New Problem

9.9K 381 10
                                    

Secercah cahaya menusuk mataku. Membuatku terbangun dari tidurku.

Aku membuka mataku lalu aku tersadar,aku sedang berbaring. Saat aku melihat sekelilingku,aku melihat buram seorang laki-laki di sampingku. Menatapku cemas. Aku mencoba bangun,namun aku tidak tahan sakit yang ada di kepalaku yang sudah diperban.
Laki-laki itu menumpu punggungku agar aku terbantu untuk berbaring.
"Jangan banyak bergerak. Itu akan membuatmu sakit." ujar laki-laki itu. Ternyata itu kakakku. Suaranya sangat lembut.
"Aku di mana?" tanyaku.
"Kau di sekolah. Tepatnya di unit kesehatan." ucapnya sambil mengelus kepalaku dengan sentuhan lembut.
"Kenapa kakak biasa ada di sini?"tanyaku lagi. Seharusnya ia kuliah.
"Tadi Ganym menelfonku. Katanya ia melihatmu tidak sadar diri di balkon. Dan dikepalamu terdapat darah. Lalu Ganym membawamu kesini. Aku kesini karena aku khawatir padamu." ujarnya. Aku jadi tidak enak karena ia meninggalkan kuliahnya gara-gara aku. Aku menunjukkan senyumku agar ia berikir bahwa aku baik-baik saja.
Ia mengelus lembut punggung tangan kananku. Menunjukkan senyum palsunya.
Seseorang mengetuk pintu ruangan dan kakakku mempersilahkannya masuk. Ia adalah Ganym.
"Aku tahu apa yang terjadi." ujarnya panik. Ucapannya terhenti ketika ia melihatku. Ia membuatku bingung.
"Maaf,bisa kita bicara di luar?" ajaknya pada kak Deon. Kakak mengangguk lalu bangkit dan berjalan menuju pintu sambil berkata ' tunggu sebentar,ya' padaku. Tinggal aku sendirian di ruangan ini. Aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Kenapa mereka bicaranya tidak di dalam saja.
Lima menit kemudian, kakak masuk kembali. Ia terlihat kesal.
"Ada apa?"tanyaku. Ia hanya menggelengkan kepalanya. Ia duduk di sebelahku.
"Ayo kita pulang." ujarnya sambil mengambil tasku yang ada di bawah kasur tempat ku berbaring.
"Kenapa tiba-tiba pulang? Aku masuh mau sekolah." ujarku. Kakak menatapku heran.
"Aku mau bertemu dengan Luke." lanjutku dengan sedikit membentak. Kakak membelalakkan matanya kearahku.
"Apa kau tidak ingat kejadian di mana terakhir kali kau bertemu dengan Luke?" tanyanya dengan nada yang meyakinkan.
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi. Dan,Oh! Aku ingat! Di saat ia marah padaku.
"Ya, iya. Aku ingat." ujarku. Aku mengangguk-anggukkan kepalaku lalu menatap ke kak Deon. Ia memperlihatkan senyumannya yang terlihat seperti terpaksa. Ia berjalan pelan mendekati diriku. Ia mengelus puncak kepalaku lalu mencium keningku dengan lembut. Aku sangat menyayanginya. Ia tersenyum padaku.
"Aku adalah laki-laki yang paling menyayangimu. Aku akan membunuh siapapun yang coba-coba membunuhmu." ujarnya yang sedaritadi menatapku dengan senyuman tipis diwajahnya.
Aku bangun dan duduk di tepi kasur ini menghadap kakakku. Aku mengangguk ke arahnya lalu memeluknya erat seraya mengucapkan kata terima kasih padanya. Iya mengangguk dan nengatakan sama-sama.

**
Aku sudah sampai rumah.Kakak menuntunku ke arah kamarku. Kakak sudah bilang kepada guruku kalau aku pulang. Tadi Ganym mengantarku ke area parkir. Aku melihat ia tampak sedih dan menyesalu hal ini.
Sekarang aku sudah berbaring di bilikku sendiri. Ditemani kakakku. Dan kami hanya berdua. Mami dan Loetie tidak ada di rumah. Aku dan kakakku tidak tahu mereka di mana. Akhir-akhir ini mereka jarang di rumah.
"Kak. Aku boleh bertanya tidak?" tanyaku. Kakak mengangguk.
"Apa kakak sudah tahu penyebab aku berada di unit kesehatan sekolah tadi?" tanyaku ragu.
Ia tersenyum mendengar pertanyaanku yang terlalu serius bagiku. Ia duduk di sebelahku lalu mengelus puncak kepalaku dan mengacak-ngacak rambutku.
"Sudah tahu dari Ganym. Ternyata ia tahu semuanya." ujarnya dengan seringaian di wajahnya. Aku makin bingung saat kakak mengatakan Ganym tahu semuanya.
Setahuku saat aku menemui Luke, Ganym sedang kesakitan di unit kesehatan sekolah. Tapi tadi saat ia menemui kakak,ia tampak sehat-sehat saja. Tapi, masih ada lebam di wajahnya. Btw,aku jadi makin kesal pada Luke.
"Hei! Jangan melamun." ujar kakakku sambil melambaikan tangan kanannya ke depan wajahku. Aku mengerjapkan mataku. Ternyata daritadi aku melamun.
"Kau pasti bingungkan?" tanyanya. Aku mengangguk.
"Ya,tadi Ganym cerita padaku. Ia mengikutimu menemui Luke karna ia takut terjadi apa-apa padamu. Ia bilang ia juga melihat otot lehermu mengeras saat kau memarahi Luke. Ia juga melihat kau dibentak Luke. Ia mau bilang terima kasih padamu karna sudah membela ia di hadapan Luke. Tapi ia bingung bagaimana caranya."jelasnya. Aku mengernyitkan dahiku. Aku tidak menyangka kalau Ganym seperti itu.
"Sudah lah." lanjutnya. Aku mengedip-kedipkan mataku dan tersenyum ke arahnya.
"Well,nanti malam Ganym akan menjengukmu." ujarnya dan menampakkan seringaiannya. Aku membelalakkan mataku.
Kenapa orang-orang suka sekali menjenguk orang? Padahal sakitnya tidak parah.
"Ehem. Hari ini aku melihat adikku pipinya bersemu merah." ledeknya. Aku menutup wajahku. Bagaimana bisa aku blushing? Kakak menertawaiku. Huh! Dasar Jahil.
"Dan Ganym kesini bersama Aurel." lanjutnya. Ia mengalingkan wajahnya dariku. Aha! Waktunya membalas.
"Hahahah!! Aku baru melihat kakak pipinya bersemu merah. Ulala... Aku tidak sabar melihat kedatangan kak AURELIA." ujarku yang meneriakkan kata Aurelia. Kakak menatapku dengan tatapan kesal. Ia menghampiriku lalu mengelitiki tubuhku. Sial! Ini menggelikan.
"Rasakan ini! Ahahah!" teriaknya.
"Aaaaaaa!!! Geli..!! Aaaaa! Sudah lah!!" Aku terus meronta. Tapi kakak tetap mengelitiki tubuhku sampai aku 'guling-gulingan' di kasurku. Ia berhenti mengelitikiku saat handphonenya berdering.
"Sebentar ya. Aku terima telfonnya dulu." ujarnya. Lalu ia pergi setelah aku mengiyakan.
Huh. Nafasku tidak beraturan. Aku membenarkan rambutku di depan cermin. Aku menyusir rambutku sampai rapih. Dan saat aku melihat ke cermin, aku melihat kalung yang berliontin G bergantung di leherku. Seketika jantungku berdegup kencang dan rasanya kupu-kupu di perutku beterbangan. Aku memandangi kalung ini lewat cermin. Kurasa kak Aurel pintar memilih kalung. Aku terlihat cantik dengan kalung ini.
"Ehem." seseorang mendeham dan itu adalah kakakku. Ya Ampun!! Jangan-jangan dia melihatku memandangi kalung ini. Lagian juga ngapain sih Valley mandangin kalung ini?
"Jadi,kau suka kalungnya atau orang yang memberikannya?" tanyanya dengan seringaiannya. Aku hanya memutar kedua mataku.
"Ok. Aku mau keluar sebentar. Jangan kemana-mana ya. Aku tidak lama. Jangan bakar rumah ini ya."ujarnya yang menghampiriku lalu memeluku erat. Wah! Nampaknya ia sedang bahagia. Ia memang memeluk orang kalau ia sedang bahagia. Biasanya ia memeluk Loetie kalau sedang bahagia. Tapi Loetie tidak ada di dekatnya. Setelah beberapa detik akhirnya ia melepaskan pelukannya dan pergi.
**
Sekarang aku,kakakku,Ganym,dan kak Aurelia berada di ruang makan. Kita sedang makan malam bersama. Di sela makan kita juga bercengkrama. Rasanya seru sekali. Semuanya kita bicarakan di sini. Termasuk kalung yang sekarang kupakai. Kalian tahu tidak apa yang kak Aurel katakan?
Yang kak Aurel katakan adalah "Wah! Kau memakai kalung pemberianku. Terima kasih,ya kau sudah memakai kalungnya. Itu terlihat indah di tubuhmu. Aku memberikan kalung itu karena aku berharap kau mau berteman baik dengan Ganym. Dan liontin itu berbentuk huruf G , karena aku berharap kalian taken. Kulihat kalian serasi." Begitu katanya. Ngga lucu deh. -,-
Kakakku dan kakakknya Ganym selalu membicarakan tentang hubunganku dengan Ganym. Mereka selalu berharap kalau aku jadi pacarnya Ganym.
Tapi kalau ngobrol suasananya begini, aku merasa berada di keluarga yang bahagia.

Namun,di sela makan malam kami, seseorang mengetuk pintu rumahku. Dan ternyata itu adalah Luke. Ia bilang ia kesini untuk meminta maaf padaku dan menjelaskan apa yang ingin ia jelaskan. Tapi,kakak terlihat tidak suka padanya. Luke dipersilahkan masuk dan kami berkumpul di ruang keluarga. Kami duduk di sofa. Aku duduk berhadapan dengan Luke dan bersebelahan dengan kak Aurel. Di sebelah Ganym duduk di sebelah Luke. Dan kakakku duduk di antara Luke dan aku.
Kakakku mulai memperlihatkan wajah marahnya. Ia mengepalkan tangannya dan itu membuat kita di sini merasa takut.
Dan semuanya dimulai. Masalah yang membuat aku dan kak Aurel menangis histeris....

****
Writter note: Hallo!! Hai!! Makasih, ya yang udah baca,ngevote dan comment  buku ini. :') Dan yang baca tapi ngga ngevote dan comment juga makasih ya.
Maaf banget kalo buku ini banyak salahnya,banyak yang ngga nyambung dan ngga jelas. Aku masih belajar soalnya. Tapi kalo mau ngajarin atau ngasih ide gpp,bilang aja ya.
Intinya makasih banyak!! :)
Oh iya! Yang nonton konsernya 1D nitip Harry ya. :D Tolong kirimin Harry ke rumah aku.  :D
Oke. See you soon..

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang