8. Queen Drianna

8K 1.2K 225
                                    


AKU CUMA MAU BILANG...

INI ADALAH CHAPTER TERPANJANG THE SIX PRINCES SEJAUH INI.


JADI...


Enjoy :)


***



Seharian itu Jeno habiskan bermain dengan dua harimaunya. Karena ia rasa, reuninya bersama harimau-harimaunya itu harus ia rayakan sendiri sepuasnya.

"Rajh jangan mengganggu Shira! Astaga, anak nakal!" Jeno melerai Rajh yang jahil menangkap-nangkap ekor Shira. Yang tentunya membuat Shira mengaung marah.

Mereka sedang berada di halaman Istana. Kali ini Jeno tidak akan membiarkan kedua harimau itu bermain di kamarnya. Dulu saja ketika Rajh dan Shira masih bayi, keduanya hampir menghancurkan kamar Jeno. Apalagi sekarang kedua harimau itu sudah sebesar itu? Menurut Jeno, tempat kesukaannya di Istana adalah halaman atau kebun Istana. Angin disini sangat sejuk, apalagi ketika angin angin kecil itu menerpa wajah dan rambut Jeno.


RAWR!


Shira menghampiri Jeno. Harimau putih itu mengusak kepalanya pada kaki Jeno dengan manja.

"Rajh mengganggumu lagi hm?" kekeh Jeno.

Rajh yang merasa sedang di bicarakan itu bergabung. Harimau itu mengangkat kedua kaki depannya dan menumpuknya pada bahu Jeno. Bahu Jeno serasa di tumpu besi berat sekarang.

Rajh yang sudah besar ini tidak main-main beratnya. Kalian ingat bukan kalau Rajh dan Shira adalah harimau yang berbeda pada umumnya? Kuharap kalian ingat bahwa Shira dan Rajh adalah harimau yang lebih besar daripada harimau umumnya.

"Oh lihatlah, ada yang cemburu disini," ujar Jeno pada Rajh. "Ugh, Rajh! Berat! Kau ini bukan bayi harimau yang bisa kugendong lagi!" keluh Jeno ketika merasa bahunya benar-benar sakit. Dengan usaha keras, Jeno menurunkan kedua kaki depan Rajh yang masih berada di bahunya itu. "Pergilah bermain lagi!" titah Jeno.

Namun kedua harimau itu enggan meninggalkan Jeno. Shira bahkan seperti menatap Jeno dengan mata memelas.

"Kalian lapar?" tanya Jeno heran. Kedua harimau itu seolah mengerti dan mengaung. Jeno terkekeh saja, ia tepuk kepala kedua peliharaannya itu dengan sayang.


"Ayo, kita lihat dapur istana."


***


Benar saja, Jeno pergi ke dapur Istana dengan dua harimau di sampingnya. Pelayan dan pengawal Kerajaan yang berpapasan dengan mereka, langsung membungkuk hormat.

Jeno mengetuk dan masuk ke dapur Istana. Ada beberapa pelayan disana. Mungkin sedang memasak. Mereka sedikit terkejut melihat Jeno datang, karena tak biasanya Pangeran yang satu itu langsung datang ke dapur jika ingin makan.

"Tuan Pangeran Joan, selamat datang," ucap para pekerja dapur dengan serentak. Jeno tersenyum membalas mereka.

"Apakah ada yang bisa saya bantu, Pangeran Joan?" tanya kepala juru masak Istana itu dengan sopan.

THE SIX PRINCES [SUDAH TERBIT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang