01. Disini

78 17 8
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dan aku masih berkutik dengan tumpukan pakaian yang harus aku pilih untuk aku pakai besok. Aku harus menggunakan pakaian yang paling bagus dan sesuai dengan tema. Besok bagian kelasku berfoto buku tahunan siswa atau biasa kita sebut 'booklet'. Tahun ini adalah tahun terakhir aku sekolah disini. SMK Pribumi Raya, itu nama sekolahku.

Sudah setengah jam berlalu dan aku masih belum memutuskan akan menggunakan baju yang mana. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan dress hitam motif bunga-bunga dibalut dengan manset baju warna putih.


Ruri: Besok mau aku anter?

Luna: Gak usah, sayang. Aku bawa motor sendiri aja.

Ruri: Gak mau dianter aja?

Luna: Bukannya gak mau. Takut besok habis foto main dulu sama anak kelas, kalau aku dianter nanti harus ikut nebeng dulu sama yang lain dan malah ngerepotin. Jadi, mending aku bawa motor sendiri aja.

Ruri: Iya, sih.


Ruri Narendra, dia pacarku. Hubungan kami hampir menginjak 3 tahun. Akhir-akhir ini hubunganku memang sedang tidak baik. Yang biasanya bertemu setiap saat jadi jarang untuk bertemu. Kalau ditanya kenapa, jawabannya karena aku yang mau.


Ruri: Jangan lupa skincarean.

Ruri: Istirahat yang cukup biar besok fotonya perfect hihi.

Ruri: Good night. I love you.

Luna: I love you too.


Dia memang laki-laki pertama setelah ayahku yang memperlakukanku layaknya seorang ratu. Dihidupnya aku nomor 1, selalu. Tapi, dia juga laki-laki pertama yang berhasil membuatku melakukan banyak hal bodoh hanya demi 'cinta'. Selama hampir 3 tahun ini aku selalu bersama dengannya kemana pun itu. Hidupku isinya dia, dia, dan dia. Bahkan, hanya sekedar berbelanja ke supermarket pun bersamanya. Padahal jarak rumah kita cukup jauh.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 4 dini hari. Tentu saja aku sudah bangun dari tidurku. Hari ini bisa dibilang salah satu hari penting, jadi aku berusaha untuk tidak datang terlambat. Aku langsung beranjak dari tempat tidurku untuk segera bersiap-siap.

Setelah semuanya siap, aku langsung pergi ke titik kumpul kelasku. Oh iya, aku masuk jurusan teknik kelas Teknik-1. Kelasku mendapat bagian foto disalah satu daerah di Kota Bandung. Sampai disana, aku berkeliling sebentar untuk mencari spot foto yang akan aku dan kelompokku gunakan nanti saat foto perkelompok. Kegiatan foto untuk booklet itu tidak berlangsung lama, sisanya acara bebas.


Luna: *send picture*

Ruri: Cantikkkk bangett punya akuuuuu.

Luna: Makasihhh.

Ruri: Semangat yaa fotonya.

Ruri: Gemayy.

Ruri: Punya aku.

Luna: Iya, terimakasih sayang.


Lihatlah bertapa manisnya dia memperlakukan diriku. Saat itu aku berpikir, seharusnya dia ada disini bersamaku, ikut berfoto dengan yang lain, atau bahkan hanya sekedar menemani kesepianku. Memang benar disini ramai, aku bersama teman-teman kelasku. Tapi, aku merasa kesepian disini.


"Luna gak foto bareng Tama?" ucap Akbar mengejekku.


Ha- Padahal Akbar tau betul kalau aku dan Tama sedang tidak baik-baik saja. Adhitama Elvan Syahreza, dia adalah sahabatku. Sudah hampir 1 tahun aku dan Tama tidak saling sapa. Jujur aku merindukannya, hanya untuk sekedar mengobrol dengannya aku sudah sangat senang. Tapi, bagaimana mungkin? Menatapku saja tak dia lakukan. Bahkan candaan yang Akbar lontarkan tak ia gubris.


LunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang