24. (Not) The End of the Story

6.8K 810 268
                                    


Hai semuanyaaa! Aaaaaahhhh kangen bangeeet! :(

Apa kabar, guys?! Semoga kalian selalu sehat yaa! Aku seneng banget ketemu kalian lagi setelah sekian lama aku nggak nyentuh-nyentuh wattpad :(

Kalian masih inget ff ini, 'kan? Atau udah lupa? :'D

Semoga aja kalian masih inget wattpad ini dan masih nunggu juga.


Baca sampai mentok akhir paling bawah yaa!

Enjoy, selamat membaca! ^^


***


Dua harimau mungil terlihat sedang berlari ke sana dan ke mari. Jeno sedang mengasuh kedua bayi harimau itu tak henti-hentinya terkekeh melihat tingkah lucu merekaa. Ke mana Rajh dan Shira? Ah, kedua harimau itu sedang pergi menemani sekaligus mengawali Raja untuk berkeliling Kota Athena.

"Prince! Sharafina! Jangan bertengkar!" seru Jeno ketika melihat Prince mengganggu adiknya Sharafina. Jeno langsung menghampiri kedua bayi harimau yang berebut boneka itu. "Prince, jangan merebut boneka Sharafina!"


CKLEK!


Mendengar suara knop pintu yang dibuka, Jeno langsung menoleh dan mendapati Hendry yang mendekatinya sembari membawa dua dot susu.

"Kau ini lama sekali!"

"Aku bukan seorang ayah, Jeno. Aku tidak pernah membuat susu dot. Maka lain kali jangan suruh aku membuat susu dot lagi!" dumal Hendry.

Jeno tertawa mendengar itu. "Maaf ya, hahaha. Lain kali akan kusuruh saja Jisung atau Chenle."

Jeno mengambil dua botol dot yang sudah diisi dengan susu hangat itu. Ia menepuk kedua tangannya, bermaksud memanggil Sharafina dan Prince. "Kids! Kemari!" seru Jeno sembari menggoyangkan kedua botol dot di tangannya ke atas, memperlihatkan pada dua harimau mungil itu.

Melihat dot berisi susu itu, tanpa menunggu lama lagi Sharafina dan Prince langsung berlari mendekati Jeno dan meloncat ke atas paha Jeno.

"Kalian pasti lapar. Kasihan sekali, ibu kalian Shira sedang keluar istana jadi kalian tidak bisa menyusu." Jeno terkekeh kecil. "Hendry, tolong bantu aku. Kau gendong Prince dan pegangi botol dot miliknya. Sharafina biar aku yang urus," ucap Jeno sembari memberi Hendry satu dot susu.

Hendry mendecak malas. Tapi pada akhirnya ia menuruti apa kata Jeno. Ia menggendong Prince, lalu menempelkan dot pada mulut Prince, membiarkan bayi harimau jingga itu menyedot susu dengan lahap. Begitupun dengan Jeno, ia menggendong dan memberikan susu dot pada Sharafina sembari mengelus punggung bayi harimau putih itu.

Hendry diam-diam menatap cara Jeno memperlakukan Sharafina. Sungguh, Hendry berani sumpah, Jeno sudah terlihat seperti orang tua yang memiliki anak saat ini. Dari caranya menggendong Sharafina, caranya bermain bersama Prince dan Sharafina, pokoknya semua yang Jeno lakukan sudah seperti seorang ayah.

"Aku yakin kau akan jadi ayah yang baik untuk anak-anakmu kelak," kata Hendry di tengah keheningan.

Jeno hanya tertawa kecil ketika mendengar celetukan Hendry itu. "Ya, semoga saja kelak aku bisa menjadi ayah seperti Rajh dan Haechan."

Tak lama Renjun, Jisung, Chenle, Jaemin dan Haechan datang. Mereka langsung mendudukan diri mereka di sofa mewah ruangan khusus para pangeran itu itu.

THE SIX PRINCES [SUDAH TERBIT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang