5. Cookies Karakter -A-

67 11 0
                                    

Hari ini Berlian menjemput Reihan seperti biasa, bedanya kali ini dia menggunakan kemeja lengan panjang. Sebenarnya hari ini matahari cukup terik dan panas, namun apa boleh buat menurut Berlian ini sebagai pengaman jika kejadian kemarin terulang.

Menunggu selama 20 menit, akhirnya Reihan dan teman-temannya keluar.

"KAKKK"

Reihan berlari ke arah Berlian diikuti tiga temannya, persis anak-anak itik yang ikut kemanapun induknya pergi.

"Haloooo... !! Yuk masuk mobil" Berlian mempersilahkan Reihan untuk masuk.

Lagi, tiga temannya pun ikut masuk mengikuti Reihan.

"Loh, Jaiden, Aska, Andy. Kalian Gak dijemput orang rumah?" Tanya Berlian heran.

"Enggak kak, seminggu ini kita nebeng Reihan" Jaiden yang terakhir masuk mobil menjawab.

"Iya, orang tua kita sibuk. Jadi kita nebeng sekalian main dirumah Reihan" jelas Andy.

Terakhir Berlian menaruh atensi pada Aska. Namun, hanya senyum dan juga eye smile Aska yang terlihat.

"Mati gue, perasaan gue jadi gak enak nih" Batin Berlian.

"Yaudah, ayo pulang..." Berlian duduk di kursi depan.

Selama perjalanan, Reihan, Aska, Jaiden, dan Andy sedang merencanakan permainan apa yang akan mereka lakukan setelah sampai. Namun, final mereka memilih untuk membuat cookies karakter.

"Iihh, kenapa cookies? Kan kalian cowok" sambung Berlian ditengah perdiskusian keempatnya.

"Emang cowok gak boleh bikin cookies?" Sewot Reihan.

"Ya... b-boleh sih" Berlian menciut, setelah mendapat tatapan tajam dari Reihan.

"Yaudah, nanti Kak Berlian bikin adonannya kita yang hias" Jaiden menepuk pundak Berlian dari belakang.

"Kok gitu?"

"Kita kan harus ngerjain PR dulu, baru deh bikin cookiesnya" jelas Reihan.

Berlian mengangguk pasrah.

○○○○○

Berlian telah berada di dapur, dengan apron dan beberapa bahan untuk butter cookies yang telah dia kumpulkan dari salah satu website masakan.

"Semoga aja gak ada kesalahan deh, gak keracunan aja Alhamdulillah. Mana mintanya pake cookies karakter lagi" harap Berlian. Karena ini pertama kalinya membuat adonan kue, biasanya mah cuma ngehias aja sama ngabisin kue lebaran buatan Mama.

Berlian memulai kegiatannya, mulai mencampur beberapa bahan hingga menjadi adonan. Beruntung, dapur rumah Reno ini memiliki fasilitas masak yang hampir lengkap. Oven yang menempel pada dinding pun memudahkan pekerjaannya.

Setelah adonan cookies matang, sisa untuk di hias. Berlian tak melihat keempat bocil itu diruang tamu.

Berlian menuju kamar Reihan, juga tak terlihat kemana mereka pergi.

"Bi Ani... liat Reihan dan teman-temannya gak?" Berlian yang menuruni tangga, dan kebetulan Bi Ani akan menuju lantai atas untuk bersih-bersih.

"Di bawah mbak, tadi sih di damping kolam"

"Gak ada bi, tadi saya udah cari disana"

"Mungkin ke rumah sebelah mbak, ke rumahnya tuan muda"

"Tuan muda?" Berlian mengkerutkan kedua alisnya bingung.

"Iya, namanya Tuan Muda Leonardo. Anak konglomerat mbak"

"Oh yaudah saya tunggu aja deh"

Berlian sibuk mencari ponselnya, sedari duduk di sofa untuk mengirim pesan pada Reihan jika cookies permintaanya sudah siap di hias.

AKU SIH YES!! || Johnny Suh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang