Beomgyu menggeliat malas di atas kasurnya. Kedua matanya terlalu berat untuk dibuka, padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang dan tubuhnya mulai berkeringat.
"ZAZAAA! BANGUN! COBA TURUN BANTUIN MAMA KEK DI BAWAH!" Teriak Ibunya tiba-tiba yang membuat Beomgyu menutupi kedua telinganya.
Dengan berat hati Beomgyu bangkit dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi yang terletak di dekat kamarnya. Beomgyu hanya mencuci wajahnya dan menyikat giginya saja, kemudian turun ke bawah untuk menengok Ibunya.
"Apa?" Tanyanya sambil menggaruk perutnya di balik kaosnya.
"Kamu ini, sudahnya bangun siang, nggak mandi lagi! Bantuin mama masak sini!" Perintah Ibunya.
"Yang mana ini? Nyuruh mandi atau bantu masak?" Ujar Beomgyu kesal sambil menggaruk kepalanya.
"Beliin mama bumbu dapur aja sudah sana! Uangnya di dalam dompet di kamar mama tuh, ambil sana!" Ujar Ibunya pada akhirnya.
"Apaansi, gajelas." Ujar Beomgyu pelan, kemudian pergi menuju kamar ayah dan ibunya.
"Yah? Mana dompet Mama?" Beomgyu mengintip, kemudian masuk ke dalam begitu dilihatnya Ayahnya sedang membaca koran.
"Dompet? Itu di atas meja," ujar Ayahnya. Beomgyu pergi menuju meja yang dimaksud.
"Kemana Za?" Tanya ayahnya.
"Minimarket, mau nitip?" Tanya Beomgyu, Ayahnya tersenyum.
"Kopi kalengan aja, yang rasa kopi susu. Dingin." Ujar ayahnya.
"Mana duitnya?" Ujar Beomgyu sambil mengulurkan tangannya meminta uang.
"Duit lo dulu, pulang nanti ayah ganti." Ujar ayahnya tanpa menoleh dari korannya.
"Tiga kali lipat. Oke, deal!" Beomgyu keluar kamar tanpa menunggu jawaban dari Ayahnya.
Beomgyu segera berlari keluar rumah sambil memakai jaket dan menutupi kepalanya dengan hoodie nya.
"Eittsss! Stoooop!" Beomgyu merentangkan kedua tangannya.
"Ebuset! Lo mo mati apa?!" Teriak Soobin kesal.
"Kemana lo?" Tanya Beomgyu tanpa memperdulikan ucapan Soobin.
"Tck! Minimarket," jawab Soobin.
"Oke!" Beomgyu berjalan memutar, Soobin mengikuti arah kemana Beomgyu pergi.
"Eh, eh! Mo ngapain lo?!" Protes Soobin saat Beomgyu naik ke atas motornya.
"Numpang, berisik banget sih lo. Buruan sebelum singa ngamuk nih!" Protes Beomgyu sambil menepuk bahu Soobin kasar.
"Lo kalo mau numpang baik-baik kek! Bayarin gue bensin." Ujar Soobin sambil kembali menjalankan motornya.
"Enak aja, jaraknya juga cuman beberapa jengkal lo minta uang bensin, mati aja sana!" Ujar Beomgyu cuek sambil melihat-lihat pemandangan sekitar kompleknya.
"Nggak juga beberapa jengkal, gila! Lo aja yang mati sana!" Balas Soobin.
"Bacot," ujar Beomgyu. Soobin ingin membalasnya, tetapi mereka sudah sampai, maka dari itu Soobin mengurungkan niatnya.
Belum sempat Soobin memarkirkan motornya, Beomgyu sudah lebih dulu melompat turun dan membuat Soobin me-rem motornya tiba-tiba dan menoleh ke belakang. "Lo mau patah tulang apa?! Ntar gue lagi yang disuruh tanggungjawab!" Protes Soobin.
"Intinya gue selamat sekarang, lo mau markir motor atau mau ngebacot doang? Gue mau masuk ke dalam soalnya. Duluan ya, awas lo ninggalin gue!" Beomgyu berlalu begitu saja, meninggalkan Soobin yang masih memarkir motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
musuh ;soogyu
FanfictionYang namanya musuh, nggak selamanya bisa saling membenci. [Soogyu lokal] Highest Peak: #13 - beomgyu #49 - musuh #9 - soogyu