sebelas.

2.1K 255 15
                                    

"ZAZAAAAAAAAA!!"

Belum sempat Beomgyu noleh, tiba-tiba saja Jeongin, Haechan, Jeno, dan Jaemin lompat ke atas kasur Beomgyu dan alhasil menindih tubuhnya.

"Ming-gir! Be-go!" Beomgyu berusaha melepaskan diri, namun usahanya tentu saja gagal karena dirinya tidak memiliki tenaga apapun akibat demam.

Setelah mereka berempat, yang lain pun tiba seperti Hyunjin dan kawan-kawan, dan terakhir Soobin dan ibu Beomgyu yang sedang membawa nampan berisi makanan dan minuman.

"Ya ampun! Kalian berempat mau ikutan sakit juga apa gimana?!" Tegur ibu Beomgyu begitu melihat Jeongin, Haechan, Jeno, dan Jaemin yang masih rebahan di atas kasur—lebih tepatnya di atas Beomgyu.

"Gapapa kan mi, lumayan dapet jatah libur," balas Jeno. Fyi, Jeno dan geng mereka, seperti Yeonjun, Hyunjin, Felix, Jeno, dan yang lain memanggil Minah dengan sebutan mami. Begitupun para sahabat dekat Beomgyu lainnya.

"Jatah libur pala lu, ntar nangis yang repot emak lu juga," balas Minah.

"Yeu mami mah gabisa di ajak kompromi," sahut Haechan.

"Hush minggir sana kalian, mami mau ngecek kondisi Zaza dulu," usir Minah dan keempat curut itu pun menurut.

Minah mendekat ke arah Beomgyu yang tampak kesakitan sebelumnya dan menempelkan tangan kanannya di dahi Beomgyu untuk mengecek suhu tubuhnya. "Udah mendingan dibanding pagi tadi. Ini temen-temen mu bawain makanan sama buah, ada yang kamu mau ga, Za?" tanya Minah.

"Ada buah apa aja?" Tanya Beomgyu lemas.

"Wih, ini pertama kalinya gua liat Zaza lemes gitu," ujar Hyunjin yang mana langsung menerima jentikan keras di dahi oleh Soobin. "Aduh! Sakit Revan bangsat!" Protesnya.

"Orang sakit lo malah kagum, gajelas lo Lex," tegur Soobin.

"Eh, maaf deh, gua lupa ada pacarnya disini hehe.." balas Hyunjin sambil tersenyum jahil.

Soobin hanya balas memelototinya yang mana justru membuat Hyunjin semakin tertawa.

"Ada lemon ga mah?" tanya Beomgyu.

"Hah? Lemon?" Minah balik bertanya.

"Liur Zaza pait, pengen yang asem-asem," ujar Beomgyu.

"Lu demam apa ngidam dah? Gaada lemon," sahut Minah.

Mendengar itu, Beomgyu memasang wajah kecewa yang mana membuat Minah merasa tidak enak pada anaknya sendiri. "Yauda biar mama beliin—"

"Gausa tante, biar Revan aja," Soobin menawarkan diri.

"Eh gausa repot-repot, Van. Kan kamunya mau jenguk Zaza," tolak Minah.

"Gapapa tan, jenguk nanti juga bisa. Lagian rumah Revan sama Zaza juga cuman sebelahan doang," ujar Soobin.

"Oh, yauda kalo gitu.. tolong ya, ini tante kasih uangnya sama uang bensin," Minah menyerahkan dua lembar uang berwarna merah muda kepada Soobin.

"Iya tante, nanti kalau ada kembaliannya Revan balikin. Revab pergi dulu," pamit Soobin dan dibalas anggukan oleh Minah.

"Mami juga mau keluar dulu ya, mau beli bahan masak buat Zaza. Tolong jagain Zaza nya sebentar," pamit Minah setelahnya.

"Serahin aja ke kita mi, hati-hati mami cantik!" Sahut Hyunjin, Minah tertawa, kemudian meninggalkan kamar Beomgyu.

Setelah Minah keluar, kegaduhan dimulai kembali. Hyunjin dan Jeno mulai memperebutkan buah yang ingin mereka makan, Jeongin, Haechan, dan Jaemin dengan seenaknya menyalakan laptop Beomgyu dan melihat-lihat film di dalamnya. Felix sendiri entah apa yang dilakukannya membongkar meja belajar Beomgyu. Beomgyu yang sudah merasa tidak nyaman akibat demam, harus berurusan dengan tukang rusuh yang berkedok menjenguk dirinya.

musuh ;soogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang