2.

239 17 0
                                    

Pertama kali gue ikut upacara bendera, catat itu!

-Candra.

☆☆☆☆

"Apaan sih Lo! bikin jantungan aja." Sinis Candra kepada orang yang baru saja menepuk pundaknya.

"Lo kenapa datangnya telat? Untung bel belum bunyi."

"Tadi pas dijalan gue ada masalah kak, tapi oke ngga papa kok." Jawab Candra dengan santai, sebenarnya dia agak canggung manggil Mizan dengan sebutan 'kak' coba kalian lihat sekeliling, kebanyakan saudara laki-laki itu jarang yang manggil kakaknya dengan sebutan itu, apalagi mereka hanya berbeda 2 tahun saja.

Dahi Mizan berkerut, masalah apa yang baru saja menimpa adiknya ini.

"Udahlah Lo ngga usah kebanyakan mikir, dan ngga usah khawatir sama gue, mending kita langsung pergi kelapangan buat upacara." -Candra.

Candra merangkul pundak kakak satu-satunya itu, tinggi mereka hampir sama, bahkan cuma selisih beberapa centimeter saja. Tidak jarang orang yang mengira kalau mereka berdua itu kembar, ingat ya hanya beberapa orang saja yang tahu kalau mereka itu bersaudara, selebihnya hanya menganggap mereka berdua teman dekat. Orang-orang yang berada di sekitar koridor sekolah menatap mereka berdua, pusat perhatian banget lah pokoknya mah.

"Lo ngga ke kelas dulu? Naruh tas kek!" -Mizan.

"Gue juga tau kali kak, kalo Lo mau duluan kelapangan duluan aja, gue mau ketemu sama temen-temen gue dulu." Candra melepaskan rangkulan tangannya dari pundak Mizan. Sedikit kecewa itu yang Mizan rasakan, hanya diluar rumah saja mereka bisa sedekat ini, berbeda lagi kalau di dalam mansion keluarga nya.

"Serius nih gue duluan? Awas aja kalo Lo sampe ngga ikut upacara lagi!" -Mizan.

Mizan sudah hafal dengan sifat adiknya, setiap hari Senin lebih tepatnya setiap ada upacara bendera Candra selalu berkeliaran entah kemana, tapi jangan salah sangka dulu, Candra bukan anak brutal ataupun badboy, Candra selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, tetapi keberuntungannya tidak berlaku untuk kedua orang tuanya, selalu saja Mizan yang di nomer satu kan. Miris bukan.


"Gue janji kak, gue ngga bakal bolos upacara deh, lagian Lo yang jadi pemimpin upacaranya kan? Udah gih sana!" Anak itu mendorong badan kakaknya untuk pergi menjauh darinya.

"Lo cepetan nyusul yah! Kalo sampe ngga datang, gue bilangin sama pak Andi!" -Mizan.

Mizan mencoba mengancam Candra, apakah dia bakalan takut dengan pak Andi? Tentu saja tidak, bahkan mereka akrab.

Kenapa bisa begitu? Candra itu murid yang sangat pintar guru-guru mengenalnya dengan sangat baik. Walaupun Candra selalu tidak ikut upacara, tetapi tidak pernah ada guru yang menghukumnya, paling mentok hanya memarahinya saja, karena mereka tidak tega menghukumnya, karena ketampanannya, guru-guru akan terpesona hanya dengan wajah tampan Candra.

"Iya bawel! Udah gih sana, Lo udah ditungguin tuh sama yang lain." -Candra.

Akhirnya Mizan pun pasrah, dia pergi meninggalkan Candra sendirian di depan kelasnya.

"Cuma Lo Zan, orang satu-satunya yang peduli sama gue, gue janji! Bakal terus jagain Lo, gue tau gue bukan cowok yang jago berantem, tapi gue bisa bela diri asal Lo tau!" Candra bergumam sendiri sambil melihat ke arah punggung Mizan yang kini menjauh.

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang