Puing 16

2.8K 292 24
                                    

Selamat membaca.....

Hampir satu jam berkendara, akhirnya Al, Andin, dan juga Reyna sampai di rumah. Reyna yang memang sudah merasa lelah pun tertidur dipangkuan Andin. Andin pun bergegas membawa Reyna ke kamarnya agar Reyna bisa tidur dengan lebih nyaman. Tapi, pergelangan tangannya tiba-tiba dipegang oleh Al.

"Mau kemana?" tanya Al

"Antar Reyna ke kamar." jawab Andin datar.

Entah mengapa semenjak bertemu Michelle mood Andin menjadi tidak bagus.

"Oke, setelah itu kita bicara."

Andin hanya menganggukkan kepala, setelahnya dia bergegas menuju kamar Reyna.

Andin membaringkan Reyna dengan hati-hati agar tidak menganggu gadis kecil mungil yang begitu disayanginya.

Andin menatap lekat wajah Reyna sembari menyingkirkan helaian surai yang menutupi wajah cantik Putri mungilnya itu.

"Kalau dilihat-lihat, wajah kamu memang mirip Michelle nak." gumam Andin

"Apakah nanti kamu bakalan tetap sayang ke mama?" tanya Andin

Bulir air mata yang memang sudah Andin tahan sejak di restoran mu akhirnya jatuh meluncur bebas di pipi Andin. Pertahanannya runtuh. Andin menangis, dalam diam.

Sementara itu Al yang sedang duduk di ruang tamu merasa gelisah karena Andin tak kunjung keluar dari kamar Reyna. Al berniat menjelaskan semuanya kepada Andin. Perihal Reyna dan masa lalunya.

Al beranjak dari duduknya menuju kamar Reyna.

Ceklek...

Pintu kamar terbuka. Andin ternyata sudah tidur lelap bersama Reyna. Al merasa tak tega untuk membangunkannya.

Mungkin lain kali. Pikir Al

Al berjalan menghampiri ranjang lantas duduk disamping ranjang.

Al memandangi wajah cantik Andin yang sedang terlelap.

Cantik, dan selalu cantik. Ucap Al dalam hati.

Netranya melihat ada bekas air mata di pipi Andin. Jemarinya lantas menghapus sisa air mata itu.

"Sudah berapa banyak air mata yang sudah kamu keluarkan untuk saya Ndin? Ah, saya lupa kalau kamu sering menangis karena saya. Maaf ya, saya belum bisa membahagiakan kamu." ucap Al sembari mengusap kepala Andin.

"Kamu tahu Ndin, ada rahasia yang lebih penting dari pada tentang siapa status Reyna yang saya sembunyikan dari kamu. Mungkin ketika saya mengatakan tentang rahasia itu, kamu akan menertawakan saya, bahkan resikonya mungkin kamu akan meninggalkan saya dan Reyna."

*****

Salam,
Gamadesu

I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang