12. Mahal dan Penting

60 10 0
                                    

Berlian menuruni tangga menghampiri Reno yang tengah duduk di sofa ruang tamu bersama sang Mama.

“Sudah?” Reno beranjak berdiri.

“Sudah, mau langsung berangkat?”

Sebelum dijawab, Reno memperhatikan jemari Berlian mencari sebuah benda berbentuk lingkaran yang semalam ia berikan, namun nihil tangan Berlian terlihat polos kecuali dua gelang berwarna putih dipakai wanita tersebut.

“Iya boleh, biar gak terlalu malam”

Usai berpamitan Reno dan Berlian langsung menuju salah satu hotel berbintang lima. Ditengah berjalan menuju ballroom tempat acaranya, pikiran Reno tengah sibuk memikirkan dimana cincin yang ia berikan pada Berlian. Selain itu Reno juga menepis pikiran-pikiran anehnya tentang Berlian yang menolak lamarannya semalam, ya lamaran yang sangat sederhana dan mendadak.

Jangan bilang, Berlian ketularan jailnya Reihan. Berlian sengaja nyembunyiin cincinnya biar ala-ala drama gitu. Sekarang dia pura-pura nolak, nanti diakhir ternyata dia make cincinnya, hehehe

Reno masih optimis jika lamarannya akan diterima, menurutnya selama seminggu terakhir Reno tidak menemukan sikap Berlian yang menjuru pada penolakan.

Keduanya mengikuti acara hingga selesai, tak ada pembahasan soal cincin. Mereka hanya mengobrol tentang acara malam ini.

“Kapan bro, peresmiannya?” Salah satu rekan kerja Reno bernama Tian bertanya saat Berlian pergi untuk ke toilet.

Reno yang sedang berdiri dengan beberapa rekan kerjanya sontak menelan ludah dengan susah, karena ia bingung harus menjawab apa.

“Segeralah bro, doakan aja, hehe”

“Jackpot ya Ren, dapetnya yang masih gadis hampir seumuran adek gue hehe” Arya ikut menyela obrolan mereka.

“Namanya juga jodoh, gak memandang umur” Dimas dengan muka datarnya memberikan pendapat, tentu itu sedikit membantu Reno.

“Tapi Berlian mau gak kalau nikah sama Duda yang anaknya udah gede gitu?”

Pertanyaan Tian itu lantas membuat bungkam 3 orang lainnya.

.

.

“Be, mau langsung pulang?” Tanya Reno saat keluar dari Ballroom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Be, mau langsung pulang?” Tanya Reno saat keluar dari Ballroom.

“Eh, gimana mas? Kan acaranya udah kelar…”

“Aku boleh minta waktu buat ngobrol berdua?” pinta Reno dengan wajah memohon.

“Bo-boleh mas”

Reno segera membawa Berlian menuju Resto yang berada satu lantai dibawah Ballroom.

Keduanya yang saat ini duduk berhadapan, keduanya terlihat canggung untuk memulai percakapan.

AKU SIH YES!! || Johnny Suh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang