TFTS - 016

112 11 16
                                    

[Support cerita ini and enjoy reading✨]

"Thanks udah nganterin. Gue mau masuk dulu" ucap Senja dengan memegang pintu mobil.

"Loh kok ga bisa dibuka? Lo kunci? Cepet bukain"

"Oh iyakah? Yaudah berarti lo ga boleh keluar"

"Langit... bu.ka.in"

"Ja, please ke rumah sakit ya? Gue gak mau terjadi apa apa sama lo"

"Apa sih? Gue gapapa. Lo liat sendiri kan, gue bisa berdiri. Kalo lo nyuruh gue lari, gue juga bisa sekarang."

"Gak. Gila lo, iya iya gue bukain. Tapi janji abis ini lo langsung ganti baju terus tidur"

"Iya lo bawel banget dah"

"Bawelnya gue cuma sama lo asal lo tau"

"Ya in aja, bye" ucap Senja keluar dari mobil Langit.

***

Selesai Senja mengganti pakaiannya, ia lebih memilih membaca novel daripada tidur seperti yang Langit ucapkan tadi.

"Gila ini cewe pelakor, bukan siapa siapanya kok nyuruh nyuruh ngejauhin si" kesal Senja ketika membaca novel tersebut.

Ting
Ting
Ting
Ting
Ting
Ting

"Siapa astaga gangguin gue baca banget, gatau apa gue lagi emosi"

akang gendang :
Tidur Senja!
Gue tau lo lagi baca novel
Tidur cepetan
Tidur apa gue yang ke kamar lo sekarang?
Ga dibales? Oke. Gue yang ke kamar lo sekarang.

Belum sempat Senja membalas pesan dari Langit tiba tiba...

Tok tok tok

"Senja bukain!"

"Astaughfirullah kupret sejak kapan dia ada disini"

"Bentar kuncinya hilang tiba tiba"

"Alasan, cepet bukain apa gue dobrak ini"

"Tukang ngancem" batin Senja.

"Ya sabarlah!"

Klik

"Apaan?"

"Hehe gapapa, nih gue bawain ini" ucap Langit menunjukkan nampan berisi segelas matcha hangat dan soup.

"Sejak kapan lo dirumah gue?" tanya Senja.

"Sejak nganterin lo"

"Lo gak sekolah?"

"Gak. Ngapain sekolah kalo penyemangat gue sekolah aja lagi sakit"

"Ga deh mana ada orang sakit baca novel" sindir Langit.

"Terserah gue"

"Sini in nampannya, hus hus sana" usir Senja.

"Lo ngusir gue?" tanya Langit.

"Alhamdulillah kalo sadar" ucap Senja.

"Gak. Gue gamau pulang. Gue mau disini nemenin lo, lagian Mama Chelsea juga ga dirumahkan dan lo sendirian"

"Apa lo bilang? Mama?" tanya Senja.

"Iya kan emak lo" ucap Langit frontal.

"Kok lo manggilnya mama?"

"Ya gapapa dong kan camer gue" enteng Langit.

"Pede gila"

"Emang, gue bakalan tetep disini"

Twilight For The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang