Tik.. tik.. tik..
Suara hujan perlahan terdengar dan airnya turun membasahi bumi. Beomgyu, yang saat itu masih tidur dengan nyenyaknya, terbangun karena suara alarm keras dari Ibunya."ZAZA, BANGUN! MAU TIDUR SAMPAI KAPAN HAH?! INI UDAH JAM TUJUH LEWAT!" Tegur Ibunya sambil mendobrak pintu kamar Beomgyu.
Beomgyu mendecakkan lidahnya kesal, kemudian ia dengan malas bangkit dari kasurnya, melempar sembarang baju tidurnya, lalu akhirnya pergi mandi. Beruntungnya, karena hujan, air di kamar mandi jadi lebih hangat dibandingkan biasanya, jadi Beomgyu bisa mandi dengan tenang tanpa harus masuk angin. Selesainya, Beomgyu memakai seragam sekolah, memasang kaos kaki, dan memakai tas sekolahnya. Buku pelajaran selalu ia tinggal dan untuk buku tulis, Beomgyu selalu membelinya di sekolah, maka dari itu ia tidak pernah tau apa yang dipelajari di kelas karna buku tulisnya selalu lupa ia taruh dimana.
Beomgyu mengambil sepotong roti dan kotak bekalnya ia masukkan ke dalam tas sekolahnya, kemudian ia berjalan menuju pintu. Kesadarannya masih belum penuh, semalam ia bermain game hingga larut dan tiba-tiba saja sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Hanya karena tidak terima dikalahkan oleh Soobin, Beomgyu menantangnya bertanding game sampai akhirnya Soobin memilih tidur. Dan itu pukul 3 pagi. Ya, Beomgyu begadang sendiri sampai lupa waktu.
"Zaza berangkat", pamit Beomgyu begitu selesai memasang sepatu dan sekarang berdiri di depan pintu.
"Za? Mantelmu mana? Di luar ujan—"
WHOOOOSH
Belum selesai Minah berbicara, Beomgyu membuka pintu lebih dulu dan angin kencang tiba-tiba meniup air hujan tepat di depan Beomgyu begitu dirinya membuka pintu dan alhasil, dirinya basah kuyup karenanya. Beomgyu dan Minah sama-sama terdiam di tempat, angin meniup air hujan, lalu membasahi Beomgyu lagi, dan Beomgyu tiba-tiba tidak sadarkan diri. Minah sangat panik dan berusaha memanggil sang Ayah, lalu membawa Beomgyu kembali ke kamarnya setelah mengganti pakaian Beomgyu menjadi lebih hangat. Beomgyu demam. Suhu tubuhnya tinggi.
"Iya, iya.. Iya, Pak. Barusan tidur ini Zaza nya abis diminumin obat. Iya, mohon izin dulu untuk hari ini. Terima kasih", Minah berbicara pada wali kelas Beomgyu untuk mengizinkan Beomgyu pergi sekolah hari ini.
Minah kesal, karena ia tau kalau Beomgyu begadang hingga pukul 5 pagi karena dirinya terbangun pada jam itu untuk ke kamar mandi dan melihat di ventilasi pintu kamar Beomgyu kalau lampunya masih menyala. Ia sengaja membiarkannya karena sudah terlambat menyuruh Beomgyu untuk tidur, jadi ia membiarkannya saja. Ketika ia menoleh ke arah Beomgyu yang tertidur pulas dengan wajah memerah dan keringat bercucuran di dahi dan sekitar tubuhnya, hatinya melunak. Ia mengusap pelan keringat Beomgyu dan menaikkan selimutnya.
"Begitu kamu sehat bakal mama ceramahin. Siap-siap ya", ucapnya pelan, kemudian meninggalkan kamar Beomgyu.
"Tau gitu mendingan gua gak sakit anjir", ujar Beomgyu begitu dirasa kamarnya sudah tidak ada siapa-siapa.
Tapi, kalau dipikir-pikir, kesempatan tidak masuk seperti ini sangat langka karena Ibunya itu pasti akan tetap menyuruhnya masuk meski Beomgyu batuk berdarah sekalipun. Entah apa yang membuat Ibunya mengizinkannya hari ini, Beomgyu tidak mengerti alasannya. Akan tetapi, kesempatan seperti ini tidak akan Beomgyu sia-siakan.
Yah, inginnya seperti itu. Tapi, untuk bergerak bahkan bernafas saja susah. Seluruh badannya pegal-pegal, kedua matanya terasa sangat berat, kepalanya pusing, dan kedua idungnya tersumbat. Benar-benar menyiksa. Sejak awal, memang lebih baik tidak sakit sama sekali. Jagalah kesehatan kalian. – Zaza, yang sekarang lagi demam 2020.
Dirinya merasa sebal karena dari tadi ponselnya terus berbunyi dan bergetar. Baru saja ia menutup mata selama 5 detik, saat itu juga puluhan notif tertera di ponselnya. Semuanya dari teman-temannya, Yeonjun and The Gang, Hueningkai yang menyepam sebanyak 33 pesan selama 5 detik, Taehyun, Jeongin, Haechan, dan.. Soobin.
Beomgyu membuka isi pesan mereka satu-persatu dan semuanya sama menanyakan kabarnya bagaimana dan seenaknya memutuskan untuk menjenguk dirinya sepulang sekolah. Beomgyu hanya bisa pasrah dan memutuskan untuk lanjut tidur.
***
"Beneran Zaza sakit, Van?" Tanya Hyunjin pada Soobin.
"Nanya gue, tanya noh gebetan lu!" Protes Soobin.
"Yeeu.. sensi banget sih. Lagi PMS lo?!" Balas Hyunjin.
"Diem bisa ga sih?! Berisik!" Sahut Jeno.
"Tapi gue juga emang ga liat Zaza barengan sama Revan sih", ujar Yeonjun.
Soobin menoleh ke arahnya. Jujur saja, Soobin masih merasa tidak enak pada Yeonjun karena sahabatnya itu juga menyukai Beomgyu, bahkan lebih lama. "Gue buru-buru, jadi ga kepikiran buat berangkat bareng dia", balas Soobin.
Suasana kantin seketika hening dan atmosfir sekitar tidak nyaman. Bukan niat Soobin untuk ketus seperti itu, hanya saja ia tidak dapat mengontrol nada bicaranya jika memikirkan Yeonjun dan Beomgyu. Benar-benar ada yang salah pada dirinya, pikir Soobin.
"Pulang sekolah lo jadi jengukin Zaza, Van?" tanya Changbin.
Soobin dan Yeonjun menoleh bersamaan. "Eh, maksud gue Devan, hehehehe..." Changbin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Yeonjun melirik Soobin yang duduk di sebelahnya dengan ekor matanya, kemudian menjawab "terserah aja gua mah. Cuman liat sikon juga soalnya pulang ntar ada yang mau gua urus dulu".
"Lo bukannya ga enak sama gue ya?" Bisik Soobin.
Yeonjun diam sebentar. "Itu salah satunya, tapi gua emang ada urusan, jadi mungkin bakal titip salam doang buat Zaza", balas Yeonjun.
"Bukan urusan ama anak sebelah kan? Gua liat lo beberapa hari ini jarang di sekolah, tiap hari juga keliatannya nambah plester mulu.." tegur Soobin.
Yeonjun terdiam. "Rahasiain dari yang lain. Bukan urusan kalian", balas Yeonjun, kemudian ia berdiri dari tempat duduknya. "Gua duluan!" Sambungnya dan pergi begitu saja.
"Bin, lo abis ngomong apaan ma Devan?" Tanya Felix.
"Cuman nanya dia jadi ikut apa engga doang", jawab Soobin santai.
Semua diam. Dikarenakan bel juga sudah berbunyi, mereka memilih untuk kembali ke kelas masing-masing. Belum selesai masalah tentang ingatannya, sekarang Yeonjun kembali ke dirinya yang dulu lagi, ditambah balas dendamnya dengan anak-anak dari SMA Timur belum diselesaikan. Benar-benar banyak sekali yang Soobin tidak ketahui sekarang ini dan itu justru membuatnya semakin penasaran dan tidak berdaya.
"Kenapa jadi serius gini sih..?!" Umpat Soobin lirih pada dirinya sendiri.
Soobin mengambil ponselnya yang bergetar di dalam kantung celananya, ada pesan dari Beomgyu yang mengatakan kalau ia ingin makanan yang manis-manis dan juga buah. Soobin membalasnya sebentar, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
"Ini juga lagi sakit masih aja malakin orang. Dasar..." Seutas senyum kecil terlihat di sudut bibirnya. Untuk sekarang, kesampingkan dulu hal itu dan fokus dengan apa yang ada.
.
.
.
.
.
.
.ea ay em bek!!!
aq mw spoiler nich....!!!!
.
.
.
.
.
.
.
⚠️SPOILER⚠️
ini udh mau deket-deket akhir lho gaes........
.
.
.
.
.
.
.
karna aku emang bikin work ini ga banyak-banyak banget :( cuman gara² sempet lupa akun makanya lamaaaa banget baru kelar :') awokawokawoakwkk maaf......kalau perkiraan ku sih sekitar 3-4 chapter lagi tamat.. bisa aja 5 tergantung bisa jelasin semua misterinya apa engga ehe!
sekian, takutnya ntar makin banyak bicara jadi makin spoiler 😡😡😡
oke, sekian 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
musuh ;soogyu
FanfictionYang namanya musuh, nggak selamanya bisa saling membenci. [Soogyu lokal] Highest Peak: #13 - beomgyu #49 - musuh #9 - soogyu