1.

459 25 4
                                    

Di pagi yang sangat cerah ini, sesosok pria tampan baru saja bangun dari mimpi indahnya, jarum jam menunjukkan pukul 06.10 AM. Untuk seorang siswa jam segitu mungkin sudah agak kesiangan, tetapi berbeda dengan Candra, dia selalu menganggapnya masih terlalu pagi. Untung pintar.

"Kok Mamih nggak bangunin gue ya." Candra hanya bisa menghela nafas dengan kelakukan orang tuanya yang selalu menganggapnya tidak pernah ada di rumah ini.

"Udahlah Can! Lo mikirin apa sih! Mending langsung mandi dan ketemu keluarga tercinta gue dimeja makan." -Candra. Walaupun mereka menganggap Candra seperti itu, tetapi tidak dengan Candra, dia selalu terlihat baik-baik saja. Sebenarnya tidak.

———————————————

Butuh waktu 15menit untuk Candra membersihkan diri, dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya.

Setelah semuanya selesai, Candra turun kebawah untuk menemui keluarganya.

Sekarang Candra berada di meja makan, keluarganya sudah duduk rapih dan sibuk dengan sarapannya masing-masing, lagi-lagi kedatangan Candra diabaikan. Tetapi Candra tidak menyerah, dia akan terus berusaha agar bisa dianggap walau hanya sesaat.

"Selamat pagi Mih, Pih, Miz... Eh kak." Senyum Candra mengembang.

"Biasakan manggil kakak kamu itu pake kak! Jangan cuma namanya aja, Candra." Ketus mamih nya.

"Iya Mih, Candra minta maaf, lagian umur Candra sama kak Mizan ngga beda jauh kok," -Candra.

"Setidaknya yang sopan sama kakak kamu, umur dia lebih tua dari kamu, Candra." Ucap papih nya juga tidak kalah ketus kepada Candra.

Seketika Candra menundukkan kepalanya ke bawah, akibat kesalahan kecilnya. Hanya karena Candra tidak memanggil Mizan kakaknya dengan sebutan kakak.

"Iya Candra minta maaf.." -Candra.

"Selamat pagi Candra~ Udahlah Mih, Pih, Candra ngga salah kok, dia manggil Mizan ngga pake kak juga ngga papa, biar kita tambah akrab, yah kan dek?" -Mizan.

Candra mengangguk mengiyakan. Hanya Mizan lah yang selalu berbuat baik kepada Candra, dia sangat menyayangi adik satu-satunya ini, dia rela dibenci keluarganya, asalkan dia selalu bersama adik kesayangannya itu.

"Terserah kamu aja Mizan, tapi setidaknya dia harus sopan sama kamu."



Skip
Selesai sarapan..

"Sekarang kalian berangkat sekolah gih! Apa kalian berdua mau telat? Ngga kan."

"Iya Mih." ucap mereka berdua barengan.

"Mizan berangkat yah Mih, Pih," -Mizan.
Mencium tangan kedua orang tuanya.

"Iya sayang hati-hati yah," wanita itu tersenyum ke arah putra sulungnya, Candra merasa sangat iri.

"Yang bener belajarnya." Ucap pria yang di panggil papih oleh mereka berdua itu dengan sangat lembut.

"Iya Pih" -Mizan.

Mizan keluar duluan, dan mendekati mobil sport-Nya yang berwarna merah marun, sedangkan milik Candra berwarna hitam pekat.

"Candra berangkat yah Mih, Pih." -Candra.
Dia juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Mizan kepada kedua orang tuanya.

"Hmm, belajar yang bener biar bisa dapat nilai yang memuaskan!" Lagi-lagi dengan nada ketusnya. Kapan Candra bisa diperlakukan dengan lembut oleh ibu kandungnya sendiri.

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang