Keesokan harinya, Soobin datang ke sekolah dengan raut wajah yang benar-benar buruk, tidak ada senyuman di wajahnya, tidak ada keceriaan yang biasa di tampilkannya, hanya ekspresi datar dan kesal yang terpampang di wajahnya.
Bahkan Renjun dan Mark takut-takut untuk mendekat ke arahnya.
"Van..." Panggil Renjun karna ia kalah suit.
"Lagi, panggil lagi!" Bisik Mark di sebelahnya.
"Revan--" Renjun dan Mark sama-sama terperanjat.
"ARGH!" Teriak Soobin tiba-tiba dan membuat seluruh perhatian terpusat padanya.
Soobin berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas. Renjun dan Mark membuntutinya dari belakang.
Soobin duduk di kursi panjang di depan kelasnya, Renjun dan Mark berdiri di hadapannya.
"Van, lu kenapa?" Tanya Renjun khawatir.
"Gara-gara si Beomgyu bangsat itu! Argh! Anjeng!" Soobin mengacak-acak rambutnya frustasi.
Renjun dan Mark membelalakkan matanya. "Soobin menyumpah!" Bisik mereka.
"Kalau gue ketemu bakal gue hajar habis-habisan pokoknya!" Soobin berdiri menuju wastafel yang disediakan di depan setiap kelas dan membasuh wajahnya.
"Kak Dev, ini cara maininnya gimana?" Beomgyu menyerahkan hp Yeonjun.
"Masa main game gini aja gabisa kamu, Za. Tinggal diikutin aja balok-balok yang keluar." Yeonjun menirukan dan Beomgyu memperhatikan dengan seksama di sebelahnya.
"Za, lo ada hubungan apa sama si Revan?" Tanya Hyunjin.
"Kenapa emangnya kak?" Tanya Beomgyu tanpa menolehkan kepalanya dari hp Yeonjun.
"Yaa.. nanya aja," ujar Hyunjin.
"Musuh kali.. kenapa?" Beomgyu akhirnya menoleh.
"Katanya kalian temenan dari kecil kan? Kok bisa musuhan?" Tanya Hyunjin semakin penasaran.
"Kakak naksir Nesta kan? Kok belum jadian?" Balas Beomgyu yang membuat semua yang ada disana nahan ketawa, termasuk Yeonjun yang menghentikan permainannya.
"ZAZAA!" Hyunjin berdiri dari tempat duduknya, tetapi Beomgyu sudah lebih dulu bersembunyi di belakang Yeonjun.
"Eitss.. bener kan? Lo nya juga kalo ketemu kayak apa aja lagi pake acara sembunyi-sembunyi." Sahut Jeno.
"Kok jadi bahas gue sih?!" Protes Hyunjin kesal.
"Ya elu bawa-bawa Zaza salah sudah!" Ujar Yeonjun.
"Intinya gue benci banget sama dia kak. Kepo banget sih.. wleee!" Beomgyu menjulurkan lidahnya dan sekali lagi bersembunyi di belakang Yeonjun. Mereka semua tertawa melihat tampang kesal Hyunjin.
Jam istirahat, Soobin cepat-cepat keluar kelas karena perutnya sudah berbunyi dan meminta untuk diisi. Hari ini dia pergi sendiri karena Renjun dan Mark sibuk dengan urusan masing-masing.
"Kamal!" Panggil Soobin begitu melihat Kai atau Kamal sedang berdiri memesan makan.
"Kak Revan? Halo, kak." Sapa Kai ceria yang sudah jadi ciri khasnya.
"Pesen apa?" Tanya Soobin.
"Ayam geprek sama es teh aja. Sendiri kak?" Tanya Kai, Soobin ngangguk sambil memandangi menu yang ada di depannya.
"Aku juga tadi nunggu Rafi tapi nggak ada muncul orangnya. Oh iya, titipan aku kemarin gimana?" Mereka berdiri menunggu pesanan.
"Iya, udah kok. Bagus kalian nitipnya ke Beomgyu." Soobin seketika jadi badmood.
KAMU SEDANG MEMBACA
musuh ;soogyu
FanfictionYang namanya musuh, nggak selamanya bisa saling membenci. [Soogyu lokal] Highest Peak: #13 - beomgyu #49 - musuh #9 - soogyu