13. SEMUANYA SELESAI

15 2 0
                                    

Dan kini, semuanya terasa sepi. Ruangan yang tadinya hangat, bising dan ceria itu kini sudah berakhir. Hanya tinggal serpihan kenangan yang tersisa saat ini. Rasa sepi menghampiriku kali ini, terasa sekali perbedaannya. Tapi aku sangat senang mereka ada dan memberiku perasaan senang yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

***

Dua hari telah berlalu, aku hanya berdiam diri di rumah dan mengurus kedua adikku.

Hari ini, aku memutuskan untuk ikut dengan teman-temanku. Menginap di Rumah Dayyan. Suasana hatiku sebetulnya sedang tidak baik-baik saja.

Karena...

Pagi hari tadi, aku memutuskan untuk mengirim pesan kepada Tama.

Luna: Tama.

Luna: Apa kabar?

Tama: Baik, Na. Kamu apa kabar?

Luna: Alhamdulillah, kurang baik hehe.

Tama: Kenapa? Ada yang mau kamu omongin sama aku?

Luna: Iya, ada. Boleh?

Tama: Boleh, Na.

Luna: Selama ini kita jauh udah hampir satu tahun ya, Tam. Aku udah berusaha banget biar kita bisa balik lagi kaya dulu. Tapi setiap aku mau berusaha buat biasa aja, kamu kaya yang ngejauh dari aku.

Luna: Atau aku yang terlalu ego sampe aku ga sadar kalau kamu juga sebenernya berusaha buat kita baik-baik aja?


Pesan yang aku kirim itu sampai malam hari aku berangkat ke Rumah Dayyan pun belum kunjung ada balasan. Aku tahu, aku memang salah. Selama ini aku berusaha untuk memperbaiki satu persatu kesalahan-kesalahan yang telah aku perbuat. Tapi, untuk yang satu ini kalau hanya aku yang berusaha sepertinya akan sangat susah.

***

"Aydan, aku mau cerita boleh?" tanyaku pada Aydan yang sedang memainkan ponselnya di teras Rumah Dayyan bersama dengan Dayyan disana.

"Kenapa, Na? Kamu overthinking apa lagi?"

"Aku pengen semuanya cepet selesai, Dan. Aku ga mau gini terus sama Tama, kamu tau ceritanya kenapa aku sama dia bisa kaya gini. Aku harus gimana?"

"Udah coba diobrolin baik-baik?"

"Dia ga akan bisa di ajak ngobrol, pasti ga akan serius."

"Kalian udah sahabatan lama, aku tau dan aku liat langsung pertemanan kalian selama ini. Kamu pasti lebih ngerti gimana cara ngatasin masalah kamu sama dia, Na. Tanpa kamu tanya sama aku, aku yakin kamu udah punya jawabannya."

"Sekarang, ada aku disini. Ada yang lain juga. Kita bakal bantu kamu kalau kamu butuh sesuatu, apa pun itu. Sok coba lakuin hal yang menurut kamu itu bakal bantu kamu sama dia balik lagi kaya biasa. Paling engga kalian ga keliatan canggung waktu bareng-bareng."


Aku sudah melakukannya, aku pikir berbicara lewat pesan singkat adalah jalan yang paling baik agar semua pesanku tersampaikan kepada Tama.

Aku mencoba mengirim pesan kembali kepada Tama. Sekali lagi, ini kesempatan terakhirku untung mengungkapkan semuanya kepada Tama.

Ini sudah tengah malam, biasanya Tama masih asik bermain Game Online bersama temannya yang lain.

LunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang