Kepingan 5

4K 250 27
                                    

Happy Reading

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, tapi Al belum juga pulang. Sementara diluar hujan yang sejak beberapa jam lalu mengguyur Ibukota tak kunjung mereda. Andin khawatir, meskipun Al sering pulang malam atau bahkan tidak pulang dia tidak pernah se khawatir ini.

"Kamu dimana Mas?" tanya Andin yang sudah jelas tak mendapatkan jawaban apapun.

Andin ingin menelepon Al, tapi dia urungkan. Karena sudah jelas Al tidak akan mau mengangkat panggilannya.

Andin termenung menyaksikan derasnya air hujan, memikirkan Al yang belum tentu memikirkannya balik.

Andin tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara mobil. Andin bergegas menuju depan rumah. Terlihat Al yang keluar dari mobil.

"Ya Allah Mas Al!!!" ucap Andin panik karena melihat wajah Al yang begitu pucat.

"Kamu masuk dulu ya Mas, ganti baju, aku buatkan jahe hangat." kata Andin sembari memapah Al menuju kamar.

Al diam, tak berkata apapun. Dirinya terlalu lemah bahkan untuk mengatakan sepatah kata.

Setelah mengantarkan Al ke kamar, Andin bergegas ke dapur untuk membuat jahe hangat. Menurut yang Ibu Panti ajarkan dulu kepada Andin, jahe hangat bisa mencegah demam dan rasa menggigil karena mengandung magnesium, kromium, dan seng.

Setelah selesai membuat jahe hangat untuk Al, Andin langsung menuju kamar Al. Diketuk nya pintu kamar Al, namun tak ada sahutan. Tanpa pikir panjang Andin langsung masuk ke kamar Al.

Al tertidur masih dengan baju kerja yang dia pakai. Andin menghampiri Al, lalu membangunkannya.

"Mas bangun dulu, ganti dulu bajunya Mas. Nanti kamu bisa demam."

"Michi." Al bergumam.

Deg.

Siapa Michi?

Apakah dia kekasihnya Mas Al? Atau mantannya?

Sebenarnya apa yang telah terjadi sebelum Mas Al pulang?

Pertanyaan-pertanyaan itu langsung terlintas dipikiran Andin.

"Ah, masa bodoh lah, aku pikir nanti." ucap Andin.

Al tak kunjung bangun. Andin bingung bagaimana cara agar Al bangun.

"Masa iya gue yang gantiin baju Mas Al. Duh, mikir apa sih Lo Ndin." gerutu Andin.

Andin menarik paksa Al agar bangun, dan sekali lagi berusaha membangunkan Al.

"Mas Al, bangun Mas."

"Dingin Ndin."

"Iya makanya kamu ganti baju dulu, baju kamu itu basah Mas, nanti kamu masuk angin."

Al bangun dari tidurnya berlalu ke kamar mandi.

Andin duduk menunggu Al. Matanya menyusuri setiap sudut kamar Al.
Rapi dan bersih, dua kata yang mampu menggambarkan kondisi kamar Al. Terhitung baru dua kali ini Andin masuk ke kamar Al. Pertama, waktu malam pernikahan mereka dan yang kedua adalah saat ini.

I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang