0'5-Orang baru.

745 118 1
                                    

Vote.
💬Comment.

🚫Typo bertebaran.
!¡Happy reading!¡

Semua siswi ataupun siswa yang masih ada digerbang sekolah menghentikan langkahnya kala sebuah mobil sedan kuning memasuki area sekolah mereka tak terkecuali tiga sahabat yang tengah duduk-duduk santai diparkiran menduduki motor orang dengan semba...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua siswi ataupun siswa yang masih ada digerbang sekolah menghentikan langkahnya kala sebuah mobil sedan kuning memasuki area sekolah mereka tak terkecuali tiga sahabat yang tengah duduk-duduk santai diparkiran menduduki motor orang dengan sembarang sambil menunggu bel masuk berbunyi alangka baiknya mereka menghirup udara segar dipagi hari sesekali mencari seme diparkiran siapa tau dapet.

Renjun udah tenang dia tinggal menjalankan misinya pagi ini waktunya gak sebentar tapi 30 hari jadi dia harus memanfaatkan hal tersebut sebisa mungkin, ia masih berdoa dalam hatinya berharap kakak kelasnya itu jomblo, sedangkan haechan dan jaemin masih bingung mau mendekati siapa secara sekolah mereka gak ada yang ganteng.

Sial mereka belum melihat anak kelas tiga kayaknya itu anak kelas tiga titisan cogan semua njir ah iya maklum kelas tiga berada dilantai dua sedangkan kelas 11-10 ada dilantai satu kantinnya pun dua jadi gak salah kalo mereka jarang liat anak kelas tiga .

Kembali lagi ketopik.

Haechan the genk memperhatikan mobil kuning dengan seksama sebenarnya gak seksama banget sih mereka juga udah tau siapa orang yang ada dimobil kuning itu, cuma mereka tu heran aja perasaan tidak terlalu spesial dari mereka tapi kenapa siswa-siswi menatapnya seolah-olah mereka ini artis padahal kalo segi muka tampan mereka bertiga.

Iyain aja_-

Eh tapi memang iya.

“Guys gua udah ada siapa yang mau gua deketin.” Ujar haechan tiba-tiba sambil menepuk pahanya agar kedua sahabatnya mengubah atensinya pada dirinya.

Jaemin renjun menatap haechan dengan pandangan heran, cepet banget perasaan mereka baru bentar nongkrong diparkiran jaemin melihat arah pandang haechan berusaha mencari tau seme mana yang haechan ingin dekati.

“Kak jeno!.” Pekik jaemin heran pasalnya arah pandang haechan menatap jeno yang baru saja keluar dari mobil bersama lucas.

Jeno yang mendengar namanya dipanggil menolehkan kepalanya melihat jaemin yang menatapnya penuh.
“Kenapa?.” jawab jeno tiba-tiba bahkan ia tidak menghampiri jaemin ia masih didekat mobilnya bersama lucas.

Jaemin gelagapan sendiri ternyata ia shok terlalu kencang sampai jeno dengar.
“A-ah gak kak, maaf.” jeno tersenyum menyembunyikan matanya sebelum meninggalkan jaemin dan teman-temannya diparkiran.

“Astaga jaemin lo buat malu.” Cabik renjun sambil menutup mukanya.

“Ya guakan shok kenapa harus kak jeno.” Jawab jaemin polos.

“Bukan kak jeno maksud gua, gua gak suka sama yang mata sipit apalagi yang ketawa mata- kenapa lo melotot.” Tanya haechan kerenjun yang melotot garang kearahnya.

“Secara gak langsung lo gak suka sama gua chan! Lo gak liat mata gua juga sipit kaya dia!! Bener-bener ye lo.” Renjun memekik tak terima, jelas gak terimalah dia juga punya mata yang sipit dia itu keturunan china jadi jangan salah kalo matanya ilang.

“Gua gak bermaksud aelah, maksud gua, gua gak suka seme yang begitu, pria itu liat gak, yang lagi ngobrol berdiri dideket dinding.” Haechan menunjuk seseorang yang ia maksud dari tadi.

Keduanya melihat pria yang ditunjuk haechan, pria itu tinggi bersedekap dada mengobrol dengan seseorang yang badannya sedikit pendek darinya sesekali tertawa.

“Adek kelas?.” Pertanyaan renjun diangguki oleh haechan.

“Cakep kan, gayanya aja beeh keren asli.” Ujar haechan yang masih menatap —Sungchan— dengan mata berbinar, sungchan itu tipe-tipe haechan, selain badannya yang tinggi, berbadan putih, pintar, baik pokoknya tipe haechan banget.

“Eh dicium bor, bhahaha ternyata udah ada pawangnya haha, nasib lo chan.” Ejek renjun yang melihat sungchan mengusak rambut pria didepannya sesekali mencium keningnya tak lama mereka berdua pergi sambil bergandeng tangan.

Jaemin ikut tertawa melihat haechan murung lebih tepatnya menatap tak bercaya pria yang hampir ia jadikan pacar.
“Udah sama yang kemaren aja, siapa njun, mark mark siapa namanya.” Ujar jaemin berusaha mengingat nama mark.

“Iya mark, udah sama mark aja dari pada jadi pelakor, gua gak mau ya punya sahabat pelakor.” Timpal renjun.

Haechan menghela nafasnya beratnya lalu beranjak dari duduknya
“Udah kuy kekelas gua gak mau mikir.” Ajakan haechan disetujui keduanya tak lama bel masuk berbunyi bertepatan mereka sampai didepan kelas.

“Pagi anak-anak.” Sapa sang guru muda yang memasuki kelas setelah ketiganya bahkan haechan the genk belum mendudukan dirinya dikursi, guru ini cepat sekali, terlalu semangat ah mereka gak suka.

Sapaan guru dibalas dengan baik oleh murid-murid kelas 11 ipa.

Sekitar 30 menit mereka mendengarkan penjelasan pelajaran yang guru ini berikan baru 30 menit ya otak mereka rasanya udah belajar selama 30 jam, pusing, dan mau tidur.

“Jaemin.” Yang dipanggil mengangkat dagunya menatap sang guru dengan tatapan bertanya.

“Bisa tolong ambilkan buku diperpustakaan, buku seperti ini ya, ambil 23 aja.” Suruh guru itu kejaemin sambil menunjukan buku yang dipegangnya, hari ini buk tika tidak akan menulis dipapan tulis ia akan menjelaskan langsung lewat soal-soal yang ada dibuku itu, jadi biar muridnya ngerti ia menyuruh jaemin mengambil buku diperpus.

Jaemin menurut dan beranjak dari duduknya ia melirik sekilas kebangku belakangnya melihat kedua sahabatnya yang terlelap dengan buku yang digunakan untuk menutup muka mereka, jaemin menggeleng dan berjalan keluar kearah perpus.

Sesampainya perpus jaemin buru-buru meminta izin kepengurus perpus untuk meminjam buku biologi disana setelah mendapat izin jaemin bergegas mencari tempat buku itu berada.

“Inikan ya.” Jaemin mulai menghitung buku biologi ia harus memastikan buku itu terbawa 23 soalnya kelad 11 ipa hanya terisi 23 anak.

Setelah selesai jaemin melangkahkan kakinya keluar menuju kelasnya lagi dengan tumpukan buku ditangannya.

“Sini gua bantu.” Jaemin berhenti seketika menatap mata kakak kelasnya itu dengan heran.

“Gua tau itu berat, sini biar gua bantu.” Jeno sang pelaku merebut 23 buku biologi yang tebal ditengannya, jangan tanya jaemin sedari tadi heran dia bingung harus ngapain, kakak kelasnya ini terlalu tiba-tiba.

“Gua mau keperpus tadi gak sengaja ngeliat lo.” ujar jeno memulai percakapan karena sedari tadi mereka diam mati topik istilahnya, karena jaemin gak pandai memulai pembicaraan dia lebih suka dimulai.

Jaemin hanya mengangguk dan sesekali mengucapkan kata oh tapi dengan nada bergumam setelahnya mereka bungkam lagi tidak ada yang mulai percakapan, huh sumpah jaemin kesal dengan sifat introvertnya.

“Anak kelas mana lo?.” tanya jeno yang memulai percakapan lagi.

“Kelas 11 ipa.” Jawab jaemin singkat.

Jeno menghembuskan nafasnya, adik kelasnya yang satu ini pendiem banget sih, sedangkan jeno gak suka liat orang yang pendiem bukan gak suka lebih tepatnya dia gak suka mati topik tapi dia juga agak susah memulai percakapan.

“Sifat lo emang gini ya? pendiem.” Jaemin hanya mengangguk menanggapi ucapan jeno, emang bener ada nya kok kecuali sama dua temennya itu bobrok gak ketulungan.

“Tapi gua liat lo biasa-biasa aja sama temen lo tadi.”

“Gua diem cuma sama orang baru kak, makasih udah bantuin, gua masuk dulu.” jaemin mengambil buku biologi ditangan jeno dan masuk kedalam kelas meninggalkan jeno sendirian didalam kelas.

Jeno menghela nafasnya dan kembali melanjutkan tujuannya menuju perpusatakaan.

Bersambung...

30 Hari Mengejar Cinta [HC | JM | RJ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang