5. Training to Be A Princess

11K 1.4K 220
                                    


Don't forget to vote and comments! ^^


***


Calista mengerjapkan matanya. Perlahan kesadarannya mulai datang. Dia mendudukkan dirinya, merenggangkan tangannya.

"Hoam~"

Matanya kembali tertutup. Rasa kantuk itu masih ada. Lalu Calista menyadari kalau dia baru saja terbangun di kasur kamarnya. Calista teringat kemarin dia sangat mengantuk saat berkumpul dengan para Pangeran. Otomatis seharusnya dia pun bangun di ruangan Pangeran berkumpul.

"Siapa yang membawaku kemari ya?" gumam Calista menebak-nebak. "Apa.... Pangeran Haechan, ya?" tebak Calista bermonolog.

"AH TIDAK MUNGKIN. BADANKU KAN BERAT."


Tok! tok! tok!


"Lady Calista, apa anda sudah bangun?" suara seorang wanita terdengar dari luar. Calista langsung turun untuk membukakan pintu kamarnya.

"Ah, iya aku sudah bangun hehe," ucap Calista saat ia sudah membuka pintu kamarnya dan melihat seorang pelayan wanita sedang berdiri di depan pintu.

"Astaga, lady. Lady tidak harus membuka pintu untukku. Cukup bilang saja kalau anda sudah bangun, dan aku akan membuka pintu sendiri," ucap pelayan itu lalu terkekeh. Namun, Calista agak terheran mendengar hal itu.

"Kenapa aku tidak boleh membuka kan pintu?" tanya Calista.

"Karena itu bukan tugas anda, lady," jawab si pelayan. "Ayo, saya bantu anda bersiap. 1 jam lagi sarapan pagi bersama Raja, Ratu, dan para Pangeran," ucap si Pelayan. Calista mempersilahkan pelayan itu masuk.

"Uhm... aku... belum tau namamu, Nyonya..." ujar Calista pelan. Pelayan itu mempersilahkan Calista duduk di depan meja rias. Perlahan rambut panjang Calista ia sisir dengan telaten.

"Lady bisa memanggil saya Nora. Saya adalah jajaran kepala pelayan Istana Athena ini. Dan saya di angkat menjadi pelayan pribadi anda, lady," jawab pelayan itu dengan sopan.

"Tapi... bukankah agak tidak sopan memanggilmu hanya dengan nama? Kau lebih tua dibanding denganku, Nyonya," balas Calista.

Pelayan itu terkekeh. "Dalam peraturan Kerajaan, sejauh apapun umurnya, kasta bangsawan jauh berbeda dengan pelayan sepertiku. Jadi panggil saja namaku, lady."

"Tapi aku mau memanggilmu "Nyonya". Boleh kan?" pinta Calista merengek.

"Jangan, lady. Itu sudah peraturan Istana. Aku tidak apa-apa, sungguh!"

"Aku tak perduli. Aku akan tetap memanggilmu Nyonya. Nyonya Nora!"

"Hhh... Ya sudah. Saya bisa apa kalau lady sendiri yang meminta," ujar pelayan itu pada akhirnya sembari diakhiri dengan kekehan kecil.

Calista pun jadi ikut tertawa. "Aku ini sangat merepotkan, ya?" tanya Calista sembari menyengir.

Pelayan itu kembali fokus menata rambut Calista. Ia menata rambut panjang Calista menjadi gelungan dengan dihiasi beberapa jepit, dan diberi sentuhan akhir dengan menempatkan mahkota kecil di atas kepala Calista.

"Tentu saja tidak, lady. Sudah tugasku melayanimu dan mematuhi apa yang kau mau."

Rambut Calista telah tertata rapi. Model rambut sederhana itu membuat Calista semakin manis.

THE SIX PRINCES [SUDAH TERBIT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang