4.

181 14 6
                                    

Gue ngelakuin ini bukan berarti gue suka sama dia! Gue ngelakuin ini bukan karena kasihan, bukan juga karena suka, tapi karena terpaksa.

-Candra.

☆☆☆☆

Bel jam istirahat kedua pun berbunyi, waktu untuk seluruh siswa istirahat dan sholat dzuhur berjamaah.

Begitupun dengan Candra, bukannya dia berada di mushollah tapi malah di ruangan bapak kepala sekolah. Ada apa ini?

"Iya Candra, kenapa kamu ke sini? Ada yang perlu saya bantu??" Ucap pak kepsek.

"Iya pak, saya ke sini mau minta tolong sama bapak." -Candra.

"Minta tolong apa Candra?" Ucap pak kepsek bingung.

Candra bukan orang yang suka basa-basi, dia langsung ke intinya.

"Pulang sekolah nanti ada anak yang mau berkelahi sama saya, ya masalah percintaan gitu lah pak, tapi saya ngga tau pak kenapa saya juga terlibat, yang laki-laki namanya Bima, dan perempuan yang disukai Bima namanya Bianca," Candra menarik nafasnya lalu melanjutkan dialognya.

"Bianca bilang ke Bima kalau saya ini pacarnya Bianca, bapak tau sendiri kan saya orangnya gimana, kenal sama cewek aja ngga, apa lagi ngajak pacaran. Jadi kalau saya tidak menuruti ucapannya Bima, Bianca bakal habis sama Bima, saya berantem sama Bima bukan berarti saya suka sama Bianca pak, tapi saya terpaksa." Jelas Candra panjang lebar, menurut dia pertama kali dia ngomong sepanjang ini.

"Terus kalau terpaksa kenapa kamu ngelakuin itu Candra??" Untung bapak kepala sekolah itu orangnya pendengar yang baik, beliau juga sudah anggap Candra seperti anaknya sendiri, sebab itu lah Candra bisa leluasa menceritakan segalanya, tetapi tidak dengan kehidupan di keluarganya.

"Teman saya yang suruh saya bantuin Bianca, pak." -Candra.

"Apa yang bisa bapak bantu?"

"Saya minta tolong jangan kasih tau orang tua saya pak, saya takut nanti mereka khawatir, orang tua mana yang tidak kecewa melihat anaknya berkelahi hanya karena membela seorang perempuan, yang jelas bukan perempuan yang disukai nya." Ucapan Candra tentu saja bohong, orang tuanya tidak mungkin khawatir akan anak bungsunya ini. Masalah apapun yang terlibat dengannya tentu saja mereka tidak perduli.

"Tapi Candra, dampaknya akan ada pada diri kamu sendiri, semua orang juga bakal ngiranya kalau kamu beneran suka sama Bianca, nanti nama kamu bisa tercoreng Candra,"

"saya sudah mikir sampe kesitu kok pak, makanya saya minta bantuannya bapak kepala sekolah, dan tolong jangan bilang sama Mizan, kakak saya." -Candra.

"Baiklah Candra, hati kamu mulia ingin membantu teman, tetapi caranya tetap saja salah, bapak akan bantu kamu." Ucap pak kepsek dengan senyuman.

"Terimakasih pak, saya akan selalu ingat kebaikannya bapak," ucap Candra dengan perasaan yang sangat lega. Tentu saja Candra sangat takut jika sudah bersangkutan dengan keluarganya, ini pertama kalinya Candra melakukan hal yang diluar kemauannya.

"Yasudah, kamu belum sholat kan Candra?"

"Iya pak, bapak juga belum kan?" -Candra.

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang