Saat ini Haechan, Calista, dan kelima Pangeran lainnya sedang berada di ruang busana Istana untuk mencoba pakaian resmi mereka untuk esok hari, dimana Calista dan Haechan akan menikah. Calista duduk manis di sofa ruangan itu, menunggu gilirannya untuk memilih gaun pernikahan.
"WHOA! LIHATLAH! BAJUKU BAGUS SEKALI!" pekik Chenle senang dengan suara yang amat melengking. Chenle berjingkrak senang seperti anak kecil ketika melihat pakaian yang dirancang untuknya besok sesuai dengan ekspektasinya. "Aku akan terlihat tampan dengan seragam ini!" seru Chenle lagi.
"Hey lihatlah! Punyaku juga bagus!" seru Jisung. Ia memamerkan seragam yang dirancang untuknya besok pada saudara-saudaranya. Setelah hitam bludru dengan aksesoris perak itu membuat Jisung senang kepalang. "Aku sangat suka ini! Ah, senangnya! Apalagi warna nya hitam!"
"Punyaku juga tak kalah bagus, Jisung! Lihatlah!" kali ini giliran Jeno yang memperlihatkan seragamnya pada Chenle dan Jisung. Ia memeletkan lidahnya pada kedua adiknya itu. "Ada banyak emas di bajuku, sedangkan kalian tidak! Hahaha!"
Jaemin mendengus meremehkan. "Tak akan ada yang peduli walau bajumu itu ada serpihan emasnya, bodoh." Jaemin memperlihatkan bajunya, dan tersenyum bangga. "Punyaku pun tak kalah elegan, brothers. Aku sendiri yang meminta dirancangkan baju ini pada juru busana Istana!"
"Woah! Renjun! Punyamu berwarna biru?"
Renjun mengangguk dan menepuk dadanya bangga. "Punyaku berbeda bukan? Ah, aku benar-benar menyukai baju ini. Aku tak sabar memakainya besok," ucap Renjun sembari mengusap bajunya.
"Dan sekarang mari kita lihat baju untuk pengantin kita!" goda Renjun pada Haechan. Haechan tersenyum miring, lalu memperlihatkan baju pernikahannya untuk ia kenakan besok pada saudara-saudaranya itu.
"BAGUS SEKALI!" jerit kelima Pangeran itu ketika melihat baju yang akan Haechan kenakan sangatlah mewah dan berwarna putih bersih, juga dihiasi dengan emas.
Haechan tersenyum bangga, lalu memandang remeh kelima saudaranya. "Dengarkan aku, bocah-bocah tengik. Sebagaimanapun bagusnya baju kalian, tentu saja punyaku akan lebih bagus! Aku yang akan yang menikah, akulah bintangnya!"
Renjun, Chenle, Jaemin, Jeno, dan Jisung mengepalkan tangan mereka. Rasa jengkel kembali datang ketika melihat Haechan dengan sombongnya berkata seperti tadi.
"Aku bersumpah tidak akan semenyebalkan dirimu ketika nanti aku menikah!" ujar Chenle dengan sangat kesal.
"Biarkan saja. Besok ia akan menjadi sorot utama. Selebihnya ya tidak," ucap Jaemin mencibir.
Renjun tertawa mendengar ucapan sarkas Jaemin, lalu menepuk bahu saudaranya itu. "Aku bangga memiliki adik sepertimu," ucap Renjun. Jaemin terkekeh dan memeluk saudara tertuanya itu.
"Ah aku jadi ingin menikah. Apakah harus aku yang menikah selanjutnya?" gumam Jeno bercanda.
"Hey, tunggu Renjun menikah dulu! Sebentar lagi penobatan kita, dan Renjun akan menjadi Raja. Kita persilakan dia dulu menikah!" celetuk Jisung.
Mendengar itu, Haechan kembali merasa tersindir. Bagaimana pun ia tahu kalau ia salah karena terlalu memaksakan diri untuk menikah cepat sebelum Renjun.
Melihat sang adik Haechan berubah menjadi sendu, Renjun langsung memperbaiki suasana.
"Jisung, aku sendiri yang mengizinkan Haechan untuk menikah terlebih dahulu. Jaga mulutmu itu atau akan kujahit bibirmu, bocah nakal!" sentak Renjun. Renjun kembali menatap Haechan, lalu merangkul bahu saudaranya yang akan menikah itu.
"Jangan dipikirkan, saudaraku. Aku tak pernah merasa dilangkahi. Tenang saja, ya?" bisik Renjun, mencoba membuat Haechan tersenyum kembali. Haechan membalas pelukan pada saudaranya itu dengan erat. Air matanya hampir saja jatuh karena terharu dengan ucapan singkat kakak tertuanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIX PRINCES [SUDAH TERBIT] ✅
Fanfiction[TAMAT] [READY STOCK DI SHOPEE IEG_STORE] [SERI 2: THE SIX PRINCES 2] Kisah Calista yang terbangun di Istana Kerajaan Athena dan menjadi pengantin salah satu Pangeran muda di sana. Kisah yang melibatkan perang, cinta, kasih sayang antar saudara, pe...