tiga belas - tamat.

2.7K 247 23
                                    

Sesuai janji, Beomgyu pergi ke rumah Soobin tepat waktu karena dirinya yang merasa gelisah memikirkan harus cerita apa nanti pada Soobin. Beomgyu menekan bel rumah Soobin dan tidak lama kemudian disambut oleh sang pemilik rumah tanpa mengucap apa-apa. Beomgyu menyerahkan makanan berupa kimchi jjigae, ayam goreng bumbu, dan telur rebus.

"Tau aja gue belom makan," ujar Soobin menyambut makanan yang diberi Beomgyu dengan raut bahagia.

"Ya iya, lo kalo ditinggal sendirian pasti ga bakal makan sampai ada yang ngasih makan," balas Beomgyu cuek.

Soobin tersenyum karena ehem pacarnya itu masih ingat dengan kebiasaan dirinya. Ucapan Beomgyu seratus persen benar karena sejak siang tadi Soobin belum makan apa-apa karena asik main game dan baru merasa lapar setelah dirinya baru selesai mandi beberapa menit yang lalu. Beomgyu benar-benar penyelamatnya.

"Lo ga makan?" tanya Soobin yang melihat Beomgyu segera menuju ke lantai dua, tepatnya kamar Soobin.

"Udah sebelum kesini, lo makan aja, gue nunggu di atas," jawab Beomgyu sambil menuju kamar Soobin.

Soobin hanya mengangguk dan mulai menyiapkan makanan yang diberi Beomgyu, kemudian makan layaknya orang yang tidak makan seminggu.

***

"Jadi, apa yang mau disampein?" tanya Soobin begitu ia tiba di kamar dan melihat Beomgyu yang sedang berbaring di atas kasurnya.

Beomgyu melirik sebentar ke arahnya, kemudian membenarkan posisi menjadi duduk. Soobin menarik kursi gaming nya sambil menunggu Beomgyu berbicara. Ia sebenarnya tidak begitu penasaran, tapi juga ingin tahu kebenaran dibalik hilangnya ingatan semasa kecilnya itu.

"Lo ingat gak.. dari kapan perlakuan gue ke lo mulai berubah?" tanya Beomgyu memulai pembicaraan.

Soobin tampak berpikir sebentar. "Kalau ga salah sih, sekitar umur enam tahun? Atau mulai masuk sekolah dasar gitu," jawab Soobin yang ingatannya sedikit kabur.

Beomgyu mengangguk. "Jadi, kejadiannya waktu kelulusan TK. Kita ngadain acara kemah bareng ortu juga pastinya di tempat khusus kemah dekat gunung. Lo ama gue waktu itu main-main di dekat hutan di kaki gunung, trus kita kesesat karna harinya mendung dan gelap banget padahal waktu itu harinya masih siang." Beomgyu mulai bercerita dan Soobin mencoba untuk menggali ingatannya. Dirinya berusaha mengingat kejadian yang disebutkan oleh Beomgyu di dalam kepalanya.

"Singkat cerita, tiba-tiba aja turun hujan. Deres banget sampai pemandangan di depan ga keliatan. Kita nemuin gubuk kecil di tengah hutan dan neduh disana. Tapi, ternyata waktu itu kita sial banget.. tiba-tiba ada anjing liar yang nyoba nerobos gubuknya. Lo bilang ke gue kalo lo yang lebih tua disini dan berusaha ngelindungin gue..." Beomgyu terdiam sejenak. Soobin yang sadar akan raut wajah Beomgyu yang tiba-tiba berubah, mendekat dan mengelus pelan kepala laki-laki manis itu.

"Kalo lo ga sanggup, lo bisa berhenti.. mungkin dengan coba mikirin cerita lo, gue bisa inget dengan sendirinya," ujar Soobin pelan.

Akan tetapi, Beomgyu menggeleng. "Engga, lo pantes buat tau, meskipun sulit buat ingat sekarang..." ujarnya kekeuh.

Soobin menghela nafas pelan, "Oke oke, tapi kalo lo ngerasa ga sanggup jangan dipaksain," ujar Soobin dan Beomgyu mengangguk.

"Trus ya.. lo luka, cukup parah. Kita coba kabur dan lagi-lagi kesialan kita ga sampe disitu aja. Gue kepeleset, sedangkan angingnya masih ngejar dibelakang.. lo nyoba nyari ranting atau apapun yang bisa jadi senjata buat ngelindungin diri ama gue. Intinya lo nyoba ngelindungin gue, tapi gue gabisa apa-apa buat bantuin lo dan nangis aja. Gue gatau berapa lama lo bertahan, sampai akhirnya lo pingsan dengan keadaan badan penuh luka dan guru juga orangtua lainnya dateng nyelamatin kita..." Beomgyu mengakhiri ceritanya.

musuh ;soogyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang