8.

166 12 3
                                    

Gue bisa menahan semua rasa sakitnya, tetapi entah sampai kapan gue bisa bertahan.

-Candra.

☆☆☆☆

Air mata keluar dari ujung mata Candra. Entah Candra sedang mendengarkan atau Candra merasa kesakitan.

Mizan merasa sakit melihat Candra seperti ini, apa yang Candra rasakan begitupun dirasakan juga oleh Mizan. Ikatan batin mereka berdua sangat kuat, jadi apa masih ragu kalau Candra itu anak kandung dari Anita dan Samuel.

—————————————————

1 Minggu kemudian..

"Mas Candra, makan dulu setelah itu langsung minum obat ya." ucap salah satu suster yang merawat Candra. Mengapa demikian, sudah banyak suster yang ingin merawat Candra. Mungkin karena ketampanan Candra yang tidak manusiawi ini.

'Ganti lagi susternya? Siapa yang nyuruh sih! Dikira gue apaan! Gila perempuan? Ck!' Batin Candra.

Seminggu terakhir ini Candra dirawat oleh 10 suster perempuan, Yap setiap jam nya selalu berganti, Candra merasa risih. Masalahnya bukan karena Candra tidak mau dirawat oleh mereka, tetapi niat mereka bukan hanya merawat, tapi juga diselingi modus kepada Candra. Dasar susternya pada ganjen.

"Saya bisa makan sendiri sus." Ketus Candra kesal.

"Lebih baik saya yang suapin.. mas Candra pasti masih sakit kan untuk ambil makanan sendiri?" Biasalah modusnya betina.

"Suster dengar kan saya ngomong apa? Saya bisa makan sendiri." Candra menatap suster itu dengan tatapan dingin dan raut wajah datarnya. Suster itu merasa ketakutan dan tidak berani mendekat ke arah Candra, bahkan menatap matanya saja tidak berani. Selang beberapa menit pintu ruangan terbuka dan melihatkan seorang wanita paruh baya tetapi masih terlihat sangat cantik.

"Candra kamu tidak boleh seperti itu sama suster, dia kan udah ngerawat kamu sayang,"

Wanita paruh baya itu mendekat ke arah Candra yang masih terbaring di atas kasur.

"Oma?" -Candra.

"Suster biar saya saja yang suapin Candra."

"Baik nyonya, ini." Suster itu menyerahkan mangkuk yang isinya bubur putih polos.

"Terimakasih, kamu boleh keluar."

"Saya permisi nyonya." Suster itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa Candra? Kok kamu dingin banget sama suster itu, dia kan udah ngerawat kamu sayang." Anna mengaduk buburnya.

"Oma kayak ngga tau aja, selama seminggu ini udah banyak suster yang ngerawat Candra. Setiap harinya gonta-ganti terus Oma." Candra mulai ngedumel.

"Haha ini makan dulu." Anna menyodorkan satu sendok bubur ke mulut Candra.

Candra membuka mulutnya, dan memakan suapan bubur rasa hambar itu.

"Beneran? Kok bisa?" Ujar Anna penasaran.

"Iya Oma, Candra pengen pulang, pengen ketemu sama kak Mizan." Rengek Candra kek bocah. Please author yang gemes sendiri.

"Kamu pasti pulang kok, tapi bukan sekarang Candra, nunggu kamu sembuh dulu."

"Candra udah baik-baik aja kok, Candra juga udah bisa jalan ngga pake kursi roda lagi Oma," -Candra.

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang