satu.

7.9K 600 59
                                    

Matahari bersinar terang. Kicauan burung yang terdengar seperti alarm pagi hari, menambah kesan betapa cerianya pagi itu.

Dan di sebuah rumah bertingkat, terdengar suara-suara meriah yang menandakan bahwa seluruh penghuni rumah itu sudah bangun dan memulai aktivitasnya.

"MAMAAA! INI KAOS KAKI ZAZA KOK BEDA SEBELAH?! SATUNYA MANA YANG WARNA PUTIIH?!" Teriak Zaza alias Beomgyu dari dalam kamarnya.

"GAK DIMANA-MANA KALO KAMU NYARINYA BETUL!!" Teriak sang Ibu dari arah dapur.

Beomgyu mendecak kesal. Di bongkarnya lemari pakaiannya itu demi mencari kaos kaki berwarna putihnya, kaos kaki itu satu-satunya yang menjadi kaos kaki favorit Beomgyu selama sekolah. Tenang, kebersihannya dijaga.

"Yess dapat!" Beomgyu langsung memasang kaos kakinya itu, ketika berdiri dan ingin mengambil ranselnya, matanya menatap ke luar jendela.

Tepat di sebelah kanannya, terlihat jelas isi kamar berwarna biru langit yang mendominasi dan warna putih di beberapa interiornya.

"Cih! Sudah turun duluan ternyata!" Beomgyu mengambil ranselnya dan berlari turun.

"Za, cepatin turun, ini rotinya dimakan--ZAZA!" Ibunya terkejut karena Beomgyu mengambil roti bakar yang ada di atas piring yang dibawanya sambil berlari.

"ZHAZHA BHURU-BHURU MHA! DHADHAAHH!" Beomgyu berlari sambil mengunyah roti bakar yang di ambilnya secara paksa itu.

Beomgyu memasang sepatunya tanpa perlu membuka tali ikatannya dan langsung berlari keluar rumah dengan terburu-buru.

Di tempat lain..
Rumah Soobin,

"Ada yang ketinggalan gak..? Oke, nggak ada. Maah, Revan berangkat!" Pamit Soobin sambil mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya.

"Yaa, hati-hati sayaang!" Teriak Ibunya dari dalam kamar.

"Sip, bekal ada." Soobin mengambil kotak bekal berwarna biru muda di atas meja makan dan langsung membuka isinya, roti dengan selai dan sandwich sederhana kesukaan Soobin, ia mengambil yang selai dan menyimpan sisanya di dalam ranselnya.

Begitu keluar rumah, Soobin menengok ke sebelah kanannya, rumah tetangganya sambil mengerutkan keningnya.

"Sial! Udah berangkat?!" Soobin langsung berlari ke arah sebaliknya dengan terburu-buru.

Gerbang sekolah,

"Yes duluan!" Ujar Soobin, ia segera menoleh begitu mendengar suara lain yang ada di sebelahnya.

Itu Beomgyu, yang juga baru tiba bersamaan dengannya.

"Apes banget yaampun! Kenapa lo selalu di dekat gue sih?!" Beomgyu menunjuk Soobin yang berdiri di sebelahnya.

"Justru gue berangkat pagi-pagi biar nggak ketemu sama lo!" Protes Soobin tidak terima.

"Gue juga niatnya begitu!" Balas Beomgyu.

Soobin mengerutkan kedua mata dan hidungnya kesal. "Oke, mulai besok siapa yang datang lebih pagi dan lebih siang, kita tentuin sekarang..." Soobin mengambil ancang-ancang.

Begitupula dengan Beomgyu yang memperbaiki letak ranselnya.

Soobin segera menatap ke depan, Beomgyu juga refleks melakukannya dan mereka berlari secara bersamaan.

Tetapi, begitu mendekati gedung utama, Beomgyu menghentikan langkahnya dan membiarkan Soobin berlari duluan, Soobin menolehkan kepalanya sebentar dan berhenti begitu kakinya menyentuh jalanan keramik di depannya.

"Waah.. gue kalah telak! Pertandingan yang seru dan sengit. Itu artinya lo yang bakal datang pagi besok, sedangkan gue bisa tidur lebih lama.. selamat menikmati kemenangan. Bye-byee!" Beomgyu tersenyum lebar menampilkan gigi-geliginya yang putih, kemudian pergi sambil melambaikan tangannya meninggalkan Soobin yang memasang raut wajah kesal.

musuh ;soogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang