FAREKSA | SEBELAS

43 11 0
                                    

KALIAN TAHU CERITA INI DARIMANA?

Follow dulu sebelum baca.

Budayakan ketika membaca, voment juga.

Jangan jadi silent readers. gua benci silent readers

•F A R E K S A•

Mereka berdua sampai di apartemen mewah milik Areksa. Karena sudah menjelang malam, mereka memutuskan untuk besok saja pergi ke makam sahabat Faresa.

"Nginep gitu?" Tanya Faresa dengan ekspresi tidak bisa dibaca, sambil menatap Areksa heran.

"Lo pikir?" jawab Areksa, tenang. Melesat pergi keluar menuju apartemennya.

"Ck," decak Faresa sebal. Bagaimana bisa Areksa mempunyai apartemen di samping hutan seperti ini? sangat membuat Faresa heran. Melihat Areksa sudah memasuki apartemen, ia berlari menyusul cowok itu, takut malah hilang. Karena jujur, Faresa... ah nanti tahu sendiri.

Di apartemen Areksa, ia mencari sosok lelaki yang membawa Faresa. Gadis itu mencari Areksa kemana mana, namun tidak menemukan batang hidungnya.

Hanya satu tempat yang belum ia cari, halaman belakang. Masa bodoh dengan Areksa yang akan memarahinya. Yang penting cowok itu ketemu. Dan ternyata benar saja, Areksa sedang berenang disana.

"Woy! Areksa!" Teriak Faresa dari kejauhan. Entahlah, sifat asli yang ia tutupi selama ini menghilang ketika bersama Areksa.

Merasa dipanggil, Areksa menampakkan kepalanya dari dalam air kolam renang. Lantas ia kembali berenang cepat menghampiri Faresa ketika melihat wajah gadis itu menahan amarah.

"Santai kali, apaan?" Jawab Areksa cuek, dia ingin berenang sekarang, tetapi ada pengganggu, menurutnya.

"Gua harus dimana? Pengen tidur ini," tanya Faresa. Kan benar, sifat Faresa berubah.

"Lo ke tangga tuh, liat ada kamar dengan pintu bernama 'liona', masuk aja sana," ujar Areksa sambil menunjukkan arah tangga.

Faresa hanya mengangguk. Berdiri, melangkahkan kakinya menuju ke tangga yang ditunjukkan Areksa tadi. Ia berjalan dengan cepat, karena kantuk yang melandanya. Namun ketika ia melangkahkan satu kakinya ke tangga, tiba tiba....

CEKLEK

Lampu mati, membuat Faresa terdiam kaku, dan....,menangis. Ia takut gelap! Gadis itu otomatis langsung memanggil Areksa ketakutan, masa bodoh akan malu atau apa, dirinya phobia gelap.

"AREKSA! TOLONG GUE! DISINI GELAP!" teriak Faresa ketakutan sambil memeluk dirinya dan berjongkok, dia menangis.

Areksa yang mendengarnya, bergegas pergi menuju sumber suara. Untungnya, ia tadi sudah selesai berenang dan memakai handuk. Jadi, tidak berenang dengan keadaan gelap.

"AREKSA! GUE TAKUT...," suara teriakan lemah terdengar jelas mengarah ke tangga.

"Sa? Lo dimana?" Ujar Areksa meraba ke depan, karena handphonennya tertinggal, dan sekarang memang sangat gelap.

"Gue disini...," jawab Faresa terdengar sangat lemah, dan...,bergetar.

Areksa mendengar jelas suara Faresa yang lemah itu langsung panik. Ia yakin, Faresa berada di depan tangga sekarang. Karena suara Faresa terdengar sangat dekat tadi. Tangannya meraba, dan akhirnya...

"Ini lo kan, sa?" tanya Areksa ketika merasakan bahwa ia sedang mengelus atas kepala Faresa.

Faresa mendongak, lalu berdiri. "Iyaa,ini gue." Jawab Faresa lemah, dan langsung memeluk Areksa dengan erat. Areksa yang terkejut, membalas pelukan Faresa, dan mengusap punggung Faresa dengan lembut, berharap gadis itu tenang.

"Tenang..., ada gue disini," ujar Areksa dengan lembut. Sangat berbeda ketika berbicara dengan Faresa sebelumnya. Membuat Faresa semakin mengeratkan pelukannya, mencari kenyamanan. Sekarang Faresa tidak peduli siapa yang di depannya, mau bagaimanapun dia ketakutan sekarang.

CKLEK

Lampu menyala. Faresa yang sedang memejamkan mata, tidak sadar apapun.

"Udah nyala," suara datar Areksa kembali terdengar.

Faresa mendongak, ia baru menyadari. Bahwa tadi yang menenangkannya adalah Areksa.

"Eh? Makasih," jawab Faresa gugup dan malu, ia langsung melesat pergi ke tangga, dan menuju kamar yang diberitahukan Areksa tadi.

Areksa yang melihatnya tersenyum tipis, cewek yang ia juluki 'unik' itu sedang malu dengannya. Lantas, ia pun menaiki tangga, berjalan menuju kamarnya.

• F A R E K S A •

Areksa merebahkan diri di kasur yang sudah sangat lama tidak ditempatinya. Ia merindukan tempat ini, sangat. Banyak kenangan bersama keluarga dan sepupu yang ia anggap sahabat sendiri.

"Dia seperti perempuan yang ada di buku sahabatku," gumam Areksa.

"Cewek menyukai volly, dan takut kegelapan."

"Sepertinya, memang dia, namanya saja mirip denganku," dia terus bergumam mengenai perempuan yang dititipkan sahabat kecilnya. Sampai sekarang, hanya Faresa yang mirip dengan ciri ciri itu.

"Besok kepastian, dia mau ke makam siapa, kalau benar, saya akan menjaga kamu," gumam Areksa, dan langsung tertidur.

Disisi lain, Faresa masih merasa malu dengan kejadian tadi.

"Anjir, malu banget gua."

•F A R E K S A•

Udah dulu yya! Maaf banget sedikit
Ini tugas pondok belum kelarr huhu
Kasih motivasi dongg buat bisa bikin chapter banyakk
Plis aku butuh banget:(


FAREKSA (hiat dlu, lgi di pondok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang