14.

214 12 4
                                    

Saat mereka bertiga menuruni tangga, tiba-tiba ada yang memukul wajah Candra dengan sangat tidak berperasaan. Candra tersungkur ke lantai dan itu membuat Calvin dan Carly marah besar. Coba tebak siapa yang melakukan itu? Yap siapa lagi kalau bukan Bima.

"MAKSUD LO APAAN HAH?!! SEENAK JIDAT MAIN PUKUL ANAK ORANG?!" Calvin menarik kerah baju Bima dengan kasar, karena tinggi badan yang berbeda, Bima sedikit terangkat ke atas. Carly membantu Candra untuk berdiri dan melindungi Candra dari Bima.

"LO TANYA SAMA KAWAN LO ITU! APA YANG UDAH DIA LAKUIN KE BIANCA!!" Bima tidak kalah berteriak dari Calvin sambil menunjuk ke arah Candra. Candra mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya, menatap Bima dengan tajam.

Berani-beraninya dia membuat anak bungsu dari keluarga Winata terluka. Kira-kira apa yang akan Andra lakukan jika mengetahui cucu kesayangannya terluka seperti ini? Tentu saja harus dibayar dengan nyawanya. Kita do'akan saja semoga Andra mengetahuinya.

"ASAL LO TAHU YA, CANDRA GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA BIANCA!! CEWEK LO AJA YANG SALAH FAHAM SAMA CANDRA!!" ucap Calvin penuh penekanan di setiap katanya. Mendengar itu Bima tertawa hambar, membuat mereka bertiga kebingungan. Jangan-jangan nih orang udah gila, pikirnya.

"HAHAHAHA, salah faham?? Jadi DIA datang saat itu hanya salah faham?!! Asal Lo tahu aja! Kalo cewek diperlakukan kek begitu siapa yang gak baper coba?!! Ternyata Bianca salah berharap sama cowok brengsek kek Lo, DATRIA CANDRA WINATA!!"

"Jangan panggil nama lengkap dia dengan mulut kotor Lo bajingan!!!" Calvin melayangkan satu pukulan ke arah wajah jelek Bima. Pukulan Calvin berhasil membuat Bima tumbang ke lantai.

"BANGSAT LO—" saat Bima ingin melawan balik, tiba-tiba ada seseorang yang datang, dan berteriak ke arah mereka, sontak itu membuat mereka yang berada disitu diam mematung.

"KALIAN BERDUA! BERHENTI BERKELAHI ATAU GUE BILANG KE KESISWAAN??" laki-laki itu mendekat ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Candra. "Mi-mizan??" Ucap Candra gugup. Ini kedua kalinya Mizan melihat Candra baku hantam dengan Bima, walaupun kali ini bukan Candra yang berkelahi, tapi tetap saja dirinya terlibat.

Mizan menyentuh dagu Candra, dan menolehkan wajah Candra kesamping.

"Lo terluka karena orang yang sama, kalo dibiarkan terus kek begini, mungkin luka Lo akan terus bertambah." Candra masih diam mendengar perkataan Mizan.

"Dan buat Lo!! Ini untuk terakhir kalinya gue peringatkan, jangan menyentuh Candra sedikitpun kalo Lo gak mau kena masalah!!" Mizan menunjuk tepat didepan wajah Bima. Raut wajah Mizan sedang tidak bersahabat sekarang, membuat Bima ketakutan ditempat.

"Ayok pulang! Gue obatin luka Lo nanti di rumah." Ujar Mizan lembut ketika berbicara dengan Candra.

"Hmm." Candra mengangguk tidak ada niatan untuk protes, karena Candra tahu kakaknya ini sedang dalam mode tidak boleh dibantah. Candra sebenarnya sangat terkejut dengan perubahan sikap Mizan yang tiba-tiba menjadi sedikit pemarah dan memancarkan aura seperti psikopat.

"Calvin, Carly, kalian ikut Candra pulang!" Ucap Mizan final.

"Baik kak!" Jawab Calvin dan Carly kompak. Mizan memapah Candra pergi dari sana, tapi sebelum mereka benar-benar pergi, Candra membisikkan sesuatu ke telinga Bima.

"Lo benar gue emang cowok brengsek, gak seharusnya gue iyain permintaan dia dan datang sok jadi pahlawan. Kalo aja Lo gak paksa dia buat pacaran sama Lo gak mungkin dia minta tolong sama gue, kalo Lo beneran cinta sama dia, kejar! Buktiin dengan cara Lo sendiri, bukan dengan menyakitinya, asal Lo tau gue bukan orang perduli sama orang lain, termasuk kalian berdua! (Bima dan Bianca)." Setelah mengatakan itu Candra meminta Mizan dan kawan-kawan pergi dari sana, Candra sudah tidak tahan lagi. Satu pukulan berhasil membuat seluruh badan Candra merasakan sakit yang luar biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang