13. Mama Untuk Reihan (Ending)

84 13 1
                                    

Berlian duduk ditepi kasur dengan menggenggam erat sebuah tissue yang telah kusut. Pikiran dan perasaannya saat ini campur aduk, bahagia, terharu, bingung, bahkan hingga ia tak tau apalagi yang bersarang dikepala dan hatinya.

"Be... Reno udah dateng" Citra muncul dari balik pintu kamar Berlian melambaikan tangan menyuruh anak semata wayangnya itu menghampirinya.

"Ma... Be gugup banget"

"Iya, dulu Mama juga gitu. Atur nafas kamu, biar enggak terlalu gugup ya?!" Berlian hanya mengangguk, hingga Berlian sampai dilantai dasar lalu duduk disebelah Reno.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Ananda Reno Setya Pradana bin Alm. Pradana Wicaksono dengan anak saya yang bernama Berlianna Dewiningtyas dengan maskawinnya berupa MDK 127 Lot dan 23 gram logam mulia, Tunai"

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Berlianna Dewiningtyas binti Dewangga Hartanto dengan maskawin yang tersebut, tunai"

"Gimana? SAH?" Tanya sang penghulu.

"SAAAAAAAHHHHH"

Semua seisi rumah berbahagia dengan kelancaran prosesi akad nikah. Reno dan Berlian resmi menjadi suami-istri. Reihan yang sejak awal duduk manis ditengah antara Reno dan Berluan dengan bahagia memeluk sang Papa. Senyumnya bahkan semakin melebar ketika merasakan Mama barunya juga ikut memeluk keduanya.

○○○○○

Mempersingkat perayaan pernikahan Reno dan Berlian yang diawali akad pada pagi hari dan resepsi pada malam hari di Ballroom hotel yang menjadi saksi pengakuan Berlian tentang cincin yang tertelan oleh wc rumahnya.

Saat ini, Berlian yang menyandang Nyonya Reno diboyong ke rumah sang Tuan. Reihan hampir tak melepaskan genggaman tangannya pada Berlian sejak pagi tadi, terus mengikuti kemanapun Berlian melangkah kecuali ke toilet 🙃.

"Reihan, kenapa masih disini? Kan kamar kamu di lantai 3?" Reno yang baru saja masuk ke kamarnya, mendapati Reihan duduk ditepi ranjang bersama Berlian.

"Emang aku gak boleh tidur sama Mama?"

"Boleh, tapi kan kasur Papa cuma cukup untuk dua orang. Besok deh Papa ganti sama kasur yang lebih luas"

"Yaudah, tukeran aja Papa yang tidur di kamar Reihan" Berlian menahan tawanya, tak hanya karena ucapan Reihan tapi juga ekspresi Reno yang terlihat bingung.

"Hmm, Reihan... gini loh menurut Pap--"

"Papa kenapa sih jahat banget sama Reihan? Hiks... Kan Reihan pengen deket Mama, pengen dibacain dongeng sama Mama, Hiks... di elus kepala, kalau perlu di temenin tidur sama Mama. Hiks..." Reihan menangis. Tentu itu adalah sebuah pengakuan sekaligus permintaan yang baru Reno dengar.

Sebelumnya Reihan tak banyak mengeluh tentang kurang atau bahkan tak ada sosok Mama disampingnya. Antara Reihan benar tidak terlalu membutuhkannya karena Reno selalu mengusahakan menjadi sosok Papa sekaligus Mama untuk Reihan, atau Reihan menahannya karena ia mengerti jika mengeluhkan hal tersebut akan membuat Reno sedih.

Malam ini, Reno tersadar jika Reihan memang menyembunyikan sifat dan keinginannya pada sosok Mama dalam hidupnya. Malam ini juga, keinginan tersebut terwujud secara nyata.

"Yaudah ayo sekarang Mama temenin tidur di kamar Reihan aja, biar Papa bisa istirahat disini. Kasihan, Papa capek banget seharian harus berdiri" Reihan mengangguk.

"Be, kamu juga capek. Jangan dipaksain kalau---"

"Percaya, Reihan bakal cepet tidur. Dia tadi enggak tidur siang"

AKU SIH YES!! || Johnny Suh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang