BAB 14

528 48 0
                                    

tok tok tok..

Suara pintu kamar seketika berbunyi. Dari jendela kaca menampakkan wajah sang dokter. Koutarou mengelap air matanya dan menyuruhnya masuk.

Dokter masuk kedalam bersama perawat. Dokter  mengecek semua gejala (Name).

"Semuanya sehat, tapi..maaf jika kehilangan matamu (Name)" ucap Dokter

"Tidak apa-apa"jawab (Name)

"Dokter, aku sudah melihat daftar pasien bahwa ada yang ingin mendonorkan mata untuk (Name)" sahut Perawat

Koutarou tersentak kaget dan melihat kewajah perawat. Ia tampak serius.

"Eh? Siapa?"tanya Dokter

"Pasien kamar nomor 41. Dia mendonorkan matanya yang masih bagus. Dia sudah meninggal. Permintaan nya kepada keluarganya adalah mendonorkan organ tubuhnya untuk orang yang membutuhkan. Sudah saya cek, matanya bagus. Bisa kita ambil dan menaruh kepada pasien (Name)?" ucap perawat menjelaskan

Mood Koutarou naik lima persen, senyumnya terukir indah. Ini adalah sebuah kesempatan untuk menyelamatkan (Name).

"Err, saya cek kepada keluarga nya. Jika bisa, kami meminta izin kepada keluarga (Name). Bisa?" tanya Dokter kepada Koutarou

"Um..bisa" jawabnya sambil mengangguk

"Baiklah, kami permisi"

Dokter meninggalkan kamar itu dan menuju ke kamar 41 yang di ucapkan oleh perawat tadi. Koutarou sangat senang, ini adalah kesempatan emas untuk (Name).

"(Name)? Kau senang tidak?" Tanya Koutarou

"Iya"

"Kau bisa melihat lagi"

"Iya"

"Kenapa (Name)? Ada yang salah?" tanya Koutarou

(Name) hanya menjawab singkat. Wajahnya seperti lesu, pucat.Apa efek belum makan?

"(Name)?"

"Bukannya aku tidak senang Koutarou, hanya saja.."

"..."

"Hanya saja aku merindukan mataku yang dulu, yang ku bawa kemana-mana. Mungkin aku perlu waktu untuk itu" ucap (Name)

Koutarou mendekat kearah (Name), ia duduk di samping (Name). Memeluk (Name).

"Kau belajar ikhlas kan? Pasti bisa"

"Hanya saja..hiks..mata ku itu yang pertama kali melihat hasil novel ku dulu"

"Hanya matamu hilang kan? Ingatan mu masih ingat kok (Name). Tak ada yang perlu disedihkan"

"U-um..."

Koutarou melihat wajah (Name), ia tampak pucat ditambah wajah sedih. Air matanya membasahi pipinya. Kali ini ia benar-benar merasa kehilangan walau hanya mata.

"Mata itu... banyak kenangan..hiks..Koutarou" tangis (Name)

"Kau pasti akan bisa melupakannya"

Tangan Koutarou menyenderkan kepala (Name) ke dadanya. Tangis (Name) pecah. Ia menggigit bibirnya, hatinya serasa diremas-remas.

Mata kesayangan nya. (Name) agak sulit melupakan barang yang sudah lama bersamanya. Misal,baju sekolah. (Name) kadang ia sulit untuk melepaskan baju itu untuk sumbang ke orang lain.

Pokok nya (Name) penjaga barang yang baik. Buku selalu rapi, tak pernah robek, buku tak pernah di campakkan, baju selalu di gantung belakang pintu. Rapi pokoknya.

Koutarou melihat itu mengelus-elus pinggang (Name). Ia berusaha menenangkan pikiran (Name).

"(Name).."

"Hiks..aku...aku"

"(Name), nanti kau bisa melihat lagi. Percayalah"

"U-um.."

Koutarou mengambil tisu dan mengelap air mata (Name) dan juga ingusan (Name).

"Koutarou..jorok ah" ucap (Name) sambil memegang tangan Koutarou

"Asal ingus istriku tak apa. Orang lain ya..itu di permasalahkan"

Koutarou membuang tisu itu dan menyenderkan kepalanya di dada (Name). Entah kenapa, sejak (Name) masuk kerumah sakit, Koutarou lebih manja dari biasanya. Bahkan ia tak brisik seperti biasanya.

Tiba-tiba pikiran Koutarou sedikit kotor. Ia mencoba melakukan hal ini. Mumpung (Name) sedang tak bisa melihat kan?

Koutarou sedikit tersenyum, ia akan melakukan itu nanti. Setelah ia puaskan diri dengan (Name).

🌸🌸🌸

" Kenma, kamar berapa?" tanya Kuroo

"Kau kira aku perawat disini?"

"Ya manatau"

"Tanya sama perawat, cepat"

"Kok nyuruh sih"

"Cepatan pinter"

"Iya iya"

Saat ini Kuroo dan Kenma sedang mencari kamar rawat (Name). Kenma sering menjumpai (Name) saat latih tanding di Fukurodani. (Name) kadang pernah bertemu dengan Kenma di jalanan. Kenma entah kenapa menganggap (Name) seperti adik sendiri.

Osamu dan Kenma menganggap (Name) seperti adik sendiri karena mereka menyayangi nya. Bahkan, saat perlombaan voli di Tokyo, Osamu sempat bertemu dengan (Name). (Name) menonton pertandingan karena ada Kenma. Kenma menyuruhnya datang, wajah Kenma lebih senang jika melihat wajah (Name).

Dan Shoyo.

(Name) pernah liburan ke Hyogo tempat Inarizaki berada. Saat itu, tim Inarizaki sedang pemanasan. Dan (Name) sedang mencari kalung liontin emasnya yang terjatuh di semak-semak.

Melihat (Name) saat itu, Osamu membantu (Name) mencarinya. Lalu, Osamu mengantarkan (Name) jalan-jalan sekitar sekolah Inarizaki. Penginapan (Name) tak jauh dari sekolah Inarizaki. Jadi, ia bisa jalan-jalan sendirian.

Saat pertama kali berbicara dengan (Name), Osamu menganggap nya seperti adik. Ia seru di ajak berbicara, dan tentunya suka makan Onigiri buatan Osamu.

(Name) disayangi semua orang:>.

🌸🌸🌸

Bokuto-san tak menjawab pesanku...batin Akaashi

Saat ini Akaashi baru membuka handphone nya, dan ia membuka grup alumni. Terdapat berita tentang (Name) dan Bokuto. Akaashi panik dan menelpon Bokuto, tapi tetap tak bisa karena handphone nya dirumah.

Apa aku pergi saja ya? Pergi saja, kasihan (Name)... gumam Akaashi

Ia melihat jam dinding, sudah menunjukkan pukul setengah satu. Sudah siang hari, Akaashi memutuskan membeli sedikit makanan untuk mereka dan menjenguk kakak kelasnya juga sahabatnya.

🌸🌸🌸

Bersambung!

Yaps, ga lama lagi (Name) akan sehat kembali! Juga adegan yang klean tunggu-tunggu (◍•ᴗ•◍).

Jaga kesehatan yak, pakai masker. Ingat, ada Kuroona diluar hehew.

𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐖𝐈𝐅𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang