Apergio

3.9K 509 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bukan begitu, Yibo, yang ini dimainkan seperti ini. Jarimu harus diletakkan sesuai tutsnya. Jangan diubah-ubah."

Sudah hampir satu jam Zhan berada di ruang musik bersama Yibo yang meminta diajari bermain piano. Tapi yang dilakukan Yibo hanya melakukan kesalahan terus-menerus dan tersenyum ketika diomeli oleh Zhan.

Sudah satu minggu ia menyamar sebagai mahasiswa demi bisa berteman dengan Zhan. Dan Yibo semakin mengetahui sisi lain pemuda manis itu yang terkesan menggemaskan. Tak disangkanya bahwa Zhan ternyata bisa sangat cerewet. Jika dibandingkan saat pertama kali bertemu, tentu saja sangat jauh bedanya.

"Yibo! Yibo! Kau mendengarkanku atau tidak?" Zhan menegur pria di sampingnya yang tampak senyum-senyum saja.

Tanpa memudarkan senyum di wajahnya, Yibo berpaling ke arah Zhan dan berkata, "Tentu saja aku mendengarkanmu."

"Lalu kenapa kau senyum-senyum terus? Coba kau lakukan apa yang baru saja aku katakan padamu."

"Sekarang?"

"Bukan, tunggu sampai lebaran monyet!" tukas Zhan saking geregetannya membuat senyum Yibo makin lebar.

"Tapi monyet tidak ada lebarannya, Zhan."

Zhan memutar bola matanya dan mendesah. "Malah dijawab lagi. Lakukan sekarang!"

"O-oh ...!" Sambil terus menahan senyumnya, Yibo menempatkan jemarinya di atas tuts piano dan lagi-lagi ia melakukan kesalahan karena memang sesungguhnya ia tidak mendengarkan penjelasan Zhan. Sang putra mahkota itu sibuk mengamati dan mendengarkan suara Zhan yang memanjakan telinganya.

Setelah melihat permainan Yibo lagi Zhan kembali mendesah lelah seakan ia baru saja mengangkat beban seberat satu ton.

"Sudahlah, kau tidak ada bakat bermain musik," simpul Zhan dengan wajah sedih. "Lebih baik kau lakukan hal lain saja yang lebih berguna daripada bermain musik yang tak bisa kau kuasai."

Kepala Yibo menoleh dengan cepat. "Melakukan hal lain?" Ia terlihat terkejut dan cemas. "Tapi kau tetap menemaniku, kan?" Baginya percuma saja kalau ia tidak bisa bersama pemuda manis tersebut.

"Kenapa harus aku? Memangnya kau tidak punya teman di sini?" Kening Zhan berkerut.

Yibo tertunduk dengan wajah muram lalu menggeleng pelan.

"Karena itu, kau harus berteman dengan yang lainnya. Aku bisa mengenalkanmu pada teman-temanku yang lain," saran Zhan

"Tidak!" seru Yibo cepat dan itu mengejutkan Zhan yang menatapnya bingung. "Eh, bukan begitu. Masalahnya aku ini punya alergi bila berdekatan dengan orang lain."

"Alergi ....?" Kening Zhan mengerut tajam disertai ekspresi tidak percaya.

Yibo mengangguk. Ia sudah terlanjur mengarang bagian itu.

SYMPHONY OF YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang