TFTS - 011

206 32 40
                                    

[Support cerita ini and enjoy reading✨]

Bel pulang sekolah berbunyi 5 menit yang lalu. Tetapi Senja, Raina dan Aurora baru memutuskan keluar kelas karena beralasan ramai.

"Lo balik sama siapa ra?" tanya Raina.

"Gue ada kumpul osis hari ini, jadi gue pulangnya nanti" jawab Aurora.

"Pulang bareng abang gue ra gapapa hahahaha" Senja menggoda Aurora.

"Mulut lo minta gue sumpel beneran ya" geram Aurora.

"Hahahah Aurora ngamuk, gue si kayaknya nungguin didepan si nyari angkot mungkin" jawab Senja.

"Lo mau balik bareng gue ga?" tawar Raina ke Senja.

"Ga deh Na gue bisa sendiri ko, itung itung sekalian ngafalin jalan ke rumah" jawab Senja.

"Beneran? Gue sendirian ini"

"Ga deh Na makasi"

"Okei kalo gitu gue duluan ya guys dadah tiati semua" pamit Raina jalan ke parkiran mobil.

"Oke bye bye gue juga mau ke ruang osis" ucap Aurora.

"Bye guys" kata Senja dan berjalan menuju gerbang.

Sebelum Senja sampe ke gerbang dia di hadang oleh Langit.

"Lo beneran mau pulang sendiri?" tanya Langit memastikan.

"Iyaa gue bisa sendiri, mending lo pergi" usir Senja.

"Asem banget gue diusir cewe, yauda gue duluan atiati banyak preman didepan" ucap Langit menakut nakuti.

"Rese lo, gue timpuk ntar premannya"

"Halah sosoan berani" kata Langit dan meninggalkan Senja sendirian.

"Mana sih ko ga ada angkot sama sekali" Senja bermonolog di halte.

Brum brum

Tiba tiba ada satu motor yang menghampiri Senja.

"Hai, lo yang waktu itu di lapangan basket kan?"tanya laki laki itu.

"Maaf gue lupa" ucap acuh Senja.

"Buset sombong banget, kenalin gue Awan" ucapnya dengan mengulurkan tangannya.

"Ga nanya" kata Senja dan masih mencari dimana angkot ko sampe sekarang belum dateng.

"Lo nungguin angkutan umum? Mending bareng gue aja" tawar Awan.

"Gak, makasi" jawab Senja.

"Kalo lo sama gue aman" ucap Awan dan menarik Senja.

"Gak, lo gausa maksa kenapa si" kata Senja dengan nada marah dan melepaskan tarikan dari Awan.

Bugh bugh

Dari arah belakang Awan ada Langit yang ternyata belum pulang, ia menunggu Senja di bawah pohon hingga Senja pulang kerumah dengan selamat.

Tetapi disaat Senja di halte, Langit melihat Senja dipaksa oleh musuhnya sendiri, yaitu Awan.

"Lo bisa ga sih gausah kasar sama cewek." ucap Langit.

"Lo gausah ikut campur" kata Awan.

"Urusan dia urusan gue juga, pergi lo" usir Langit.

"Emang lo siapanya dia, ngatur ngatur gue" ucapan Awan yang menusuk Langit.

"Dia pacar gue" ucap Langit dan memandang Senja yg disebelahnya.

"Gak percaya gue, emang iya lo pacarnya dia hah?" Awan tidak terima perkataan Langit.

Senja yang bengong tidak tau harus merespon bagaimana akhirnya tersadarkan oleh pegangan tangan Langit dan memberi kode ke Senja untuk menjawab "iya".

"I-iya" terbata bata Senja.

Mendengar satu kata yang diucapkan Senja. Langit hanya tersenyum miring, karena tahu perkataan itu hanya untuk membuat Awan pergi dari sini.

"Lo denger sendiri kan? Mending lo pergi jauh jauh, gausah ganggu pacar gue" bentak Langit.

"Awas lo langit, gue tunggu lo di ring perlombaan besok" ancam Awan dan pergi dari halte.

"Ikut gue, gue ga terima penolakan" ucap Langit.

"Pake" menyodorkan helm Senja yang tertinggal di motor Angkasa.

Senja menuruti apa mau nya Langit, karena dia masih tidak tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini. Otaknya masih belum bisa berfikir apa efek dari kata "iya" yg dia ucapkan tadi.

(Di cafe)

"Ngapain disini?" tanya Senja yg baru sadar jika ia dibawa pergi jauh dari perkotaan.

Langit tidak menanggapi pertanyaan Senja. Ia langsung masuk ke dalam cafe miliknya meninggalkan Senja dan jalan ke lantai 3 yang berhadapan langsung dengan gunung.

"Ini orang pasti kesel sama gue soal tadi" batin Senja.

"Ini hot chocolate sama hot matcha latte nya mas" ujar pelayan yg datang ke tempat mereka.

Setelah itu Langit hanya menikmati hot chocolate nya dan pemandangan cantik yang ada didepannya.

"Emm kak" kata Senja mengawali obrolan.

"Hm" ucap Langit tanpa melihat ke arah Senja.

"Aduhh ini orang bawel kalo ngediemin gini serem juga ya" batin Senja.

"M-maaf"

Langit tidak merespon sama sekali ucapan Senja.

"Kak gue lagi ngomong liat sini apa susahnya si" kata Senja.

"Tinggal ngomong gue dengerin"

"Ish, gue mau minta maaf perkataan gue yang nolak lo waktu ngajak pulang bareng"

"Gue juga mau bilang makasih udah bantuin gue lepas dari orang tadi" lanjutnya.

"Hem" jawab Langit.

"E-em soal yang gue jawab iya ta-"

"Ga usah dibahas, gue juga tau lo ngejawab gitu karena mau Awan pergi kan. Gue sadar diri kalo lo ga akan lirik gue sekalipun" potong Langit dengan ucapan yang menusuknya sendiri.

"E-eh ga gitu" gelagapan sendiri Senja.

"Terus apa? lo mulai suka sama gue gitu?"jebak Langit.

"Auk deh" jawab Senja.

"Hahaha lo lupain aja yang tadi, gue gamau ambil pusing" ucap Langit.

"Thanks" kata Senja dan melirik ke Langit.

To be Continue...
***

Aku ngepublish satu cerita , judulnya Fathan dan Cathleen yang bercerita tentang gigihnya perjuangan seorang cewe noisy meluluhkan hati seorang ice boy . Dibaca yuk!!♡

[Jangan lupa vote and komen ya , biar aku rajin update 🤗]

Twilight For The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang