lima.

3.1K 427 95
                                    

"Aduh! Kamal! Sakit tau!" Beomgyu memegangi pipi kanannya yang bengkak.

"Eh, sori kak Zaza.. abis kakak keliatan makin imut sih." Kai tersenyum lucu. Beomgyu yang awalnya ingin marah, malah jadi mengurungkan niatnya.

"Imut-imut.. gue tonjok muka lu biar makin imut sini." Ujar Beomgyu masih mengelus pipinya. Bukannya takut, Kai justru tertawa ngakak, tidak lama setelahnya datang Taehyun.

"Loh, Fi? Tumben ke kantin?" Tanya Beomgyu yang melihat Taehyun duduk di sebelahnya.

"Kakak kira aku apaan?" Balas Taehyun cuek, sifat judesnya kembali sepertinya.

"Nggak bareng kak Devan, kak Zaza?" Tanya Taehyun.

Beomgyu otomatis berubah murung. "Nggak," jawabnya singkat.

Taehyun dan Kai yang melihat perubahan tiba-tiba Beomgyu, saling tatap dan mengangkat kedua bahu masing-masing.

"Abis yang kemaren itu, gue nggak enak ketemu sama dia. Gara-gara si brengsek itu! Arghh! Kesel gue kalo setiap ingat mukanya!" Beomgyu mengusap wajahnya kasar. "AAW!" Teriaknya kemudian karena tanpa sengaja menekan lebam di wajahnya.

"Hiks.. huhu.. sakit, Zaza bego!" Beomgyu memarahi dirinya sendiri karena perlakuannya sendiri.

"Kak.. kakak mending istirahat dulu deh. Mau kami anterin ke kelas?" Tawar Taehyun. Beomgyu mengangguk.

"Yaudah, ayo Mal, bantuin aku bangunin kak Zaza." Taehyun berdiri, begitu juga dengan Kai.

Soobin yang merasa pipinya nyut-nyutan, beberapa kali terlihat mengelusnya dan menahan rasa sakitnya selama jam pelajaran.

"Revano, kamu lagi sakit?" Tanya sang guru sambil menghampiri meja Soobin.

"Ng-nggak kok bu, cuman nyut-nyutan aja.." Soobin memaksakan diri untuk tersenyum, dimana itu justru semakin membuat pipinya sakit.

"Kamu nggak pintar bohong. Izin aja mau?" Tanya sang guru lagi, Bu Yuna.

Soobin awalnya menggeleng, tapi sedetik kemudian ia mengangguk. "Kalau Ibu nggak keberatan.." ujarnya pelan.

"Yasudah, seksi kesehatan atau yang nugas jaga UKS, biasanya siapa? Tolong mintakan surat dispensasi di TU. Bilang aja temennya sakit, kalau ditanya bilang aja, guru mapelnya udah ngizinin." Ujar Ibu Yuna.

"Sanha nya nggak masuk Bu, biar saya aja." Renjun berdiri dari kursinya. Yuna mengangguk dan Renjun pergi setelahnya.

Sambil menunggu Renjun kembali mengambil surat dispen dan meminta beberapa tanda tangan, pelajaran kembali di lanjutkan.

Sekitar 15 menit Renjun pergi, akhirnya ia kembali. "Permisi, Bu, ini udah semua. Tinggal ttd ibu aja lagi." Ujar Renjun sambil menyerahkan kertas itu dan segera di tanda tangani.

"Bawa ini satu untuk ditunjukin ke Pak Baekho di pos depan. Pulang sendiri bisa kan?" Tanya Bu Yuna. Soobin mengangguk dan segera menyalimi tangannya.

"Den, thanks ya." Ujar Soobin sambil tersenyum, kemudian pamit keluar kelas.

Begitu keluar kelas, Soobin berpapasan dengan Beomgyu yang ternyata izin pulang juga.

Hening.

Tidak ada yang bicara di antara mereka.

"Dispen juga?" Tanya Beomgyu lebih dulu, Soobin mengangkat sebelah alisnya, jujur saja.. ia sedikit terkejut.

"Ya, lo juga?" Tanya Soobin balik, Beomgyu mengangguk.

"Yaudah, gue duluan." Beomgyu melewati Soobin.

"Eh, tunggu! Lo bawa kendaraan?" Panggil Soobin dan Beomgyu menoleh, ia terdiam, lalu menggeleng.

musuh ;soogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang