang dimabuk asmara itu. Stefan dan Nasya sempat terdiam seraya menatap Yuki dengan ekspresi berbeda
"Gue pastiin dia nggak bakal nyakitin lo lagi, Nas." Perkataan Stefan menghentikan langkah Yuki, Stefan benar-benar mengibarkan bendera perang kepadanya tentu saja ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Stef," lirih Nasya dengan sedikit ketakutan tapi dari sudut matanya ia dapat melihat Stefan tengah menatapnya tajam dan menusuk.
"Gue akan melindungi orang yang gue cintai dan gue akan berbuat apapun demi mereka bahkan jika harus membunuh pun bakal gue lakuin."
Seperti ada ribuan paku yang menusuk didadanya, tenggorokannya tercekat mendengar kata-kata Stefan yang benar-benar menusuk. Ia menahan napas sejenak menetralisir rasa sesak didadanya, ngilu dan perih seakan bercampur menjadi satu membentuk rasa yang benar-benar menyakitkan, Yuki tersenyum getir dibalik punggungnya menyembunyikan kesedihannya dari Stefan.
Keheningan mengambang di udara yang terdengar hanya suara tarikan napas dari ketiga orang itu seakan waktu berhenti begitu saja tak ada yang bergerak maupun berbicara, akhirnya tanpa memperdulikan perkataan Stefan Yuki melenggang, tidak ada gunanya berdebat dengan Stefan hanya karena cewek miskin yang dianggap sebagai rivalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS (STEFKI VERS)
FanficTerlahir dari keluarga kaya bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Yuki Margareta, gadis dingin yang jatuh cinta kepada Stefan Andro. Sangat disayangkan karena pria itu membenci dirinya. Lantas bagaimana kisah cinta Yuki selanjutnya? Repost Karya Penak...