TFTS - 008

379 45 29
                                        

[Support cerita ini and enjoy reading✨]

Motor Angkasa berhenti didepan bangunan apartment Aurora.

"Lo tinggal disini?" heran Angkasa.

"Yap"

"Sendirian?"

"Iyaa, kenapa si emgnya kok heran gitu?"

"Ya aneh aja"

"Gue tau arah pembicaraan ini, mau masuk apa engga? Nanti gue ceritain semuanya"

"Boleh"

(Di apartment Aurora)

"Kalo gue ceritain, lo jangan pernah kasihani gue ya. Jujur gue ga butuh belas kasihan orang lain" kata Aurora menegaskan.

"Iyaa gue dengerin baik baik cerita lo, insyaallah gue bisa dipercaya."

"Gue broken home, sejak masih kecil gue tinggal di apartment ini sendirian. Di umur 10 tahun anak seusia gue lainnya bermain , happy sama orang tua mereka tapi gue engga" cerita Aurora tanpa sadar meneteskan air mata.

Angkasa yang melihat itu dengan reflek memeluk Aurora dari samping.

"Cukup, gue dah paham arah cerita lo. Lo jangan pernah anggep diri lo di dunia ini sendirian okei?ada gue yang akan selalu ada buat lo disini"

"Thanks"

"Lo mau es krim ga? Tadi gue liat taman sekitar apartment lo dan banyak penjual dan kayaknya ada yang jualan es krim" kata Angkasa.

"Boleh, gabut juga di apartment ga ada makanan sama sekali"

"Gimana sekarang?"

"Yuk tapi pake mobil gue aja ya sekalian pulangnya beli belanja bulanan"

"Lo punya mobil kok lo ke sekolah naik bus?"

"Itu mobil pemberian oma gue, itu pun gue dipaksa nerima dan jarang banget gue pake"

"Oalah yauda yuk keburu gelap"

(Di taman)

"Duduk mana ya"

"Duduk deket sana aja"

Angkasa memilih duduk yang berhadapan dengan kolam ikan yang berada di tengah taman.

"Lo disini dulu ya, gue mau beli es krim"

"Oke"

"Eh lo mau rasa apa, kan gue gatau"

"Chocolate dong mau"

"Oke tunggu bentar tuan putri"

"Hah"

"Wkwkwk canda ra"

"Kirain"

"Kalo beneran gapapa si"

"Hah maksudnya"

"Gapapa gapapa dah gue mau beli es krimnya dulu"

"Oke"

"Anjir ini jantung gue kenapa si ga bisa diajak kompromi" batin Aurora

Taman itu sangat ramai dikunjungi berbagai kalangan, dari orang remaja yang seusia aurora sedang berpacaran ada, kakek nenek ada

Dan yang menjadi fokus aurora adalah ketika melihat keluarga bahagia yang berisikan anak kecil yang berusia 5 tahun sedang digandeng oleh ke kedua orang tuanya di sisi kanan kirinya.

"Dulu gue pernah ada di posisi itu" batin aurora dan tanpa sengaja meneteskan air mata

"Kakak menangis?" tanya anak kecil yang tiba tiba duduk samping aurora.

Twilight For The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang