"Gimana? Puas lo melorotin dompet gue?" Tanya Soobin sinis. Beomgyu berjalan cuek ke arah pintu keluar dan membiarkan Soobin membayar di kasir. "Kampret emang", umpat Soobin lirih.
Mereka makan cukup banyak, mulai dari suki, kentang goreng, es krim, ramyeon, dua gelas jus stroberi dan segelas jus mangga, nasi goreng kimchi, kimbab, ayam goreng bumbu, dan dua mangkuk salad buah. Kebanyakan makanan di atas Beomgyu yang memilih dan menghabiskan. Sepertinya nafsu makannya sedang besar hari ini.
"Laki-laki itu butuh asupan gizi yang besar, makanya lo jangan protes", ujar Beomgyu begitu mereka berdua keluar dari cafe itu.
Soobin memutar matanya malas, "kalau pakai duit sendiri gua ga masalah, lha ini duit gua lo pakai. Utang lo masih banyak ditambah ama hari ini", balas Soobin.
"Heh, enak aja! Katanya lo mau nraktir?!" Protes Beomgyu.
"Tck! Gua nombokin, bukan traktir. Udah ah buru, mendung nih!" Soobin berjalan buru-buru menuju arah dimana motornya diparkir. Ucapan Soobin benar juga, saat Beomgyu lihat langitnya mulai mendung dan ia pun mengikuti Soobin.
Selesai makan, mereka berdua keliling-keliling kota karna mereka bingung mau pergi kemana lagi. Soobin yang gatau tempat, ditambah Beomgyu yang jawabnya terserah mulu, bikin Soobin makin bingung ingin pergi kemana. Karena langitnya semakin gelap, padahal baru pukul 4 sore, akhirnya mereka milih singgah di taman kota yang kebetulan masih banyak gazebo kosong untuk mereka berdua istirahat. Soobin memarkirkan motornya di tempat pengunjung dan Beomgyu berjalan lebih dulu menuju gazebo yang menurutnya paling nyaman dan strategis.
"Gelap banget langitnya. Lo bawa mantel nggak bin?" tanya Beomgyu begitu Soobin sampai di gazebo tempatnya duduk.
Soobin diam sebentar, kemudian menepuk jidatnya cukup keras. "Astaga gua cuman bawa satu dan itu mantel yang ada celananya", ujar Soobin.
"Gua demam besok, lo yang tanggungjawab", ujar Beomgyu sambil nyender di tiang gazebo.
"Enak aja, lo yang ngintilin gua kemana-mana ya lo yang tanggungjawab sendiri", balas Soobin.
Beomgyu tidak menyahut, matanya fokus menatap langit. Soobin yang memperhatikan Beomgyu, merasakan perasaan aneh karna tidak biasnaya Beomgyu jadi sediam itu. "Napa lo?" Tanya Soobin.
"Bacot, gausa kepo", sahut Beomgyu cepat.
"Bangsat lo", balas Soobin dan mereka menjadi diam.
Tidak lama setelahnya, hujan mulai turun dan mereka berdua akhirnya terjebak disana. Orang-orang mulai mencari tempat untuk berteduh dan mereka berdua memperhatikan orang-orang lalu-lalang karena hujan. Dalam hati masing-masing, keduanya bersyukur tidak melanjutkan perjalanan karena bisa saja mereka yang saat ini berada di posisi orang-orang itu. Semakin berjalannya waktu, hujan yang turun semakin deras dan begitu juga langitnya yang semakin gelap.
"Jadi inget masa kecil nggak sih?" ujar Soobin tiba-tiba.
Beomgyu menoleh, "apanya?" tanya Beomgyu.
"Tiba-tiba gua inget masa kecil aja gitu. Kayak, dulu gua main bareng lo mulu tiap hari, nginep, awal kenal malu-malu, lo juga diem doang awal kenal, eh pas udah kenal ternyata kayak dakjal", ujar Soobin.
Mendengar kalimat terakhir membuat Beomgyu tertawa pelan. "Sampai gua nggak inget apa-apa waktu umur sepuluh tahun, tiba-tiba aja gua ngerasa orang-orang makin ngejauhin gua. Mungkin karna gua yang nggak inget apa-apa tentang mereka yang bikin mereka kecewa ama gua. Sampai sekarang juga gua masih nggak inget apa-apa selain bangun di ruangan putih dan bau alkohol dimana-mana", sambung Soobin.
Beomgyu melirik Soobin sebentar, kemudian menolehkan wajahnya ke arah sebaliknya. "Lagian kan juga bukan salah lo", kata Beomgyu lirih.
Soobin menoleh, suara hujan membuat pendengarannya sedikit terganggu. "Lo bilang apa tadi?" tanyanya.
Beomgyu menggeleng cepat, "ujan gini bikin melow aja, jadi kebawa suasana kan", ujar Beomgyu mencoba mengalihkan topik.
"Haha.. bener juga, gua sampai curhat ama lo. Ya mumpung udah begini, sekalian aja. Waktu itu gua yang nggak inget apa-apa, bahkan orangtua gua sendiri, anehnya cuman lo doang yang gua inget, Gyu".
Beomgyu mengerutkan keningnya, "m-maksud lo?"
"Gua belum pernah cerita ya? Jadi, yaa waktu gua sadar hari itu yang gua cuman inget muka lo doang. Lo disana, berdiri jauh dibelakang sambil meluk tante Minah ketakutan. Kita sempet adu pandang, tapi lo nya malah lari keluar dan bikin semua makin panik. Pengen banget gua ketawa, tapi gabisa dan itu bikin gua sebel.. baring doang gabisa ngapa-ngapain", Soobin tertawa pelan karena mengingat kejadian di hari itu.
Beomgyu terdiam. Baginya, ini sesuatu yang baru. Ia ingat saat itu ia dan Soobin saling tatap dan benar Beomgyu merasa sangat takut sehingga ia mengikuti insting dan tubuhnya untuk berlari keluar dari tempat itu. Ingatan yang tidak pernah Beomgyu ingin ingat, harus kembali muncul di dalam kepalanya. Kejadian hari itu benar-benar membuat Beomgyu trauma dan mengubah dirinya.
"Tapi gua seneng, meski sekarang udah kayak kucing ama tikus, gua bisa balik deket lagi ama lo. Sampai harus jadi pacar lo gini, takdir itu emang nyeremin", sambung Soobin.
"Brisik lo. Lo juga mau-mau aja dijebak", balas Beomgyu.
"Emangnya salah ya?" ujar Soobin sambil menoleh ke arah Beomgyu.
Beomgyu terkejut karena melihat Soobin lebih ceria, senyuman diwajahnya saat ini, tidak menunjukkan putus asa ataupun penderitaan, justru senyuman manis yang membuat dada Beomgyu.. sedikit berdebar.
"Apaan sih", Beomgyu refleks memalingkan wajahnya. Bahkan ia terkejut karena tidak dapat menatap wajah Soobin secara langsung.
"Balik yuk, ujannya udah berenti nih", ujar Soobin sambil bangkit dari tempat duduknya.
Beomgyu mengangguk dan ia juga bangkit dari tempat duduknya.
"Makasih udah mau dengerin cerita gua", ujar Soobin.
"Ga denger gua ketutupan ama ujan", balas Beomgyu sambil memasang sepatunya.
"Sialan lo", ujar Soobin sambil tertawa dan ia juga ikut memasang sepatunya.
Beomgyu hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. Setidaknya, kekhawatirannya selama ini sedikit berkurang, tapi tetap saja masih ada satu hal lagi yang menggangu pikiran Beomgyu.
Kenyataan tentang apa yang terjadi pada Soobin hari itu, merupakan kesalahannya.
.
.
.
.
.ayem bek gaes...................
mumpung ujan, jadi ngetiknya lancar nih avvgemes banget w bayangin muka senyumnya revan yg manis banget ashdkfhskfl 😭😭😭
oke cukup deh, semoga menikmati (。・ω・。)ノ♡
pen ada yg natap aku kayak revan natap zaza 👁️💧👄💧👁️ *hikd
KAMU SEDANG MEMBACA
musuh ;soogyu
FanfictionYang namanya musuh, nggak selamanya bisa saling membenci. [Soogyu lokal] Highest Peak: #13 - beomgyu #49 - musuh #9 - soogyu