PART 10

515 66 20
                                    

Aku kembali setelah melihat keputusan kalian di part sebelumnya. 😊 Ternyata banyak yang mau kalau karakter Han Seojun adalah seorang MPreg. 😋 Enggak kerasa juga udah masuk part ke-10. Terima kasih untuk kalian yang selalu mengikuti cerita hasil gabut si Author Ngabngab ini ya, cuy. 😋

Salam sayang,
Ngabngabcuy ^•^

Salam sayang,Ngabngabcuy ^•^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Kenapa penyesalan selalu datang terkahir? Kenapa manusia selalu identik dengan ceroboh dan pikiran pendek? Benar-benar menyebalkan.'

* * * * *

Rasa yang tertanam dalam hati saat ini memang cukup sakit saat mengetahui bahwa dirinya ternyata memiliki keistimewaan, tetapi tidak mengetahui itu lebih awal. Seojun saat ini tengah duduk diam di balkon kamarnya. Sedang kini ia juga merasa kesal karena sejak bangun pagi tadi netranya sama sekali belum menangkap sosok Suho sama sekali.

Entah kemana suaminya itu pergi, yang Seojun tahu hanyalah dia yang terbangun dengan pemandangan kasur sisi kirinya yang kosong. Dia masih belum terlalu kuat untuk melakukan aktivitas sendiri, masih butuh bantuan tangan orang lain dan kalau tidak ada maka harus berjalan sambil berpegangan pada benda-benda di sekitarnya karena kepala yang terus berdenyut pusing. Terlebih lagi morning sickness Yang dirasakannya semakin menjadi-jadi.

Suara dering ponsel di atas meja nakas membuat Seojun mau tidak mau harus beranjak dari kursinya dan berjalan begitu lamban dan akhirnya bisa mendaratkan bokongnya duduk di kasur. Melihat pada layar ponsel yang ternyata endaoat panggilan telepon dari nomor tidak dikenal itu membuat Seojun langsung menghela napas panjang nan kesal, tetapi karena kode negara di nomor tersebut berasal dari luar Korea Selatan maka langsung saja dijawab.

"Apa kabar, Nak?" tanah orang di seberang sana.

"A-Ayah ...." Seojun terlihat begitu terkejut setelah mendengar suara berat itu.

Setelah terkekeh pelan, Tuan Han pun berkata, "Iya, ini memang Ayahmu. Kapan kau akan kembali ke Jerman, hm? Ayah sangat rindu karena sudah lama tidak melihat dan memelukmu secara langsung."

"Apa Ayah sudah baik-baik saja? Jantungnya bagaimana? Tidak sakit lagi 'kan?" Seojun coba mengalihkan pembicaraan dengan melempar pertanyaan lainnya.

"Tubuh tua ini rasanya sudah jauh lebih baik. Kate membantu Ayah menemukan donor jantung yang cocok, tapi Ayah sangat sedih karena kau tidak ada di sini untuk menemani Ayah di masa-masa kritis." Tuan Han berujar dengan suara bergetar yang kentara.

Air mata langsung mengalir deras membasahi kedua pipi Seojun setelah mendengar kalimat sedih yang baru saja keluar dari mulut sang ayah. Isakan yang tadi sempat ditahan akhirnya lolos begitu saja dan tidak tahu malu. Seojun berkali-kali mengucapkan kata maaf. Meskipun Ayahnya sudah meninggal untuk berhenti, tetapi Seojun terus saja mengatakannya lagi dan lagi. Seolah tidak akan pernah merasa bosan.

HOTTER THEN HELL  ]•[ SUHO x SEOJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang