13

20 4 10
                                    

Jangan lupa vote ya!
Happy reading!!

••

Pagi ini terlihat begitu cerah,terdengar suara deburan ombak yang tenang. Shanda melangkahkan kaki menuruni anak tangga menuju pantai. Shanda berlari menyusul ombak, ia terlihat begitu menikmati keindahan pantai pagi ini. Setelah merasa lelah berlarian, ia pun duduk di atas pasir pantai dan memejamkan matanya sambil menikmati angin bertiup sepoi-sepoi.

"Nyonya.." Panggil wanita separuh baya dari arah belakang, Shanda membuka mata nya lalu menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Bi Ningsih. Ada apa?" Tanya Shanda sambil tersenyum.

"Sarapan dulu nyonya, Tuan Angga sudah menunggu di meja makan" Ujar bi Ningsih. Mendengar itu Shanda tersenyum lalu ia bangkir dari duduknya dan melangkah menuju villa.

Suana di meja makan kini begitu sunyi, hanya ada suara piring yang terkena sendok.

"Mas..harini aku kerja ya" Ujar Shanda, ia memberanikan diri untuk membuka topik pembicaraan.

"Lo di rumah aja, ga usah kerja. Kalau butuh apa-apa tinggal bilang ke bi Ningsih." Ujar Angga tanpa menatap ke arah Shanda.

"Tapi mas.."

"Ga ada tapi-tapian, bisa ga sih lo jangan mbantah?." Ujar Angga, lalu ia bangkit dari duduknya dan meninggalkan Shanda.

Setelah selesai sarapan Shanda duduk di sofa yang berada di ruang tamu sambil menonton televisi. Ia merasa sangat bosan karena tidak tahu harus melakukan apa, ia pun tiba-tiba tersenyum lalu bangkit dari duduknya langsung menuju ke kamar. Hari ini Shanda akan berkunjung ke rumah Indra. Ia ingin bertemu keponakannya.

"Onti Shanda!!." Teriak Gina dari ambang pintu ketika ia melihat Shanda, gadis kecil itu berlari menuju Shanda lalu memeluknya.

"Aaa kesayangan ontii, onti kangen" ujar Shanda

"Gina juga kangen sama ontii." Ujar Gina. Lalu Shanda pun masuk ke dalam rumah itu dan menyapa Eira, kakak ipar nya. Memandangkan Eira sedang sibuk membereskan rumah, Shanda pun membantu Eira untuk menjaga Gina.

"Gina, onti punya sesuatu untuk gina.." Ujar Shanda sambil menunjukkan paper bag yang bermotif Frozen.

" Apa itu onti.." tanya Gina, Shanda pun memberikan paper bag itu kepada Gina.

"Wahh boneta plojen, ini untuk gina ti?." Ujar Gina dengan sedikit pelat. Shanda pun mengangguk lalu mencium pipi tembam Gina.

" Onti juga beliin untuk Aisya, tapi onti belum bisa main ke rumahnya, soalnya jauh.." Ujar Shanda

"Nanti ke sana nya sama gina aja ti, gina udah kangen cama dek Isya" Ujar gadis cilik itu. Lalu Shanda pun memeluknya erat, Gina begitu sangat lucu, Shanda gemas melihat Gina sehingga mencubit pipi gadis cilik itu berkali-kali.

"Aduh ontii, cakitt tau.." ujar Gina, ia sedang kesakitan karena cubitan Shanda terasa begitu sakit.

"Aduh sayang onti, maapin onti..habis Gina gemesinn.." Ujar Shanda sambil memeluk Gina.

"Onti..mana om om itu?" ujar Gina, mendengar itu Shanda mengerutkan keningnya, ia bingung siapa om om yang gadis cilik itu maksud. Shanda tersenyum begitu tau siapa yang di maksud Gina.

"Hahaha maksud kamu om Angga?." Tanya Shanda sambil terkekeh.

"Iya ontii.." ujarnya

"Om Angga lagi sibuk sayang, jadi dia gak ikut." Ujar Shanda, Gina pun membulatkan mulutnya seraya berkata,

"Oooo begituu yaa" Shanda terkekeh melihat sikap Gina yang menggemaskan itu.

" Gina..ayo mandi, udah sore." Panggil Eira, tidak terasa hari sudah berganti sore. Shanda pun berpamitan untuk pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang