10. Lonely Calisto

5.9K 1K 81
                                    


Double update karena aku lagi baik dan baru nyadar folls aku udah 1K hahaha


Enjoy.


***



"Nah, beristirahatlah, boy. Terima kasih sudah menemaniku." Jisung menepuk kepala kudanya. Ia cium surai lembut kudanya itu.

Setelah kembali ke istana, mereka semua langsung menuju ke kandang kuda istana dan memasukan kembali kuda-kuda yang mereka tunggangi ke kandangnya.

Keenam pangeran beserta Calista kini diam-diam mengendap-endap masuk ke dalam istana. Seperti pencuri saja mereka itu. Omong-omong, jubah mereka sudah mereka lepas.

"Kita ini pemilik istana tapi kita seperti pemberontak atau pencuri saja. Kita sampai masuk sembunyi-sembunyi seperti ini," bisik Calista terkekeh.

Haechan merangkul pundak Calista dan menempelkan telunjuknya di bibir istrinya. "Tahan suara tawamu, sayang. Nanti terdengar. Habislah kita!"

"Pffft..." Calista menutup bibirnya yang hampir tertawa lagi. Sungguh ini sangat lucu. Keenam pangeran yang tadi mengajaknya kabur itu begitu gagah dan berani layaknya singa. Tapi ketika mereka kembali ke istana, mereka tak jauh seperti kucing-kucing yang takut tertangkap basah telah melakukan kesalahan.

"Istriku ini benar-benar tak bisa menahan tawa ya." Haechan mengusak rambut Calista dengan gemas. Sang istri hanya terkekeh pelan dan membiarkan rambut panjangnya diusak oleh suaminya.

"Selamat malam, brothers. Sampai bertemu besok," ucap Jeno.

Dan malam itu, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin, Chenle dan Jisung hanyut dalam obak mimpi yang indah. Senyum tak lepas dari wajah tampan mereka. Mungkin hari ini adalah hari yang cukup konyol karena mereka kabur diam-diam dari istana seperti anak kecil yang nakal. Namun ternyata kabur dari istana bukanlah hal buruk, justru itu membuat mereka merasakan sesuatu yang fantastis.


***


Kucing besar berwarna jingga itu mengusakan kepalanya dengan manja kepada wajah majikannya yang masih tertidur lelap. Tanpa takut kalau majikannya itu suatu saat akan bangun dan memarahinya, harimau itu menjilati wajah sang majikan dengan sayang.

Merasakan sesuatu yang aneh menyapa wajahnya, perlahan-lahan Jeno tersadar dari alam mimpinya. Ditambah dengan sebuah beban yang sangat berat seolah menimpa tubuhnya yang sedang berbaring di atas kasur.

Betapa terkejutnya Jeno ketika mendapati Rajh sedang asyik menjilati wajahnya, terlebih harimau besar itu menumpukan hampir setengah badannya di atas tubuh Jeno.

"Argh! Astaga! Rajh, stop!"

Jeno terbangun dengan terpaksa karena jilatan Rajh di wajahnya. Bahkan tak tanggung-tanggung, harimau itu menindih tubuh Jeno yang masih terbaring di balut selimut.

"Kucing nakal! Turun!" perintah Jeno, "Rajh! Astaga! KAU INI BERAT!"

Dengan sekuat tenaga, Jeno mengelitik perut Rajh agar harimau itu menyingkir dari atas tubuhnya. Dan itu berhasil, Rajh menggeliat kegelian dan menyingkir dari atas tubuh Jeno.

Setelah berhasil menyingkirkan Rajh, Jeno langsung berdecak kesal. Ia masih sangat mengantuk, namun harimaunya itu menganggu tidurnya. Jeno kira ia bisa agak bermalas-malasan sedikit pagi ini, tapi nampaknya harimau besarnya itu tidak mengizinkannya untuk berleha-leha.

THE SIX PRINCES [SUDAH TERBIT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang