Puing 13

2.1K 275 19
                                    

Selamat Membaca

****

"Tapi kamu mau bersabar untuk itu kan? Karena ada hal yang belum selesai antara saya dan masa lalu saya." ucap Al

"Apa ini berkaitan tentang Michi?" tanya Andin

"Iya." Balas Al sambil menganggukkan kepala, netranya menatap Andin sangat dalam seolah menyiratkan rasa sakit yang selama ini tidak pernah Al tunjukkan pada siapapun.

"Dan juga Reyna. Tapi maaf Ndin, saya belum bisa menceritakan semuanya sama kamu." sambung Al

Andin menghela napas.

"Oke, aku akan tunggu mas. Aku yakin aku bisa buat kamu jatuh cinta sama aku. Tapi jika nanti usahaku gagal, aku mau kita akhiri semua ini."

"Baiklah, kalau itu yang kamu mau." balas Al

"Aku mau ke Reyna dulu mas."

Andin pun berjalan menghampiri Reyna yang masih asyik bermain. Tawa bahagia terpancar dari wajah Reyna, Andin yang melihatnya pun ikut tertawa.

Andin melihat jam tangan yang terpasang dipergelangan tangan kirinya. Sudah pukul 12.45 dan waktunya untuk makan siang.

"Sayang, udah dulu ya mainnya. Sekarang kita makan siang dulu ya nak." ucap Andin

"Tapi aku masih mau main Mama."

"Mainnya bisa lain kali lagi sayang, Reyna harus makan nanti kalau engga perut Reyna sakit. Reyna mau perutnya sakit?"

"Engga Mama, nanti mama sedih kalau Reyna sakit."

"Nah jadi mau kan makan siang dulu, sama mama sama papa."

Reyna menganggukan kepala sebagai pertanda iya atas ajakan Andin.
Mereka berdua pun menghampiri Al yang masih duduk di bangku yang sedari tadi juga turut memerhatikan interaksi antara anak dan istrinya.

"Kita makan siang dulu ya mas." ucap Andin.

"Ayo."

Mereka pun lantas berjalan menuju salah satu restoran yang berada disana.
Restoran Jepang menjadi pilihan mereka bertiga.

"Mbak." Al memanggil salah satu pramusaji di restoran tersebut.

"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?" ucap pramusaji tersebut.

"Kamu mau pesan apa Ndin?" Al bertanya kepada Andin

"Aku sama Reyna samain aja sama kaya pesenan kamu mas." balas Andin

"Oke mbak, saya pesan sup miso, sushi, takoyaki, sama orange juice masing-masing 3 porsi ya mbak. Terima kasih."

"Baik mas, mohon ditunggu pesanannya."

Setelah pramusaji pergi suasana mendadak hening, Reyna sibuk memainkan game di HP Andin, sedangkan juga sibuk memainkan HP yang terlihat sedang membuka email.

"Dasar workaholic." batin Andin.

Merasa bosan Andin pun memilih ke kamar mandi.

"Aku ke kamar Mandi sebentar ya Mas."

Al tak merespon, dirinya masih larut dengan kegiatannya. Merasa tak direspon, Andin pun langsung pergi begitu saja ke kamar mandi.

Selepas Andin pergi, seorang wanita berjalan mendekati meja Al dan Reyna.

"Aldebaran?" ucap wanita tersebut yang herannya mampu menarik Al dari kesibukannya. Reyna juga ikut menoleh ke arah wanita tersebut.

Al terpaku, merasa tak percaya bisa bertemu wanita ini disini. Ah, apakah dunia sesempit ini?

"Michelle. Kamu ngapain disini?" ucap Al yang mulai bisa menguasai rasa terkejutnya.

"Iya jelas aku mau makan lah Al, masa iya aku mau berenang disini." balas Michelle.

"Oh iya, ini anak kamu?" lanjut Michelle yang tanpa dipersilakan langsung duduk di kursi yang tadi Andin duduki.

Al tak menjawab apapun. Merasa tak direspon Al, Michelle pun mencoba berbincang dengan Reyna.

"Anak cantik, nama kamu siapa sayang?" tanya Michelle ke Reyna.

"Reyna tante." jawab Reyna yang kemudian kembali larut dalam game yang sedang ia mainkan.

"Nama yang cantik seperti orangnya." balas Michelle lagi.

Suasana kembali hening. Al tiba-tiba menyadari bahwa Andin tak berada disini. Matanya melihat sekitar mencari keberadaan Andin. Sampai pertanyaan  yang dilontarkan Michelle membuatnya terkejut.

"Al. Apa Reyna ini anak aku?"
tanya Michelle sambil menatap dalam mata Al.

******

Maaf, kalau sedikit. Semoga bisa mengobati kerinduan kalian dengan  cerita ini.

Regards,

Gamadesu

I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang